3.《 Mimpi 》

70 28 18
                                    

Kali ini gue gak akan ngebiarin perempuan itu lolos lagi, mending secepatnya gue samperin ,keburu kabur lagi tuh cewek.

Aku membisik kan suatu rencana ke telinga Reno, setelah itu Reno mengangguk paham atas perkataanku. Sengaja ku matikan deru keras motor ku ,agar tuh cewek gak tau kalo gue akan menghampirinya.

Sampai didepan halte aku dengan cepat turun dari motor ku, dan segera duduk disampingnya takut gadis ini kabur lagi.

Gadis itu menatapku dengan raut wajah seperti orang ketakutan, padahalkan gue bukan penculik, yakali gue nyulik cewek, ih.. kurang kerjaan banget, yang ada gue diculik tante-tante.. ahh mikirin apasih.

"Udah lu gak perlu takut..gue bukan orang jahat kok, gue nyamperin lu cuma pengen kenalan aja" ucapku sambil menyodorkan tangan , aku sedikit berbohong sih, padahal tujuan utama ku bukan itu. Tapi tak apalah aku juga belum tau siapa namanya.

Perempuan ini hanya menunduk ,ia samasekali tak berkeinginan untuk kabur lagi dari ku, karena rambut panjang nya yang sebahu itu menutupi wajahnya , aku jadi sulit mengetahui ekspresi yang ia berikan.

Ditengah keheningan, Reno yang masih duduk di atas motornya pun tiba-tiba bersuara,
tapi bukan dari mulutnya ,melainkan dari tepuk- kan tangan nya. Apasih yang dia lakukan..

"Plak plak plak... dihh..gak nyangka ternyata disini banyak nyamuk juga ya" ia terus menepuk kan tangan nya sambil sesekali mendongak dan menunduk ,seakan-akan memang ada banyak nyamuk di sini. Padahal aku tau maksudnya.

Aku kembali menatap perempuan disamping ku ini. "Em kenapa kok diem?..kan gue mau kenalan , boleh gak? Kalo lu pasti udah tau nama gue kan, jadi tinggal sebutin aja nama mu" aku berusaha mengajak bicara perempuan ini semoga saja dia mau merespon ku .

Beberapa detik kemudian gadis ini mendongak menatapku , yah jelas lah meskipun aku duduk sejajar dengan nya tapi tetap saja aku lebih tinggi darinya .Entah kenapa raut wajah ketakutannya lantas sirna dan berganti menjadi ekspresi sedih, padahal sebelum aku kesini pun wajahnya biasa-biasa saja.

"Kenapa kamu sedih , aku gak bakal nyakitin kamu kok" perkataan ku membuatnya beranjak dari tempat duduk ,aku pun dengan sigap menahan lengannya pasti dia mau lari lagi.

Ia kembali menunduk kan wajah nya. Kenapa sih suka banget nglakuin hal itu ,bagian dari hoby nya kali ya. Meski gadis ini berdiri dengan wajah yang tertutupi rambut ,ia menoleh ke arah ku yang masih menahan lengannya.

"Kalau kakak ingin tau siapa aku sebenarnya, kakak harus mau bekerjasama dengan ku"

Aku terkejut setelah mendapat jawaban random darinya, apa maksud nya ? Bekerjasama dalam hal apa sih?

Tanpa kusadari ternyata aku telah melepaskan genggamanku dari lengan gadis ini.

Ia pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun ,aku yang masih mematung hanya bisa menyaksikan kepergiannya.

"Kok lu biarin tuh cewek pergi sih fin ,kejar dong dia kan belum jelasin maksud kata-katanya" gerutu Reno, mungkin Reno juga penasaran .

"Gak ..gak papa biarin dia pulang ,tapi untuk besok gue akan terus menemui nya sampai tujuan utamaku selesai.

Reno hanya menggeleng pelan.
"Kita pulang sekarang!" Ucapku ,aku beranjak dari tempat duduk lalu menaiki motor CBR ku ,dan segera pulang. Reno pun juga demikian.
..........
..........
..........

Setelah sampai dirumah...

Aku memarkirkan motor ku ke garasi rumah.
Lalu masuk, tak lupa mengucapkan salam.
"Assalamu'alikum Ma...Pa...Alfin pulang" tak ada jawaban dari dalam ,mungkin Mama sama Papa belum pulang dari kantor. Untung aja aku punya kunci duplikat nya ,dan akan slalu ku bawa kemanapun. Saat aku membuka gagang pintu ternyata pintu tak terkunci ,tiba-tiba aku dikagetkan oleh sesuatu. Tak lain adalah adik ku sendiri, dia memang suka jahil ,tapi tak apalah namanya juga anak kecil.

The Headmaster's GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang