18

727 101 15
                                    

"Jungkook-ah!!!! Jungkook-ah!!!! Kim Jungkook!!!" Teriakan V menggema mulai dari pintu masuk hingga berjalan menuju dapur. Wajahnya memerah dengan deru nafas yang tak beraturan.

Dari arah kamar asisten rumah tangga, Jungkook keluar dan berlari tergopoh-gopoh. Segera menghadap V yang kini mengacak pinggang.

"Y-ye, t-tuan..."

V menatap kedatangan Jungkook dengan tatapan sinis. Tubuh namja dihadapannya itu sudah bergetar menahan ketakutan. Jungkook terus berdoa agar kemarahan sang tuan tidak berlarut-larut.

"Kau tahu kesalahanmu dimana?!" Pertanyaan penuh tekanan itu membuat tubuh Jungkook semakin bergetar. Ia tak kuasa hanya untuk membuka mulut. Hanya kegagapan yang ia dapat.

"JAWAB!" Sontak bentakan itu membuat Jungkook berjingkit. Suara V sangat keras, tegas, dan menakutkan. Manik Jungkook lekas memproduksi air mata.

"S-saya tidak izin t-terlebih dulu dengan tuan." Jawabnya tergagap.

"Bukan hanya itu saja, Kim! Kau keluar dan bertemu dengan seseorang diluar sana, di waktu malam dan kau tidak mengatakannya padaku! Kau tidak menganggap aku sebagai majikanmu lagi, Hah?! Apa kau sudah bosan bekerja disini?!"

Pertanyaan yang menyudutkan dirinya, Jungkook tidak bosan dengan pekerjaannya disini. Ia hanya tidak enak hati untuk meminta izin saat tuannya sedang beristirahat dikamar.

"M-maafkan saya, tuan... S-saya benar-benar tidak bermaksud tidak menganggap tuan. S-saya tidak mau mengganggu istirahat tuan di kamar hanya untuk meminta izin memperbaiki ponsel."

"D-dan S-soal seseorang itu, d-dia teman hyungku. K-kami bertemu setelah sekian lama." Dengan getaran disetiap suaranya, Jungkook berusaha menjelaskan. Ia tidak ingin ada kesalahpahaman diantara dirinya dan tuannya.

"Yak! Meskipun dia teman hyungmu, tidak menutup kemungkinan dia memiliki niat jahat padamu! Dari wajahnya saja sudah menyebalkan, apalagi ucapannya! Aku tidak suka dengannya, jadi kau ku larang untuk menemuinya lagi!"

Jungkook sontak terkejut, wajahnya yang menunduk mendadak terangkat. Ia tak percaya urusan pribadinya harus diatur oleh tuannya. Sebelumnya, ia sangat bebas. Paman, bibi, dan hyungnya tidak pernah melarang apapun padanya tanpa persetujuan darinya.

Lagi pula itu Yoongi hyung, teman SMA Taehyung hyung. Jungkook tidak merasa asing dengannya.

"T-tapi, maaf tuan. Y-yoongi hyung adalah orang yang baik. Dia teman Taehyung hyung. Saya sangat bersyukur bisa bertemu dengannya disini. Jadi saya mohon bolehkan kami bertemu kembali. Hanya Yoongi hyung yang aku kenal di Seoul." Jungkook mengungkapkan keberatan hatinya dengan lembut. Menatap V dengan tatapan memohon agar lelaki itu mengerti.

"Andwe!!! Kau harus mematuhi perintahku, Kim! Akulah tuanmu! Kau harus melakukan apapun yang aku perintahkan!" Bentaknya lagi. Manik Jungkook sudah memerah.

"T-tuan, s-saya tidak mengapa jika harus mematuhi semua perintah tuan yang berhubungan dengan pekerjaan. Tapi jika urusan kehidupan saya, saya mohon tuan, saya tidak sanggup. Yoongi hyung bukanlah orang asing, dia sudah berubah, dia baik pada saya. Setelah kepergian hyung, saya ingin sekali mencari teman hyung yang selalu dekat dengannya. Berharap dapat mendengarkan cerita darinya, apapun tentang Taehyung hyung. Namun sampai sekarang, saya belum bisa menemukan teman-teman hyung. Hingga pada akhirnya saya bersyukur dapat bertemu dengan Yoongi hyung disini. Saya sangat senang, tuan.. Saya ingin bertemu dengannya lagi, saya ingin berbagi kerinduan bertemu Taehyung hyung...."

V terdiam, tidak berucap apapun saat mata sendu Jungkook menatapnya dalam. Manik memerahnya menyiratkan akan kesedihan yang mendalam.

Tak mendapat respon, Jungkook lantas membungkukkan badan dan izin kembali ke kamar.

My Eyes is Yours 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang