12.《 Kinan ditemukan & Misi Gagal 》

23 14 30
                                    

"Kinaaan!!.. lu dimana kiin!!"

"Emang ceritanya gimana sih Fin? Kan Kinan dari awal udah sama elu, dan muka lu kenapa sampe babak belur kek gitu?" Tanya Adev.

"Cerita nya panjang, bahas nya nanti aja, kalo Kinan udah ketemu" ucap ku di iringi anggukan Adev.

"Jangan-jangan Kinan diculik hantu, hiihh" ucap Reno sambil bergidik.

"Lu jangan sembunyi Kiin.. kita itu nyariinn!!" Teriak Reno dengan wajah polosnya.

"Heh lu pikir Kinan lagi main petak umpet apa? Pake' sembunyi segala!" Sentak Adev.

"Apa lebih baik kita pencar aja, biar cepet ketemu?" Ujarku, membuat Adev dan Reno menoleh.

"Boleh juga sih Fin, sekolah ini kan luas banget, untuk mempermudah pencarian lah"

"Ya, gue setuju!"

"Oke kita pencar, mulai sekarang!" Tegasku.
.
.
*Reno POV

Aku berjalan sambil menilik kanan kiri untuk mencari Kinan. Kira-kira tuh cewek kemana sih.

Dari kejauhan terlihat perempuan yang duduk menunduk membelakangiku tepat nya di kursi tanpa sandaran di depan ruangan, tapii ruangan apa itu?, sebelumnya aku tak pernah melihat ada ruangan berpintu aneh dan terlihat dominan diseluruh ruangan lainnya? Pintu nya terbuat dari triplek, dan sepertinya sudah lama, dan akan rusak. Padahal bangunan disekolah ini mewah. Padangan ku beralih ke perempuan itu lagi.

Mungkinkah dia Kinan?. Aku mencoba mendekati nya. Perlahan semakin dekat.. dan dekat. Dia memakai seragam sekolah, bukankah tadi Kinan hanya memakai kaos lengan panjang, dan celana jeanz, berarti perempuan ini jelas bukan Kinan dong.

Atau jangan-jangan Kinan bawa ganti dari rumah, ah tapi untuk apa, samasekali gak masuk akal. Saat aku ingin memegang pundak nya, tiba-tiba aku mendengar suara isak tangis perempuan, dan bunyi itu berasal dari wanita berseragam di hadapanku ini. Aku mulai merinding, apa lebih baik aku segera mencari Kinan, daripada berdiri disini. Tapii apa tujuan perempuan ini disini malam-malam?.

Aku bermaksud melangkah pergi dari sini, dan mencari Kinanti. Namun tubuhku serasa mati, tak bisa digerak kan barang cm pun. Ada apa ini? Mengapa? Bahkan kepala ku pun menegang. Oh tolong aku, aku tidak bisa berkata, aku ingin teriak.. tapi mulutku seolah bungkam. Ya Allah! Lindungi aku!.

Perempuan di hadapan ku ini yang sedari tadi hanya menangis tersedu-sedu hingga bahu nya naik turun, tiba-tiba terhenti . Dan awalnya kepala nya menunduk, bersamaan dengan berhenti nya ia menangis , perempuan ini pun mendongak. Masih dalam posisi memunggungiku. Suasana hening seketika.

"LINDUNGI TEMAN-TEMAN MU!

LINDUNGII!!

DIA PEMBUNUH!! PEMBUNUH!!"

Gadis ini tiba-tiba berucap membuatku mengernyit bingung, dan apa maksud  perkataannya?.

"Pembunuh? siapa pembunuh??" Tanpa sadar aku bisa mengeluarkan suara, padahal dari tadi aku samasekali tak bisa bicara. Aku mencoba untuk bergerak, dan ternyata aku bisa. Awalnya aku hanya berdiri tegak dengan tatapan lurus. Tapi sekarang sudah kembali. Alhamdulillah.

Perempuan ini menoleh ke arah ku. Ia melebarkan senyum nya, bisa dikatakan menyeringai. Dan betapa terkejut nya aku, melihat siapa dia. Ternyata...

"Ra.. Ratih?.."
.
.

*Reno POV End

Di waktu yang bersamaan...

*Adev POV

The Headmaster's GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang