Sarapan pagi berlangsung , ini sudah hari ketiga Jungkook makan di rumah orang lain selain rumah bibi dan tuannya. Apartemen Yoongi terbilang cukup besar untuk ukuran anak kuliahan. Maklum saja, dulu di sekolahnya di Busan Yoongi adalah siswa terkaya.
Mereka makan dengan diselingi canda dan tawa. Jungkook sangat menikmatinya. Namun satu hal yang terasa aneh di hati, mengapa ia rindu tuan V?
Beberapa panggilan V masuk dalam tiga hari ini. Namja itu menyuruhnya untuk segera kembali ke rumah. Jungkook tentu senang hati mengetahui jika tuannya sangat menginginkan ia kembali, ia rindu V. Tapi apakah V juga merasakan hal yang sama? Nyatanya ia hanya menginginkan Jungkook untuk bekerja sebab tak ada lagi yang merawat halaman rumahnya.
"Hyung, apakah aku boleh kembali ke rumah tuan V?" Tanyanya hati-hati. Ia tidak mau melukai hati Yoongi yang sudah menampungnya disini.
Yoongi menghela nafas panjang lantas tersenyum kecil. Sudah ia duga Jungkook akan merindukan sosok Taehyung yang ia yakini ada di diri tuannya.
Mengangguk setuju, Jungkook tersenyum bahagia.
"Gomawo, Yoongi hyung." Jungkook menghambur tubuh Yoongi, memeluknya erat. Yoongi menepuk punggungnya berkali-kali.
"Tapi jangan lupa selalu berkunjung ke sini. Hyung sendirian, ingin memiliki teman, Kook."
Jungkook mengangguk semangat. "Tentu, hyung. Aku akan sering kesini."
"Eits... Itu artinya kau tidak jadi pulang ke Busan, Kook?" Tanya Yoongi. Jungkook mengangguk kecil.
"Aniya... A-aku sudah merasa lebih baik setelah bertemu denganmu."
"Syukurlah... Palli habiskan makannya, hyung antar ke rumah V."
***
Mobil sport putih milih Yoongi berhenti tepat di depan sebuah rumah megah. Jungkook keluar dengan menenteng tas besar yang ia bawa malam itu. Berpamitan pada Yoongi yang sekalian akan berangkat ke kampus.
"Hubungi hyung sesering mungkin, Kook-ah." Teriak Yoongi dari dalam mobil.
"Ne, hyung. Gomawo atas tumpangannya."
Yoongi mengibaskan tangan, menyuruh Jungkook lekas masuk gerbang. Jungkook tersenyum dan melambaikan tangan setelah mobil sport putih itu meninggalkannya.
Menghela nafas dahulu sebelum memutuskan membuka gerbang, Jungkook dikejutkan oleh seseorang yang berlari kearahnya.
"Jungkook-ah kemana saja kau Hah? Tiga hari ini aku pusing mencarimu kesana kemari tapi tak ketemu. Ku pikir kau pulang ke kampung halamanmu. Kalau itu benar, aku tidak memiliki teman lagi disini." Hoseok panik setengah mati. Ia cemas sejak malam dimana Jungkook tak ada di kamar hingga hari ini. Bagaimana pun, Jungkook adalah temannya. Teman seperjuangannya di rumah besar tuan Kim.
"Mianhae. Aku menginap di apartemen teman hyungku. Mian tidak mengabarimu, hyung."
"Syukurlah kalau begitu, setidaknya kau tidak terlantar. Oh ya kenapa kau menginap di rumah teman hyungmu? Lalu kenapa kau membawa semua pakaianmu? Seperti orang hendak kabur saja." Tanya Hoseok bingung.
"Ceritanya panjang, hyung. Mau ku ceritakan nanti malam saja?"
Dan Hoseok mengangguk antusias.
~~~
Mobil putih sport milik Yoongi melaju membelah jalan. Terlihat santai menyetir dengan kacamata hitam bertengger di kedua matanya, Yoongi tak ambil pusing dengan pemandangan kaca spion yang sejak tadi memperlihatkan sebuah mobil hitam melaju mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes is Yours 2
FanfictionDua bola mata ini semula menjadi impian terbesarku, demi menatap hyung tersayangku. Namun saat impian ini tercapai, hyungku tega meninggalkanku. Dia pergi jauh untuk selamanya tanpa memberiku izin untuk menatap wajahnya walau hanya sekali. Dari sin...