4.《 Rencana Kinan 》

74 27 21
                                    

Aku tertegun beberapa saat lamanya.
Jadii.. gadis ini tau kalau aku tadi sempat mimpi yang ada hubunganya dengan dia? Benar-benar aneh. Jika iya, apa benar nama gadis ini Kinanti?

"Apa benar namamu Kinanti?" Tanyaku memastikan.

"Iya benar, sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu pada kakak,tapi tidak disini" jawab nya dengan ekspresi wajah yang sulit ku artikan.

"Jadi?" tanyaku ragu.

"Karena kakak sanggup bekerja sama denganku.. maka aku akan memberi tahu tujuan utamaku yang sebenarnya, dan kakak tidak bisa menolak nya lagi ,jikalau kakak berusaha tidak ikut campur urusan dunia gaib ,maka resiko besar harus kakak tanggung sendiri ,karena jawaban kakak di mimpi sudah menjadi suatu perjanjian dengan kami"

Aku hanya bisa menenggak ludah. Ternyata jika berbicara terlalu lama dengan wanita ini..membuat ku merinding ,dan sedikit takut.
Aku samasekali tak mengerti dengan jalan pikirannya. Tapi apa maksud nya? Dunia gaib?..
Oh kalau berhubungan dengan hantu aku turun tangan saja, seperti nya aku tak sanggup.

"Terus..dimana lu mau mengatakannya, sekalian disini kenapa sih?" Karena aku sudah tidak sabar ingin tau tujuan nya,meski setelah ini akan ku tolak permintaanya. Kinanti malah mengabaikan ku, dan mengambil sekantong plastik barang yang ia beli dari tangan penjual.

"Ini mbak uang nya ,habis duapuluh ribu kan?" Kinanti menyodor kan sejumlah uang ke penjual minuman ini, tanpa peduli dengan pertanyaan ku barusan.

"Terima kasih mbak" tuturnya ,kemudian ia menoleh ke arah ku.

"Besok disekolah" ucap nya sebelum ia berlalu dari hadapanku. Aku mengangguk setuju meski sedikit bodoamat dengan urusannya, karna aku bisa juga dibilang penakut, tapi Reno lebih penakut sih dari ku.

Aku harus segera kembali ke toko boneka ,dimana adik ku menunggu.

Setelah aku membayar ke mbak nya , aku langsung keluar dan kembali ke toko Wulan.
.
.
*Kinanti POV

Sampai dirumah aku bersandar di kursi, karna lelah sekali rasanya .Aku memejamkan mata sesaat dan masih saja teringat dengan Alfin.

"Sepertinya rencanaku akan berhasil dengan kerjasama ini, syukurlah ..aku tak kan susah payah menghabiskan energi ku, walaupun sebenarnya masih banyak makhluk gaib yang mau membantuku, karna aku dan mereka beda dunia jadi tidak bisa ,dan akan slalu membutuhkan manusia lain." Gumamku dalam hati.

Entah kenapa aku sangat rindu dengan sahabatku, mengapa ia secepat ini pergi..

"misi kita belum selesai ndin?? ,hiks hiks hiks!! Tangis ku pecah ditengah kesunyian ini.

Beberapa menit kemudian...

"Tuk..tuk..tuk.."

Suara ketuk kan jari di atas meja ,seperti berasal dari arah dapur ,siapa lagi ini?.. aku berfikir sejenak.. karena aku hanya tinggal sendiri dirumah sebesar ini ,jadi tak mungkin jika suara itu ulah manusia ,pasti bunyi ini berasal dari makhluk tak kasat mata. Tetapi aku bisa melihatnya, yah..bisa dikatakan Indigo. Biasanya mereka akan datang jika dipikirkan. "Emm.. siapa yahh?"

Aku tersentak setelah tahu bunyi suara ini ."dari tadi aku memikirkan sahabatku..apa sekarang dia ada disini" gumam ku dan berlari secepatnya menuju dapur untuk mengecek sumber suara.
.
.
Saat sampai didapur...

Aku melihat sosok perempuan dengan rambut panjang sebahu sama denganku, berbaju putih duduk di kursi memunggungi ku, ia menunduk hingga rambut menutupi bagian wajahnya. Ya, ini kebiasaan ku juga ,karna sahabat terkadang bisa juga dibilang kembar oleh orang-orang.

The Headmaster's GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang