Di waktu yang bersamaan...
*Adev POV
Aku mulai menginjak kan kaki ku di lantai tiga, selepas itu aku berjalan untuk mencari ruang perpustakaan yang akan ku bersih kan sekarang. Suasana sedikit canggung, tak ada perbincangan dari kami, karena aku tak nyaman maka aku harus memulai topik pembicaraan.
"Em.. Kin?"
"Iya" balasnya masih terus fokus berjalan.
"Lu tau dimana ruangan nya?" Tanya ku ragu.
"Oh sebentar lagi kita sampai, itu dia ruangannya!" tunjuk nya girang sambil mendahuluiku.
"Oh oke" jawabku seraya mengikuti Kinan dari belakang.
aku memang belum tahu dan kurang beradaptasi dengan lingkungan sekolah ini, aku pun harus menghafal letak setiap ruangan dan juga denah nya secepat mungkin.
Lantai tiga ini menurutku sangat berbeda dengan tempat-tempat lain nya. Banyak ruangan dengan pintu yang terbuka, kalau ku baca dari nama yang tertera di pintu nya sih ada ruang pramuka, LAB IPA, dan banyak lagi tentu nya.
Suasana nya sepi, banyak sarang laba-laba, dan bau debu. Ih kalo ini rumahku pasti akan ku bersihkan sampai kinclong, lah ini sekolahan penghuni nya pada malas-malas, ah dasar!, masa' SMA elite seperti ini gak ada OBE? Bahkan setiap hirup napasku aku mencium bau pengap yang menyakiti hidung. Apakah tidak ada seorang pun yang mau membersihkan nya? Tapi apa alasan nya?. Aku terus menggerutu di dalam hati. Semoga saja tidak ada hal buruk yang terjadi selama kami berada disini.
Dalam diam ku, Kinan pun berhenti dan memandangi salah satu pintu tertutup di samping nya.
Apa mungkin itu perpustakaan yang dimaksud?"Disini Kin?" Tanya ku sambil ikut memandangi pintu aneh didepan ku ini, terbuat dari triplek? Sudah rapuh pula. Kenapa gak dibenahi? Dan dari sekian banyak nya pintu, hanya ruangan ini yang tertutup.
"Ah bukan, masih disana!" Tukasnya dengan ekspresi wajah yang berbeda dari sebelumnya.
Sambil berjalan. Aku terus menilik sekitar, mataku terhenti saat melihat sapu ijuk dan kemucing yang ada di cantolan dekat jendela. Karena tujuan ku kemari ingin bersih-bersih maka ku ambil saja alat itu, belum tentu juga di perpustakaan tersedia sapu. Aku mendekat ke arah jendela bertujuan mengambil nya.
Aku terkejut karena sapu dihadapanku ini tiba-tiba telah berada di genggamanku, padahal belum saja aku menyentuh nya. Seperti ada yang memberikan padaku, tapi disini tak ada siapapun selain aku dan Kinan. Masa' sapu nya jalan sendiri. Hiiihh..
Aku bergidik sesaat, kemudian menjauh dari dekat jendela ini sambil meraih kemucing.
"Deev!! Aku sudah menemukan ruangannya!" Pekik Kinan di ujung.
"Oh iya Kin gue kesana!" Seru ku, karna aku agak ketinggalan jauh dari nya.
Aku menghampiri Kinan yang masih berdiri tegak di depan pintu perpustakaan, kenapa dia tak langsung masuk? Padahal kan sudah terbuka?
Karena aku orang nya tidak suka berlama-lama jadi tunggu apa lagi. Dengan cepat aku masuk ke dalam.
"Yuk! Kita cepet bersihin, nah itu ada sapu lagi.. kamu nyapu lantai nya ya, biar aku yang ngilangin debu pake kemucing" ujarku sambil menunjuk sapu di ujung sana.
"Oh baiklah, nanti giliran yah!" Kinan berlalu mengambil sapu, karena sapu yang ku bawa ini akan ku pakai setelah nya.
Sambil melihat-lihat sekitar pandangan ku terhenti pada sebuah foto perempuan yang tertempel di dinding. Wajahnya seperti orang marah, memakai kebaya hijau dengan rambut disanggul. Layaknya seorang pengantin, eh tapi bukan juga sih.. ekspresi nya kenapa seolah geram sekali ya. Kira-kira foto siapa itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Headmaster's Grudge
TerrorNamaku Alfin, saat ini aku berusia 17 tahun. Semenjak kelas XI, banyak sekali kejadian misteri disekolahku. Mulai dari korban yang mati secara tragis, mati tanpa jasad, dan menghilang. Dan titik terakhir korban selalu berada di UKS. Kinanti, ya...