"yeol, kata pak ustadz disuruh ke masjid," ujar sehun sama jongin nyusulin chanyeol kerumah nya, kebetulan chanyeol lagi ngajarin winwin tugas untuk sekolah besok.
"mau ngapain?," tanya chanyeol bingung, perasaan selametan pak sanusi kan masih nanti, lagian ini juga baru selesai magrib.
"gimana ya jelasinnya, boleh nggak jangan ajak winwin, biar dia sama joni aja, jangan suruh keluar rumah," chanyeol mengangguk, melirik sedikit pada anaknya yang memandang bingung dirinya dan kedua temannya.
"win, win kerjain dulu aja yaa mana yang bisa, nanti yang nggak bisa biar ayah ajarin," winwin mengangguk setuju.
"ayah lagi ada acara ya?," tanya winwin, chanyeol mengambil jaketnya sembari mengangguk.
"jon, jangan keluar rumah ya, abang sama pak ustadz bentar," ujar chanyeol ngelihatin joni yang rebahan sambil baca majalah itu cuma mengacungkan jempolnya.
"emang ada apa sih?," tanya chanyeol penasaran saat sudah berada di luar rumah bersama kedua temannya.
"anu, kayanya usaha kita lagi diguna - guna, ada yang pake jampa jampe," jawab sehun agak bergidik, dia nggak nyangka aja, di jaman yang seperti ini masih ada orang yang pake cara begituan buat nutup usaha orang lain.
"terus kok bisa ada pak ustadz juga?" tanya chanyeol.
"jadi tadi kyungsoo sakit, sampai batuk batuk gitu, pas ke rumah sakit, kata jihyun dia nggak kenapa - kenapa, akhirnya ke pak ustadz, katanya sih ada yang nggak suka sama dia," jelas Jongin.
"nah, akhirnya kita juga di panggil, soalnya baekhyun nyeritain nggak hanya kyungsoo aja yang di jampe jampe kayanya," tambah jongin membuat chanyeol bergidik ngeri.
"besok pak ustadz bakal ngunjungin satu persatu rumah kita, sama mau lihat gerobak kita juga, bissmilah ya yeol, semoga nggak ada apa - apa," ujar sehun menambahi. ketiga pria itu langsung memasuki masjid, tak lupa mengambil wudhu terlebih dahulu.
setelah wudhu, dan mereka berkumpul, pak ustadz sedikit mengambil nafasnya, tangan kirinya tetap berada pada lutut kyungsoo, kyungsoo cuma bisa menggigil. "ini ada yang sirik sama kalian, saya nggak tau ya kenapa, pekara rumput yang di ceritakan lay itu, jangan coba di cabut, besok saya saja,"
"setelah ini sholat dulu, minta perlindungan pada-Nya, gerobak kalian silahkan di cuci dulu, besok nggak usah jualan,"
****
parno? iya.
kesel? iya.
penasaran? juga iya.
itu yang dirasakan sama chanyeol dan pedagang squad lainnya. malam ini kembali jadi malam yang panjang bagi mereka. setelah tahlilan di pak sanusi, pedagang squad kembali berkumpul di masjid membicarakan hal itu bersama pak ustadz. baekhyun itu yang paling penakut, jadi dia peluk peluk chanyeol, bikin chanyeol risih. "baek!,""yeol, gue takut," cicit baekhyun, chanyeol sih biasa aja, lagian kalau kita takut sama begituan, mereka malah merasa punya energi buat gangguin kita kan?.
"pak ustadz, nggak bisa sekarang aja cabut rumputnya?," tanya lay, membuat pak ustadz mempertimbangkan apa yang dikatakan oleh lay.
"bisanya besok mas lay, kalau malam ini saya takut ada hal yang nggak diinginkan, yang paling kuat itu di rumah pak kyungsoo, ya percaya nggak percaya sih,"
"saya juga denger dari kampung sebelah, masa cimol kyungsoo tutup gitu?, padahal kan buka setiap hari," ujar suho, pas kemarin dia nganter irene ke bidan desa juga banyak dengar slentingan gitu tentang pedagang squad yang tutup, padahal teman temannya buka, bahkan suho juga buka kok, cuma pas itu gerobaknya di titipin ke Baekhyun.
"rasa cimol yang di jual sama orang yang--uhuk uhuk-- ambil di gue juga katanya beda kok, padahal sama aja,"
"astagfirullah," pedagang squad nggak tau siapa yang sirik sama pedagang squad sampai kaya gini. tapi bagi mereka, ini bukan tentang siapa yang bikin kaya gini, tapi gimana agar nggak kaya gini lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENJUAL SEMPOL - WENYEOL X WINWIN [END]✓
Hayran KurguHidup Chanyeol harus berubah karena sang istri meninggalkannya dengan anak semata wayang. akankah Chanyeol bisa melewati itu semua sendirian?