Bila seseorang membencimu dia akan mencari-cari kesalahanmu, sehingga setiap kebaikanmu pun dia anggap salah.
~Ahmad~
Happy reading
■
■
■Sampai di depan gudang, ternyata kami melupakan kuncinya. Iyan segera bergegas mencari security yang memegang kunci gudang itu.
Setelah mendapatkan kuncinya pak Security atau biasa di panggil Pak sekriti oleh teman-teman gue, ia langsung saja membuka pintunya dengan perlahan.
"Lama banget pak, kaki udah pegel nih dari tadi nungguin bapak." pekik gue.
"Iya maaf," ucap pak security seraya merunduk.
"Sopan banget sama dia pak, orang kek gini nggak usah di segani pak." gerutu Iyan terkekeh.
"Bacot!" ketus gue seraya bersedekap.
Setelah membuka pintunya, gue nggak banyak tanya lagi dan memasuki gudang itu dari pada mendengarkan teman gue ngebacot sedari tadi.
Gue memasuki ruangan itu dengan tampak heran, bisa-bisanya nggak ada yang menyempatkan waktunya untuk membersihkan ruangan ini. Ruangan yang penuh debu, barang-barang berantakan, Laba-laba yang bebas membuat sarang kemana-mana, dan yang membuat gue terkejud. Sepertinya ada dua insan yang berada dalam gudang itu, gue langsung menghampiri mereka ternyata dia adalah Alma dan juga Ahmad.
Alma P.O.V. >
Aku mendengar suara gesekan kunci di bagian pintu ruangan ini, aku tampak ketakutan bercampur dengan rasa senang. Siapa dia? Apa dia yang sengaja mengurungku disini? Aku lalu berdo'a agar tidak ada hal-hal yang membuatku celaka.
Pintu yang sudah satu hari full terkunci itu akhirnya terbuka lebar, aku melihat ada beberapa orang yang memasuki ruangan itu. Ahmad yang sangat khawatir melihatku kini menggenggam tanganku, berusaha menenangkanku untuk tidak menampakkan rasa takut.
Kemudian aku memperhatikan raut wajah yang baru saja memasuki ruangan ini, ternyata dia adalah Devan, Iyan, Reno, Dodit, dan juga pak Security. Aku merasa legah, ternyata bukan orang yang aku hayal-hayalkan saat ini.
"Alma?" tanya mereka serentak tampak terkejud.
"Kalian ngapain disini?" tanya Devan menghampiriku.
"Kami terkurung Van, sejak games akan dimulai." jawabku.
"Tapi kenapa bisa begini?" tanya Devan lagi.
"Ceritanya panjang, aku lapar tambah lemas, nggak usah nanya-nanya dulu, entar aja ceritanya!" ucap Ahmad sudah merasa cemas.
"Iya bener juga kata Ahmad, kita cerita sama kak Gilang aja entar." pekik Reno.
"Oke, ya udah gue gendong Alma, kalian gendong Ahmad!" ucap Devan dengan pedenya.
"Hmm modus nih anak," batin Ahmad seraya menaikkan sudut bibirnya.
"Lu bisa sendiri?" tanya Iyan pada Devan.
"Bi...sa-bisa," lirih Devan dengan bernada.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMA
Teen FictionTidak ada anak yang ingin orang tuanya menjadi seorang pejudi dan ibu yang kerjanya cuman menghabiskan uang saja. Namun seorang gadis kecil yang sejak lahir mengalami kehidupannya ini. Hidupnya yang tak pernah merasakan bahagia bersama orang tua. Ai...