Tidur di rumah tante Ati

254 188 186
                                    

Masalah emang ngga ada habisnya
Namanya juga hidup
Bisa nggak ya hidup isinya hanya bahagia saja?
Bahagia nggak bisa di sebut bahagia kalau ngga ada kesedihan.
Capek?
Kalau capek istirahat. Kalau mau ngeluh juga silahkan. Namanya juga manusia ya wajar capek, dan ngeluh. Tapi jangan lupa buat bersyukur ya. Karna apapun keadaan yang harus di hadapi itu adalah skenario terbaik dari Tuhan.

Happy reading


Tampak seorang gadis kecil sedang duduk di tangga rumah panggung yang sudah rapuh, entah apa yang ada di dalam pikirannya sekarang. Anak sekecil itu tak pernah sempat menikmati waktu, kurang lebih ia hanya menjalani hari-harinya dengan rasa kesepian.

Hari ini ia hanya sendirian di rumah panggung itu, Ibunya sedang berada di kampung neneknya untuk mencari nafkah. Sedangkan ayahnya ada job menyanyi dari jam 4 sore hingga jam 9 malam. Kerjaan ayahnya sebagai penyanyi diacara-acara tertentu. Seperti pesta pernikahan, pesta ulang tahun, dan lain-lain. Alma selalu merasakan kesunyian di dalam hidupnya. Tapi hari ini Alma sepertinya tak bersemangat menjalani hari-harinya sejak pagi sampai sore.

Alma kurang mempunyai teman sebaya karena ada sedikit rumah di sana. Ia tinggal di dekat hutan yang jarang orang kenal tempat itu, tapi suasananya lumayan bagus karena tidak ramai dengan suara-suara klakson kendaraan dan lumayan banyak pepohonan liar yang bisa berbuah.

Di depan rumahnya hanya ada dua rumah, satu rumah panggung dan satunya rumah batu yang cukup sempit juga, di samping kiri rumahnya ada lahan kosong yang ditumbuhi tanaman-tanaman liar. Sedangkan di sebelah kanan rumahnya ada rumah yang cukup luas dan mempunyai warung-warung kecil. Selebihnya jarak rumah yang cukup jauh dengan rumah Alma.

"Alma!" panggil seseorang dari arah rumah panggung di sebelah rumah Alma.

Dia adalah seorang wanita lajang, umurnya sudah 60-an tahun tanpa merasakan kisah suami istri. Alma hanya memanggil tante Ati padanya. Ia tinggal bersama ibunya yang juga sudah sangat tua, umur ibunya sekitaran 80-an tahun. Tante Ati ini mempunyai gangguan mental, kadang ia bisa berubah-ubah mood dan seringkali cemas berlebihan. Tapi aslinya ia sangat baik pada seseorang, namun jika penyakitnya muncul ia akan kehilangan kendali dan selalu berteriak marah.

Mendengar namanya terpanggil spontan Alma mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Ia tak menjawab, wajahnya hanya tampak lesu tak bersemangat.

"Kamu kenapa?" tanya tante Ati sembari tersenyum. Alma hanya menggeleng.

"Sini yuk! Kita main!" ajak tante Ati sambil melambaikan tangannya.

Alma tak menjawab dan memilih untuk ke rumah tante Ati. Ia sudah bosan di rumahnya tak beraktivitas  sama sekali.

"Loyo amat, udah makan belum?" tanya tante Ati saat Alma sudah naik melangkahkan kakinya ke atas tangga rumahnya. Alma menggeleng masih melanjutkan langkah kakinya.

"Haraaa! Haraaa!" teriak tante Ati pada keponakannya yang tepat di sebelah rumahnya.

"Iyaaa tante!" teriak balik Hara. Umur Hara hanya beda satu tahun dengan Alma. Cuman dia teman satu-satunya di sana.

"Sini! Main sama Alma, sekalian makan bareng. Kamu belum makan kan?" tanya tante Ati dengan nada masih tinggi.

Hara segera berlari menuju rumah tante Ati. Tante Ati pun masuk ke dalam rumahnya untuk mengambil makanan yang sudah ia masak.

ALMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang