02

1.5K 135 3
                                    

"Aku pulang..." Jungkook masuk ke rumah dengan riang. Kesunyian menjadi hal satu-satunya yang menyambut kedatangannya. Tidak ada yang spesial, semuanya hanya diam. Benda mati yang terduduk di dalam rumahnya tak pernah menyapa kepulangannya.

Jungkook meletakkan tas pinggang dan sebungkus nasi ke atas meja kayu. Tubuhnya ia dudukkan dan lemaskan sejenak sembari menunggu keringat mengering. Melepas sepatunya yang sudah kusut dan robek, menyisakan kaos kaki kecil yang selalu ia kenakan.

Setelah penat dirasa menghilang, Jungkook berjalan kearah dapur untuk memasak air. Di rumah sederhananya ini, tidak ada pengontrol air hangat untuk mandi. Jadi dia harus menyiapkan air hangat lebih dulu secara manual.

Singkat waktu, Jungkook sudah selesai membersihkan diri. Ia duduk dikursi kayu yang sebagian ukirannya telah keropos. Membawa segelas air putih lalu ia mulai membuka nasi bungkusnya.

Blam

Satu suap telah masuk ke mulut Jungkook. Cacing di perutnya kian tenang. Rasa lemas seketika menghilang, karena tenaga baru telah datang kembali.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar dari luar sana. Dilanjut decitan pintu yang menandakan ada seseorang yang masuk ke rumah.

"Jungkook-ah, bibi membawakanmu makan malam." Suara lembut bibi Kim semakin mendekat. Tapakan kakinya mulai datang padanya. Jungkook tersenyum dengan mulut yang penuh oleh nasi saat siluet sang bibi terlihat.

"Bibi sendiri saja?" Tanyanya sembari mengunyah nasi di mulutnya.

"Ne, paman belum pulang dari lembur, Yugyeom dan Taeji juga masih belajar untuk ulangan akhir." Ucap bibi Kim seraya memposisikan duduk di sebelah Jungkook. Jinjingannya ia letakkan diatas meja, lalu ia melihat nasi yang tengah dimakan keponakannya.

"Jungkook-ie, bukankah bibi sudah pernah mengatakannya padamu. Makan malammu biar bibi yang bawakan. Ini, bibi sudah memasakkannya khusus untukmu."

Jungkook melirik tas jinjing yang bibinya buka. Dikeluarkannya dua tingkat kotak makanan dari dalam sana. Bibi Kim mulai membuka penutupnya.

Jungkook merasa selalu merepotkan bibi. Malam-malam seperti ini dia harus datang kerumahnya hanya untuk menyiapkan makan malam. Jungkook tak pernah meminta, bahkan ia cenderung menolak. Namun bibi Kim adalah sosok wanita yang tak suka mendapat penolakan. Meski Jungkook sudah sering membeli nasi bungkus sepulang bekerja, tetapi bibi tidak mau tahu. Jungkook harus tetap memakan nasi yang ia bawakan.

"Bibi, aku tidak ingin merepotkanmu terus menerus. Bibi ingat, aku sudah dewasa. Aku bisa membeli nasi sendiri sepulang bekerja. Bibi tidak perlu memasakkanku makan malam lagi, aku tidak ingin bibi kenapa-napa karena selalu pergi malam-malam." Jungkook selalu mengingatkan perihal kekhawatirannya pada sang bibi. Tetapi bibi Kim tak pernah mendengarkan. Ia pun merasa khawatir karena setiap Jungkook membeli nasi, isinya hanya lauk yang sangat sederhana. Tidak mencerminkan makanan empat sehat lima sempurna.

Ia juga mengamati perubahan tubuh anak itu. Semakin hari tubuhnya semakin kurus. Bibi Kim tahu, Jungkook sering melewatkan makan malam saat dulu ia mencoba mempercayai ucapan Jungkook. Saat itu bibi Kim percaya jika keponakannya akan membeli makan malam sendiri, nyatanya tidak. Jungkook sama sekali tak menyayangi tubuhnya, setelah kejadian empat tahun yang lalu.

"Aish... Kau bekerja untuk biaya sekolahmu kan? Gunakan gajimu untuk itu, kau hanya perlu menerima makanan dari bibi dan menghabiskannya. Begitu saja."

Jungkook menunduk pelan. Memang benar ia bekerja untuk biaya sekolah dan biaya kuliah nanti. Namun bukan berarti ia tak mementingkan tubuhnya. Sekarang ia sudah mulai mencintai dirinya sendiri. Ia selalu pulang tepat waktu dan memakan makanan di setiap jam makan. Hal itu selain karena perintah bibinya, ia tak ingin bibinya selalu merasa khawatir dan datang ke rumahnya malam-malam seperti ini.

My Eyes is Yours 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang