Pukul dua malam hari, Seokjin baru saja terbangun dari tidurnya. Teringat sang adik yang sejak pagi tadi sedang melakukan pemotretan. Kakinya beranjak turun dari ranjang, berjalan menuju kamar V.
"V-ah... Kau sudah pulang?" Seokjin mengetuk pelan pintu kayu dihadapannya.
Tidak ada sahutan, ia coba memutar kenop pintu. Tidak terkunci, itu artinya V belum pulang ke rumah. Saat ia membukanya lebar, ranjang itu masih kosong.
"Rupanya dia belum pulang." Gumamnya sendiri lantas meninggalkan kamar V.
Beberapa langkah berlalu, samar-samar ia mendengar suara seseorang dibawah sana. Matanya memincing untuk memfokuskan telinganya. Suara itu seperti suara orang menangis.
Dengan penuh penasaran, Seokjin turun ke lantai bawah. Beberapa lampu menyala membuat Seokjin bertanya. Siapa yang masih terjaga di malam yang larut ini?
Derap langkahnya membawanya ke dapur. Suara itu berasal dari sana. Ia menatap pintu kamar Jungkook yang terbuka. Dan suara itu datang dari arah kamar itu. Seokjin pun mendekat.
Tak disangka, saat ia mengintip dari samping kamar, sudah ada V dan Jungkook saling duduk berhadapan. Ia terkesiap sejenak kala melihat ceceran darah dan obat di lantai. Jungkook terlihat menangis dan V yang mematung dengan raut frustrasi.
"Hyuuung... Hiks... Taehyung hyung..."
Panggilan itu sontak membuat Seokjin kaget bukan kepayang. Jungkook memanggil adiknya dengan sebutan Taehyung? Dan V terlihat membuka kedua tangannya untuk memeluk Jungkook.
Seokjin geram, amarahnya naik, dan nafasnya memburu. Tidak bisa ia sangka ternyata Jungkook telah mengetahui semua itu. Jungkook telah tahu bahwa V adalah kakak kandungnya. Air mata Jungkook tidak bisa berbohong bahwa anak bergigi kelinci itu begitu yakin kalau V adalah Taehyung.
Sedangkan V terlihat tak menolak sama sekali. Sangat berbeda dari V yang ia kenal. Yang selalu emosi dan marah jika harus berhadapan dengan pekerja rendahan seperti Jungkook berkat suntikan yang Hankyung berikan padanya. Apakah V telah ingat semua masa lalunya?
Seokjin meremat kedua tangannya kuat hingga buku-bukunya memutih. Wajahnya memerah dengan mata memincing tajam. Seokjin tidak ingin semua itu terjadi. Ia tak mau V pergi lagi dari hidupnya. Sudah sangat sempurna hidupnya setelah kedatangan V. Meski V bukanlah adik kandung yang sesungguhnya, namun Seokjin sangat menyayangi V. Ia menjadi pengganti adiknya yang telah meninggal.
Jika sudah begini, hanya ada satu cara yang bisa ia lakukan. Melenyapkan siapa saja yang berniat mengambil V darinya.
***
Dua puluh jari lentik itu nampak menari beracakan diatas keyboard laptop. Menscroll sesekali mengetik nama seseorang di kotak pencarian sebuah media sosial. Matanya meneliti setiap akun yang tersaji, mencari nama akun milik musuh lamanya.
Beberapa kali ia membuka akun-akun disana. Semuanya belum ada yang sesuai seperti yang tengah ia cari. Ia menghela nafas panjang, mungkin musuhnya itu telah lama mengganti nama akun sehingga sulit ditemukan.
Ia hampir menyerah, hendak menutup laptopnya tapi salah satu nama terselip di otaknya.
YoonGie Shie SwaGg
Begitu nama itu ia ketik, muncul satu akun dengan nama yang sama. Bibirnya melengkung indah lantas segera mengklik akun itu.
"Dapat juga kau, Yoon."
V mencari informasi dari akun lama milik Yoongi. Ia membuka bagian pendidikan. Tertulis disana Yoongi bersekolah di Universitas Seoul fakultas hukum sejak satu tahun yang lalu. Dengan senyuman kemenangan, V menutup laptopnya lantas mengambil mantel tebal dan berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes is Yours 2
FanfictionDua bola mata ini semula menjadi impian terbesarku, demi menatap hyung tersayangku. Namun saat impian ini tercapai, hyungku tega meninggalkanku. Dia pergi jauh untuk selamanya tanpa memberiku izin untuk menatap wajahnya walau hanya sekali. Dari sin...