Sudah lebih dari enam bulan Rose dan teman temannya duduk di bangku kelas dua belas. Setelah ini mereka pasti akan disibukkan dengan ujian praktek ataupun ujian kelulusan. Dan setelah itu hanya tinggal menunggu kelulusan. Belum lagi mereka harus memikirkan untuk melanjutkan pendidikannya kemana. Memusingkan.
Kini Rose dan teman temannya tengah duduk dengan malas di kantin. Beberapa menit yang lalu pengumuman bahwa hari senin akan mulai diadakan ujian praktek membuat mereka cukup kesal. Pasalnya belum ada sebulan yang lalu mereka menyelesaikan ujian akhir semester.
“Huah, lama lama gue keluar juga dari sekolah.” Kesal Eunha.
“Ya kan bentar lagi emang mau keluar.” Celetuk Lisa membuat Eunha berdecak kesal.
“Mau pada kuliah dimana?” tanya Mina.
Jihyo mengusap dagunya berfikir, “Belom tau. Tapi di sini aja, gak usah jauh jauh. Kalo lo gimana?” tanyanya menatap Rose.
“Gue belom ngomong sama Papa. Belom tau juga.”
“Mau pada ngambil jurusan apa emang?” tanya Chaeyeon.
“Gue mau nagmbil dance deh kayaknya. Gimana menurut kalian?” tanya Lisa.
Yuju mengangguk, “Gapapa sih. Dance lo bagus. Tapi mau kerja apa lo ngambil dance?”
Lisa melirik Rose, “Gue kan ada dia. Kekuatan orang dalem. Nanti gue minta di rekrut jadi pelatih dance di Peaceminusone entertainment.”
“Dasar.” Cibir Jihyo, “Gue apa ya?”
“Gue tebak, lo mau jadi ibu rumah tangga.”
Jihyo menatap Yuju kesal, “Sembarangan lo. Ya kalo itu pasti, tapi gue juga mau kali jadi wanita karir.”
“Gue sih udah pasti mau ngambil fashion design ...... Eh Rose, nanti suruh artis lo buat jadi model ya. Pilihin yang paling cantik, nanti harganya bisa di omongin.” Ujar Chaeyeon menepuk pelan bahu Rose.
“Yeu, ini juga sama aja.” Ujar Yuju.
“Rosie,”
Rose mengangkat sebelah alisnya menatap pria disampingnya. “Siapa ya?”
“Lo beneran Rosie? Anaknya tante Sandara?”
“Yeah, but my name is Rose not Rosie.”
Pria itu terseyum, “Ini gue, Chan.”
“Chan? Bangchan?” tanya Rose ragu.
Pria itu tersenyum lebar, “You remember me!” Ujarnya senang lalu menarik sebuah kursi dan duduk disana padahal Rose dan teman temannya ini duduk di bangku panjang dan bisa saja dia bergabung.
“Bangchan? Seriuously?” kaget Lisa.
Sedangkan kelima teman Rose hanya bisa menyaksikan obrolan Rose dengan pria asing tersebut tanpa berniat menyela.
“Gue baru tau lo sekolah disini.” Ungkap Rose jujur.
Bangchan terkekeh, “Gue pindah pas awal kelas dua belas. Udah delapan tahun, maybe?”
Rose mengangguk, “Lo tiba tiba pindah pas kelas tiga SD.”
“Dan lo pergi tanpa pamit atau ngomong apa apa sampe gue pikir lo mati.” Sahut Lisa.
“Kurang ajar lo!! Gue ke Aussie bukannya mati.” Ujar Bangchan kesal.
Lisa hanya mengedikkan bahunya acuh, “So, kenapa lo pindah?”
“Sementara doang ini, abis lulus gue balik Aussie. Ini juga terpaksa pindah kesini.”
“Ekhm,”
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] MY CLARITY | Jaerosé ft.97 Liners
FanfictionJaerose ft. 97 liners Siapa yang menyangka dibalik sikap dinginnya, Rose adalah gadis rapuh yang menyimpan trauma dalam dirinya. Hidup dalam ketakutan dan bersikap tertutup pada orang lain bukanlah hal yang Rose impikan. Namun kejadian dari masa lal...