Terkurung

44 35 58
                                    


°°°Jangan engkau merasa senang dengan banyaknya teman, selama mereka bukan orang-orang yang membawa pengaruh baik. Sebab kedudukan teman seperti Api, sedikitnya adalah kenikmatan sedangkan banyaknya adalah kebinasaan.°°°

~ Ali bin Abi Thalibb ~

Happy Reading
.
.
.

Seseorang, jika baik pergaulannya, maka baik pulalah ia diatas penjagaan dirinya. Namun bila pergaulannya tak pernah penting baginya, maka berhati-hatilah bilamana kerusakan hati terjadi padanya.

Jika duduk bersama dengan teman shalih, yang dibahas tentang perkara akhirat. Jika duduk dengan yang cinta dunia, yang akan dibahas fashion, harta, percintaan, drakor, sinetron, ghibah, ghibah dan ghibah.

Aku yakin sebenarnya Dhea adalah anak yang baik, cuman mungkin dia terlalu di manja oleh omanya hingga bisa seperti ini.

Bukan karna itu juga, mungkin saja karna dia salah pergaulan. Aku yakin jika Dhea bergaul dengan orang yang baik maka pasti baik pulalah Akhlaknya.

Aku begitu sangat kasihan dengan papanya, setiap kerumahnya pasti ustaz Amar selalu memuji Dhea karna ingin patuh padanya dan rajin menuntut ilmu.

Kata ustaz Amar jika Dhea ingin mengerjakan tugas kelompok di rumahku pasti ustaz Amar akan mengizinkannya. Herannya kapan Dhea pernah kerja tugas bareng denganku? Huftt.. Dhea sangat tega membohongi papanya.

Disisi lain seorang anak ingin memiliki Ayah yang begitu peduli dengan anaknya, sedangkan Dhea sama sekali tidak bersyukur semua itu. Hidupnya sudah selalu berkecukupan, tak pernah merasa kekurangan, mempunyai orang tua yang begitu sayang dengannya. Oma yang begitu memanjakan cucunya.

Aku sangat kasihan dengan ustaz Amar yang selalu menasehatiku, mensupportku, menyemangatiku, dan mengajarkanku bagaimana cara perjuangan hidup dengan keadaan seperti yang ku alami ini. Mungkin ini saatnya untuk aku balas kebaikan ustaz Amar padaku, aku ingin Dhea bisa menjadi anak yang baik dengan apa yang papanya dambakan.

Bukannya aku merasa seseorang yang sudah sempurna, namun nggak ada salahnya jika mengajarkan sedikit ilmu kita pada saudara sendiri kan?

Aku yang tengah memperhatikan Dhea dan teman-temannya bersama plastik-plastik cemilannya. Aku hanya terdiam melihat mereka sedang bernyanyi dengan riuh seraya memukul-mukul meja, sudah banyak yang menegurnya namun tak satupun yang bisa menghentikannya. Terkecuali dengan Devan, mungkin Dhea akan mendengarkan orang yang ia sukai itu.

"Oi, bisa diam nggak?" tegur Devan dahi yang tampak mengerut. Mendengar teguran dari Devan spontan Dhea mengarahkan pandangannya pada Devan dengan terpampang senyuman di wajahnya.

"Oke gue diam, asal lo mau bareng gue ke kantin nanti." jawab Dhea mengancam Devan.

"Hmm jangan mimpi lo mau jalan sama gue!" pekik Devan. Sedangkan teman-teman aku di dalam jelas menertawakan Dhea dengan kata-kata yang membuat Dhea kesal.

"Oh my god ! Baru kali ini gue denger Devan ngomong sekasar ini sama gue, What ! Ini nggak boleh terjadi," batin Dhea tampak sangat kesal.

"Hm rasanya gue menjadi iron man," ejek Ahmad pada Dhea tersenyum kecut seraya menaikkan sebelah alisnya. Dhea yang tengah memandangi Ahmad terkesiap keluar dari kelas.

"Eh tunggu Dhea." ujar Kiky berlari mengikuti Dhea, disusul oleh Wirda di belakang.

"Huuu" teriak teman-teman aku yang berada di dalam kelas.

"Malu banget pasti dia," kata Rara

"Iyalah, sok kecantikan banget sih," pekik Mima.

"Udah-udah, nggak baik gosipin orang! " tegurku. Rara dan Mima hanya memandangiku sejenak kemudian kembali duduk kebangku masing-masing.

ALMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang