V masuk ke salah satu ruang rawat inap di rumah sakit dengan tergesa. Pandangannya langsung tertuju pada sebujur tubuh yang tertidur diatas brankar. Ia mengusap wajahnya frustrasi saat menyadari bahwa Jungkook terluka begitu parah. Dengan perban dimana-mana juga lebam diwajah yang kentara.
"Hah... Kenapa kejadian ini bisa menimpamu dua kali Jung?" Tanyanya sendiri. Jungkook tak menjawab sebab ia masih belum bangun.
V memilih duduk di bangku samping brankar, menatap wajah penuh lebam biru dihadapannya. Teringat kejadian beberapa bulan lalu dimana Jungkook menyelamatkan nyawanya. Ia pun harus menyelamatkan nyawa Jungkook.
Kabar yang ia dapat dari polisi mengejutkan dirinya. Saat itu V sedang melakukan sesi pemotretan di salah satu gedung. Tanpa izin yang benar, V berlari keluar ruangan lantas melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Hanya satu tempat tujuannya, rumah sakit yang diberitahu polisi tengah menangani pekerja rumahnya, Kim Jungkook.
Suara decitan pintu terdengar, seorang dokter didampingi seorang suster masuk ke kamar Jungkook.
"Ah ada keluarganya rupanya. Sebentar ne, dokter akan memeriksanya dulu." Dokter itu tersenyum ramah pada V. V membalasnya dengan senyuman pula. Lantas dokter muda itu memeriksa detak jantung Jungkook, nafas juga alat vital lainnya.
"Semuanya stabil. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Ucap sang dokter.
"Syukurlah. Lalu kenapa dia belum bangun, dok?" Tanya V cemas. Dokter itu tersenyum kembali.
"Tunggu sebentar lagi, obat biusnya masih bekerja. Panggil saya jika Jungkook belum bangun hingga jam lima." Dokter itu membungkuk sebelum berlalu dari sana. V kembali duduk disamping Jungkook. Menatap manik Jungkook yang tertutup rapat.
Hatinya sakit memandangi wajah polos bocah itu yang kini hanya mampu terpejam. Biasanya ia akan melihat Jungkook begitu rajin merawat taman rumahnya. Sekarang membuka mata saja ia tak mampu.
V merasa tubuhnya sangat lelah. Ia pun menyenderkan kepala di brangkar Jungkook lantas memejamkan mata.
***
Seokjin uring-uringan setelah mendengar kabar bahwa motor Harley yang ditunggangi Jungkook remuk tak bersisa. Kemarahannya terdengar sampai telinga V yang baru saja pulang dari rumah sakit.
"Ada apa, sih hyung? Tenang sedikit lah." Tanya V heran. Pulang dari rumah sakit justru ia disuguhi pemandangan wajah hyung nya yang emosi.
Seokjin mengatur nafas, dadanya terlihat naik dan turun dengan cepat.
"Motor peninggalan ayah yang sangat aku jaga dengan baik, sekarang hancur tak bersisa. Bagaimana aku bisa tenang?" Ucapnya uring-uringan. V mengerutkan dahi bingung. Ia tak mengerti akan situasi ini.
"Motor yang mana? Memangnya hancur karena apa?" Tanyanya.
"Motor Harley kita. Si tukang kebun itu yang membawanya dan menabrakkannya dengan truk bermuatan beton. Apa dia sudah gila?!" Seokjin heboh sekali. V jadi tahu sekarang, Jungkook kecelakaan karena mengendarai motor besar itu.
"Hyung, jangan bicara seperti itu! Dia juga punya nama! Dan kenapa juga dia harus membawa motor tua itu? Apa kau yang menyuruhnya?" Tanya V berbalik, membuat Seokjin membelalak tak percaya.
"Kau membelanya? Kau membelanya dan menganggap aku ini salah? Aku hanya menyuruhnya membelikan charger, dia saja yang tidak becus membawa motor! Ck kalau sudah begini, berapa kerugian yang aku alami? Belum lagi itu motor peninggalan ayah satu-satunya, aku tidak bisa menerima ini!"
Jika sudah berurusan dengan ayahnya, V tak mau ikut campur. Ia memilih pergi dari sana, masuk ke kamarnya untuk beristirahat.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes is Yours 2
FanfictionDua bola mata ini semula menjadi impian terbesarku, demi menatap hyung tersayangku. Namun saat impian ini tercapai, hyungku tega meninggalkanku. Dia pergi jauh untuk selamanya tanpa memberiku izin untuk menatap wajahnya walau hanya sekali. Dari sin...