21.《 Menghilang atau Mati? 》

11 6 2
                                    

*Kinanti POV

Selesai ujian aku beranjak dan segera keluar kelas. Lelaki yang berhasil memasuki UKS sukses membuatku penasaran. Aku berjalan terburu-buru untuk menemui Alfin dikelasnya.

Sampai diteras kelas XI IPA, langkah ku tiba-tiba terhenti. Aku mematung ditempat, sambil menatap lurus kearah lelaki dan perempuan yang sedang ngobrol serius. Apa yang kulihat saat ini benar-benar membuat perasaanku sedih. Tapi untuk apa aku sedih? Sama sekali tak berdasar.

Meski lelaki yang ingin ku temui sudah berada didepan mata, tetapi mengapa aku ragu untuk menghampirinya, aku tidak mau mengganggu obrolan yang kemungkinan penting bagi mereka. Lebih baik aku kembali saja ke kelas.

Pandanganku tertunduk lesu, kemudian aku berbalik dan membatalkan pertemuanku dengannya. Rasa penasaran yang awalnya membara pun kini telah sirna.

Saat aku membalikkan tubuh, tak sengaja aku menabrak seseorang hingga badanku yang pendek ini terjatuh ke lantai. Pinggangku nyeri sekali rasanya.

"Aw" keluhku sambil meringis.

"Upss" ucap perempuan yang menabrakku, karena tubuhnya lebih tinggi dariku, otomatis aku yang akan jatuh. Dan lagi sepertinya dia sengaja melakukan nya.

"Dia kan cewek yang suka deket-deket Alfin itu, hih iuuu gue" bisik teman disampingnya.

"Ehheemm, lu cewek dari kelas X yang viral itu bukan?" Tanyanya sinis.

Aku mengernyit sambil berusaha berdiri, viral apa maksud ucapannya itu?

"Apa maksudmu?" Tanyaku datar.

"Halah.. jangan sok polos deh lu! Hampir seluruh siswi disini banyak yang ngatain elu! Apa bener nama lu Kinanti?"

"Ya" singkatku.

"Gue peringatin ya, jangan sekali-kali deketin Alfin, karena dia itu idola siswi di SMA ini! Dan lu jangan suka caper, ngerti!" Pekiknya sambil menunjuk wajahku.

*Kinanti POV End
.......
.......
.......

Menginterview gadis ini sudah selesai. Saat aku ingin beralih, terdengar sedikit keributan dari arah belakangku. Dengan cepat aku berbalik.

Namun betapa terkejutnya aku, ternyata Kinan benar-benar menemuiku di jam istirahat. Apakah dia sempat melihatku disini? Dan lagi sedang apa dia disitu? Mungkinkah cewek dihadapannya itu teman baru Kinan? Tapi dari sekian banyaknya cewek yang ada di Sekolah ini, wajah perempuan tinggi itu tidaklah asing bagiku.

Aku berjalan gontai menghampirinya. Ku tepuk bahu nya dari belakang. Namun ia enggan berbalik, atau mungkin dia tidak tahu bahwa yang dibelakangnya ini aku?

"Kin?" Sapaku membuat perempuan tinggi ini terkesiap, sedangkan Kinan biasa-biasa saja.

Kinan menoleh kearahku dengan wajah yang sulit ku artikan. Ia hanya diam.

"Lu nyariin gue?" Ceplosku. Namun ia enggan menjawab pertanyaanku barusan. Sementara perempuan tinggi ini malah senyum-senyum, sambil berbisik dengan teman disampingnya. Bukankah dia Klara, dari kelas XI IPS?

Beberapa detik kemudian Kinan melongos pergi tanpa menghiraukan kehadiranku.

"Kin! Lu mau kemana!? Woy!!" Seruku sambil melihat punggungnya yang semakin lama menghilang.

Aku bermaksud mengejarnya. Kenapa sikapnya berubah dingin padaku? Sebelumnya ia tak pernah melakukan ini. Aku bisa menyimpulkan dari gelagat tuh cewek sepertinya dia marah, lalu apa yang membuatnya marah? Padaku kah?

Pandangan ku teralih ke perempuan tinggi ini. Tak lain adalah Klara.

"Lu tau gak, Kinan kenapa?"

The Headmaster's GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang