Sinar mentari dengan malunya masuk melalui sela jendela. V yang masih terlelap mendadak memincingkan mata lantaran silau cahaya menembus retinanya.
Ia meraih jam deker diatas nakas, sudah pukul tujuh pagi. Perlahan ia mendudukkan diri dan bersandar pada headboard ranjang.
Kepalanya masih berdenyut sejak tadi malam, namun sudah lebih baik. Tidak seperti semalam, rasanya hendak pecah.
Tuk tuk
"Saeng.... Sudah bangun?"
Suara seseorang terdengar dari luar kamar. Ia tahu siapa yang tengah memanggilnya.
"Masuk, hyung."
Pintu terbuka, nampaklah sang kakak yang sudah siap dengan balutan kemeja biru langit.
"Apa kepalamu masih sakit, saeng?" Tanya Seokjin seraya duduk disamping tubuh V. Dengan wajah bantalnya, V mengangguk.
"Hmm... Sedikit, hyung."
"Kalau begitu, kita kontrol ne. Hyung sudah membuat janji dengan dokter Hankyung." Ujar Seokjin. V hanya mengangguk patuh.
Empat tahun yang lalu, V sempat mengalami kecelakaan. Trauma itu membuat kepalanya terluka parah hingga harus menjalani operasi. Pasca operasi, dia harus rutin mengontrol kondisinya ke dokter yang menangani, dokter Hankyung.
Dua tahun berlalu, V sudah merasa lebih baik sehingga pengontrolan kondisi tubuh V dihentikan. Namun tetap harus kembali lagi jika dirasa sakit kepalanya kambuh.
Kini, V hanya menurut apa yang dikatakan hyungnya. Apapun perkataan Seokjin, ia yakini semuanya demi kebaikan dirinya.
Seokjin dan V sudah rapi hendak menuju rumah sakit. Saat berjalan menuju garasi, mereka bertemu dengan Jungkook yang tengah menyiram tanaman. V segera menghampirinya, membuat Seokjin geram.
"Jungkook-ah, nanti malam temani aku lagi ya..." Seokjin mendengar tawaran adiknya barusan, membuat hatinya kian panas, juga rasa khawatir menghampiri berbarengan.
Dapat ia saksikan adiknya tengah merangkul Jungkook yang tengah menyirami tanaman. Bercanda gurau seperti sepasang kakak beradik. Terlihat sangat akrab sekali. Ia tak mau hal yang ia takut-takutkan terwujud. Ia harus melakukan sesuatu.
"Saeng, kita harus ke rumah sakit segera. Dokter Hankyung akan ada pertemuan setelah ini."
V harus rela meninggalkan Jungkook disana. Ia melambaikan tangan pada Jungkook lalu pergi bersama Seokjin menaiki mobil. V sempatkan membuka kaca mobil saat melewati Jungkook. Ia pun tersenyum lebar hingga bibirnya membentuk persegi masih dengan lambaian tangannya.
~~~
"Sakit kepala yang V alami berkaitan dengan traumanya. Kita harus melakukan serangkaian pengobatan seperti dulu lagi." Hankyung duduk di kursi disusul V dan Seokjin. Ia telah selesai memeriksa kondisi V, dan hasilnya V harus siap menjalani pengobatan lagi.
"Tapi sebelumnya aku tidak pernah kambuh lagi, dokter. Terakhir kali kepalaku sakit sekitar dua tahun yang lalu. Setelah itu aku merasa sehat. Apa perlu melakukan pengobatan lagi?" V kira rasa sakitnya bukan disebabkan karena kecelakaan empat tahun yang lalu. Itu terlalu lama untuk datang kembali.
"Ne, V-ssi. Ada beberapa obat yang tidak bekerja sebagaimana mestinya. Tapi kau sudah merasa sembuh padahal sebenarnya belum sembuh total. Maka dari itu, kau kembali mengalami rasa sakitnya."
V nampak terdiam. Sebenarnya ia tidak mau melakukan pengobatan seperti dulu lagi. Memakan waktu, juga rasanya menyakitkan. Kepalanya harus siap diradiasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes is Yours 2
FanfictionDua bola mata ini semula menjadi impian terbesarku, demi menatap hyung tersayangku. Namun saat impian ini tercapai, hyungku tega meninggalkanku. Dia pergi jauh untuk selamanya tanpa memberiku izin untuk menatap wajahnya walau hanya sekali. Dari sin...