*Author POV
Seperti biasa Alfin bangun pagi untuk bersiap-siap ke sekolah, namun untuk hari ini ia sedikit berbeda, Alfin terlihat ceria dan senyum-senyum sendiri. Lantas apa yang membuatnya bahagia?
Saat ia bercermin sambil memasang kancing baju nya satu persatu ,ia terus bergumam.
"Oh aku memang terlihat tampan, hah semoga saja Kinan bakal tertarik denganku, hehe" ia terkekeh sendiri dengan ucapannya.Ternyata Alfin pagi ini begitu ceria karena kejadian semalam bersama Kinan, bukan maksud apa-apa melainkan pelukan Kinan masih terngiang di fikiran nya. Ia mulai menyemprot kan parfume ke bagian tubuh nya.
Selepas itu Alfin segera memakai sepatu, dan meraih tas yang berada di cantolan dinding kamarnya. Saat ia hendak menutup pintu dan bergegas keluar, tak sengaja dilihatnya jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan lebih lima menit. Alfin hampir tersedak, tak disangka ia kesiangan. Dengan cepat ia berlari ke depan, dan segera mengeluarkan motor nya dari garasi. Beberapa detik saat Alfin menyalakan motor terdengar suara memanggilnya.
"Fiin.. kamu gak sarapan dulu naak?.. ini mama udah siapin looh!" Seru wanita dari dalam tak lain adalah mama nya Alfin.
"Em maaf ma, ini udah siang! Alfin sarapan di sekolah aja yaa!! Assalamualikum!" Jawab Alfin terburu sambil melajukan motor nya keluar rumah.
.
.
Sampai di gerbang sekolah...Alfin mematikan deru motor nya, karena gerbang sekolah sudah tertutup rapat. Ia turun dari motor dan mengintip dari celah gerbang ke arah lapangan basket.
"Ck.. bod*h sampai sesiang ini gue baru dateng, bisa dapet ganjaran nih dari pak Agus" Alfin nampak mengeluh sambil berpegang ke besi berjajar di gerbang tersebut.
.
.*Author POV End
"Duh.. gimana caranya gue bisa masuk nih! Ah si*l gara-gara telat jadi kek gini, ketua OSIS macam apa aku ini" aku terus menggerutu sambil mondar-mandir di luar gerbang.
"Loh dek Alfin, kok baru datang?" Aku terkesiap dilempari pertanyaan oleh pak satpam dengan tiba-tiba. Hingga aku menatapnya dengan rasa malu.
"Eh iya pak, saya terlambat.. apa saya boleh masuk?"
"Yajelas boleh dek, cuma ya harus nerima hukuman dulu, karena kamu telat jadi harus ngisi kartu pelanggaran" pak satpam dengan Nametag Joko ini pun dengan sigap mengeluarkan selembar kartu yang akan ku isi setelah ini.
Aku pun mengisi kartu tersebut bersamaan dengan pak Joko membukakan gerbang. Dan segera ku masuk kan motor ke parkiran sekolah, karna jika ku naik i suara nya akan mengganggu. Setelah itu aku berlalu ke kelas.
Aku berjalan gontai melewati lapangan basket, tanpa menghiraukan orang-orang yang memanggilku. Di tengah keramaian teras setiap kelas aku mendengar sedikit pembicaraan dari salah satu perempuan sambil berbisik "Ketahuan" begitu katanya.
Ku abaikan gosip-gosip mereka, dan terus berjalan menuju kelas ku.
"Fin!!" Pekik suara seseorang dibelakangku, aku menoleh dan ternyata itu Vera, ya kalau tidak salah teman dekat Sasya.
Aku hanya menyelis menatapnya, dan melanjutkan ke kelas. Namun Vera malah terus memanggilku. "Fin gausah pura-pura bud*g deh lu!!" Ia malah mengatai ku bud*g, dasar cewek gak ada sopan santun nya sama ketua OSIS. Sungguh mengganggu!
"Apa sih lu teriak-teriak!!" Bentak ku kesal sekali rasanya.
"Lu dipanggil tuh ke ruang BK! Udah telat belagu!" Ucap nya sewot sambil melipat tangan nya di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Headmaster's Grudge
TerrorNamaku Alfin, saat ini aku berusia 17 tahun. Semenjak kelas XI, banyak sekali kejadian misteri disekolahku. Mulai dari korban yang mati secara tragis, mati tanpa jasad, dan menghilang. Dan titik terakhir korban selalu berada di UKS. Kinanti, ya...