Dua minggu telah berlalu, Jungkook sudah pulih sempurna. Ia kembali bekerja seperti sedia kala walau masih harus banyak beristirahat. V menyarankan Jungkook agar tidak terlalu memforsir tubuh. Sebab kondisi Jungkook bisa saja drop sewaktu-waktu.
Akhir pekan ini, V tidak memiliki jadwal apapun. Ia hanya luntang-lantung di kamarnya tanpa tujuan yang jelas. Hanya memainkan ponsel atau game di pc, lalu setelah bosan ia akan tidur.
Siang hari yang begitu terik. Ia sempatkan keluar kamar untuk menemui seseorang. Terlihat Jungkook tengah beristirahat di bangku panjang halaman belakang. Diteduhi oleh pohon apel merah yang berbuah lebat.
"Jungkook, kau sedang apa?" Tanya V menghampiri. Ia ikut duduk disamping Jungkook seraya memetik buah apel dua buah.
"Tuan V. Aku sedang beristirahat sejenak, tuan. Rasanya kakiku pegal semua." Jungkook memijat betisnya yang terasa pegal. V lantas menyerahkan buah apel ditangan.
"Ini makanlah. Apel bagus untuk tulang dan sendi." Ucapnya seraya memberikan buah apel. Jungkook menerimanya dengan senang hati.
"Terimakasih, tuan."
Mereka memakan buah apel bersama seraya menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus mengenai kulit mereka. Meski terik sinar matahari begitu menyilaukan, namun dibawah pohon apel ini mereka merasakan kesejukan.
Jungkook akui ia nyaman berada di samping V. Ia merasakan sensasi yang sama ketika dulu ia berada didekat sang kakak. Kenyamanan itu masih dapat ia rasakan.
"Nanti sore mau tidak menemaniku makan diluar?" Tiba-tiba V menawarkan hal itu, membuat lamunan Jungkook tentang sang kakak buyar.
"Makan apa, tuan? Saya tidak pernah makan diluar." Jawab Jungkook dengan polosnya. V terkekeh gemas lantas melanjutkan.
"Makan apa saja. Kau suka makan apa? Nanti aku tlaktir."
Jungkook berpikir sejenak. Bibirnya melengkung indah.
"Gimbap!" Jawabnya penuh semangat. Wajahnya mendadak lucu layaknya anak kecil.
V tertawa terpingkal-pingkal mendengarnya. Membuat Jungkook malu, ia segera membungkam mulutnya sendiri.
"M-maaf, tuan. S-saya..."
"Ahahaa.. Tidak apa-apa." V tertawa hingga matanya menyipit. Jungkook menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Baiklah. Nanti sore kita makan gimbap yang banyak. Beristirahatlah Jungkook. Bye..." V pergi meninggalkan Jungkook dengan meninggalkan usapan di surai Jungkook. Membuat wajah Jungkook memerah sebabmendapat afeksi dari tuannya.
~~~
Sore hari yang dinanti akhirnya datang juga. Jungkook tengah bersiap mengenakan kemeja dibalut mantel tebal untuk memenuhi tawaran tuan V. Ia hanya mengenakan baju yang sederhana, karena memang ia tak memiliki stok baju mewah atau bermerk.
Sedangkan V sudah bersiap turun ke lantai bawah. Mereka berdua tepat bersamaan bertemu di ruang tamu.
"Sudah siap, Jung?" Tanya V menatap Jungkook dari atas ke bawah. Jungkook mengangguk semangat.
V menggandeng tangan Jungkook menuju halaman rumah. Jungkook tentu saja terkejut, tak dapat ia bayangkan dirinya bisa merasakan halusnya tangan V. Kehangatan yang pernah ia rasakan dulu, tangan kakaknya yang terasa sehangat tangan V.
Mereka memasuki mobil sport milik V. Duduk saling bersebelahan, V yang mengemudi dengan sangat santai. Sesekali ia mengajak bicara Jungkook yang terlihat sedikit kaku. Namun lambat laun, Jungkook pun dapat membaur dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes is Yours 2
FanfictionDua bola mata ini semula menjadi impian terbesarku, demi menatap hyung tersayangku. Namun saat impian ini tercapai, hyungku tega meninggalkanku. Dia pergi jauh untuk selamanya tanpa memberiku izin untuk menatap wajahnya walau hanya sekali. Dari sin...