32. Ancaman

2.1K 249 1
                                    

Jiyong berjalan mondar mandir di ruangannya. Tangannya masih mencoba menghubungi Tiffany yang sejak kemarin tak mengangkat panggilannya hinggga membuatnya frustasi sendiri.

Tok tok tok

“Masuk.”

Seorang wanita yang tak lain adalah sekertarisnya itu masuk dengan sebuah kotak ditangannya, “Tuan ada kiriman untuk anda.”

Jiyong menerima kotak tersebut lalu memerintahkan wanita itu untuk keluar. Dia duduk di kursi kebesarannya lalu membuka kotak tersebut.

Terdapat sebuah foto yang menunjukkan putri semata wayangnya dalam keadaan terikat di sebuah ruangan yang minim cahaya dan tengah tak sadarkan diri. Selain itu juga terselip sebuah surat didalamnya.

To : Kwon Jiyong
Gimana? Ini balasan karna lo berani sama gue.
Anak kesayangan lo itu, apa yang harus gue lakuin sama dia?
Bunuh? Oh gue gak sebaik itu sampe biarin dia mati gitu aja.
Oh, barang sitaan yang diambil dari markas gue.
Balikin barang itu atau anak lo ini kembali dengan satu persatu bagian.
From :Tf

Jiyong mengacak rambutnya frustasi lalu segera mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

“Sisir area deket mobil ditemuin. Dan lo, tolong kesini.”

M Y C L A R I T Y

Rose berdiri menatap bagian atas ruangan tempatnya disekap, tepatnya di sebuah lubang ventilasi besar. Dan ia berencana untuk kabur dari tempat ini dengan melewati lubang itu.

Masalahnya, tak ada satupun benda di ruangan ini yang bisa digunakan untuk memanjat.

“Kenapa tinggi banget sih?” keluhnya. Matanya menelisik sekeliling ruangan untuk melihat apa yang bisa ia gunakan. Tapi hanya ada nampan, 2 bungkus roti, sebotol mineral, serta tali?

Gotcha!”

Tangannya meraih tali yang sebelumnya terikat di tangan dan kakinya dan kini tergeletak di belakang pintu. Ia kembali menatap ventilasi tersebut lalu tersenyum senang. Ada sebuah paku tertancap disana.

Dengan bersemangat ia membentuk tali tersebut seperti simpul dengan asal lalu melemparnya layaknya profesional. Dan ya, simpul tali itu tersangkut antara paku dan kayu yang menjadi bingkai ventilasi tersebut.

Dengan hati hati Rose mulai menaiki tali tersebut hingga berhasil menyentuhnya dan sedikit melirik bagian lluar gedung tersebut.

Cklek

Set
Brukk

Rose meringis kala seorang pria menariknya kasar hingga terjatuh. Jangan lupakan sikunya yang kini berdarah karna tergores lantai.

Plakkk

“Lo bisa gak sih diem?! Gue udah bilang banyak penjaga disini dan lo gak bisa kemana mana?! Tungguin aja bokap lo dateng sambil makan! Kenapa sok mau kabur segala hah?!” marah Bangchan. Matanya bahkan memerah karna murka.

Rose memegang pipinya lalu menatap Bangchan tajam, “Sebenernya mau lo apa sih?! Dan siapa lo?! Ada masalah apa lo sama gue?!” teriak Rose balik.

Bangchan yang tadinya berjongkok itu kini berdiri, “Nanti lo juga tau. Sekarang lo diem.” Ujarnya lalu berjalan keluar.

“Pasang teralis besi buat ventilasi itu, dan jangan sampai dia coba coba kabur lagi.” Perintahnya pada seorang pria yang Rose yakini adalah salah satu anak buahnya.

Rose mengumpat kesal pada kegagalannya kali ini. Tapi satu hal yang masih ia tak mengerti adalah, kenapa Bangchan menculiknya? Apa alasannya?

M Y C L A R I T Y

[✔] MY CLARITY | Jaerosé ft.97 LinersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang