Aku berlari menyusuri teras-teras kelas, tak disangka banyak sekali siswa siswi yang pingsan, namun dengan sigap seluruh anggota PMR bergotongan membawa nya ke UKS. Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka.
Saat sampai di kelas ku, aku mendengar suara teriakan beberapa perempuan, mendengar suara ini aku secepatnya masuk ke dalam.
"Ada apa ini? Mana ular nya?" Saat ini perasaan ku panik sekali.
"Fin!! Tolongin guee!!" Teriak suara paling pojok belakang. Suara ini milik Adev. Aku melihat Adev yang sedang terduduk dilantai. Karena tertutupi oleh kursi jadi aku tak tahu apa yang terjadi, jangan-jangan Adeev??.. dengan cepat aku berlari menghampiri Adev meski ada dua sampai tiga orang yang teriak memanggilku. Namun aku mendahulukan Adev, karna aku begitu khawatir.
"Lu kenapa Dev?.. dan ini kaki lu apa yang terjadi sampai membiru seperti ini?"
"Kaki gue dipatuk ular" rintihnya.
"Terus mana sekarang ular nya kenapa gak ada? Biar gua bunuh sekalian!.., kaki lu harus segera diobati untuk melepaskan bisa ular itu!"
Beberapa guru membawa murid yang terkena patuk keluar kelas, semoga segera di obati.
"Oi Fin!! Bawa Adev sekalian ke UKS! Jangan dibiarian kek gitu, malah lu liatin doang kasian kan!!" Seru Reno di luar pintu sambil menengok kedalam hanya bagian kepala nya saja.
"Udah biarin Adev disini! Gue yang akan ngobatin!" Bentak ku tak terima.
Karena aku gak akan membawa Adev ke UKS gimana pun keadaan nya, karna itu malah lebih berbahaya."Bus*dd lu Fin kaki gue nih kena patuk! Bukan luka biasa, yakali lu bisa ngobatin, sejak kapan lu jadi dokter!" Adev malah membentak ku dengan wajah kesal. Padahal ia tak tahu menahu yang sebenarnya. Dan aneh nya mengapa sekolah elite begini bisa dimasuki ular , darimana asalnya? Dan lagi disekitar sini juga gak ada hutan samasekali.
"Udah diem lu disini!" Aku beranjak dan segera keluar kelas.
beberapa detik kemudian aku kembali membawa sebuah kapas,dan obat-obatan lain nya. Karena aku dulu juga pernah menyalonkan diri menjadi petugas PMR meski tak di terima tapi setidaknya aku sedikit mengerti cara mengobati luka. Aku mengobati luka yang ada di kaki Adev, sedikit-sedikit ia meringis kesakitan."Aw.. pelan-pelan dong!"
"Berisik lu, lagian ini cuma luka doang samasekali gak ada racun di kaki mu! Jadi gampang udah beres" setelah itu aku memplester nya dengan perban.
"Emang yang gigit tuh ular apa sih Dev?"
Aku curiga dengan ular yang memasuki kelas ini."Ular nya aneh, bahkan seumur hidup gue belum pernah tau ular macam itu"
Aku mengernyit. "Maksud lu?"
"Iya Fin.. ular itu ciri-cirinya sih berwarna hitam dan ada merah-merah nya gitu, dibagian kepala nya tuh ada benda kecil yang mirip mahkota, dan yang paling bikin gue kaget, lidahnya berkeping tiga Fin, ukuran nya sih gak gede-gede amat, yah tapi menurutku menggelikan sekali, hih" jelas Adev sambil bergidik.
"Ular yang aneh" gumamku.
"Dan sekarang kemana pergi nya ular itu? Biar gue bunuh sekalian!" Aku geram sekali rasanya.
"Gue gak tau Fin, pas digigit tadi, aku sempat memborantak dan teriak, dan ketika gue noleh ke ular itu udah gak ada, dan ternyata yang jadi korban gak cuma gue, tapi banyak"
Tak berselang berapa lama semua teman-teman ku memasuki kelas. Apa sudah bel? Tapi kok aku gak denger?.
Wajah masing-masing dari mereka terlihat murung, seakan ada masalah yang menimpanya. Apa yang telah terjadi?..
Aku berjalan menuju meja ku, saat aku menduduki, pandangan ku teralih kepada salah satu temen perempuan sekelas ku. Yaitu Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Headmaster's Grudge
TerrorNamaku Alfin, saat ini aku berusia 17 tahun. Semenjak kelas XI, banyak sekali kejadian misteri disekolahku. Mulai dari korban yang mati secara tragis, mati tanpa jasad, dan menghilang. Dan titik terakhir korban selalu berada di UKS. Kinanti, ya...