"Tapi gimana caranya?" Tanya ku heran.
"Tunggu keberaksian pelaku dulu, jika terjadi kematian secara tiba-tiba , maka kita pun demikian harus segera melawan nya!,dengan cara seperti yang ku jelaskan tadi" ujar nya sambil beranjak dari kursi dan berjalan ke arah pulang.
"Eh lu mau kemana?" Sergah ku. Nih cewek gak bisa sopan dikit apa? Pergi begitu saja tanpa permisi.
Kinan berhenti tanpa membalik kan badan nya.
"Gue mau pulang! Kalo lu masih tetep mau disitu ya terserah" jawab nya santai dan melanjutkan berjalan.
"Woy Kin! Gue juga mau pulang lah" seru ku masih tetap duduk dikursi bersandar ini.
Dan tiba-tiba...
"Brugh.." aku terjatuh dari kursi."Aduh.. sakit sekali pantat gue! kok gue bisa jatuh sih?" Aku mengaduh kesakitan dan kemudian mengalihkan pandangan ku ke kursi bersandar barusan. "Loh..loh kursi putih tadi mana? Kok gak ada?" Aku masih celinguk kan
Mencarinya.cuaca pun kembali cerah seperti waktu awal aku kesini , padahal saat Kinan masih berada disini cuaca gak mendukung banget.
"tapii kata Kinan tadi.."
aku mengingat ingat perkataan nya. Tiba-tiba aku bergidik ngeri teringat bahwa Kinan telah mengubah ku menjadi makhluk gaib untuk sementara.. "apa sekarang gue masih gaib?.. duh gimana nih" keluh ku yang masih terduduk di tanah berumput ini."Lu ngapain disinii??.."
Tanya suara yang tiba-tiba berada dibelakang ku. Aku menoleh dan betapa kaget nya aku melihat siapa yang berdiri di depan ku ini.
"Devaa!".. seru ku dan segera berdiri.
"Eitt.. nama siapa tuh yang lu panggil?" Tanya nya sambil melipat tangan dengan ekspresi sinis.
"Lu Deva kan? ..temen masa kecil gue?" Ucapku kegirangan.
"Nama gue ganti!.. panggil aja gue Adev bukan Deva!" Ucap nya.
Beberapa detik kemudian aku terdiam begitu juga dengan Temen konyol ku ini.
"Adeeevvaaa!!!" Seru ku sambil memeluk nya erat.
"Alfiinoooo!!!" Ia juga berseru sambil membalas pelukan ku.
"Ah.. udah-udah malu nanti kalo diliat orang bisa salpah.."
Aku pun melepas kan pelukan ku.
"Sejak kapan lu pulang dari Filipina? Kenapa gak ngabarin gue dulu?" Aku sedikit gak nyangka bahwa dihadapan ku ini benar-benar Adev karna aku sangat merindukan nya.. ia adalah sahabat ku dari kecil, tapi banyak sekali perubahan dari nya.
"Baru kemarin fin!.." jawab nya senang.
"Kenapa lu berubah banget dev?.."
Aku memandang Adev mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut. Sumpah ya kayak bukan Deva yang dulu lagi.
"Yaah.. emang kenapa?.. gue emang gini kok"
Jawab nya santai.Penampilan nya terlihat gaul, ia memakai celana jeanz yang banyak sekali sobek an dibagian lutut dan lain nya, mengenakan topi hitam, kaos hitam dengan rompi levis warna biru dongker, dan juga memakai kalung yang sejenis dengan punya ku dirumah.
"Lu.. keliatan tomboy banget dev! Dulu aja lu cengeng banget. Dan sekarang lu berubah drastis ? Apa yang buat lu kek gini? Tanya ku.
"Emm.. apa yaaa?" Jawabnya sambil melirik ke atas seperti orang yang sedang berfikir.
"Sebenarnya.. kalo ngobrol disini tuh gak enak bego'!!" Ia sedikit membentak ku dengan wajah ketus nya.
"Ah.. iya gue lupa.. yaudah ke rumah yuk! emang lu gak kangen sama papa mama gue?"
Tanyaku membuatnya tersenyum senang.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Headmaster's Grudge
HorrorNamaku Alfin, saat ini aku berusia 17 tahun. Semenjak kelas XI, banyak sekali kejadian misteri disekolahku. Mulai dari korban yang mati secara tragis, mati tanpa jasad, dan menghilang. Dan titik terakhir korban selalu berada di UKS. Kinanti, ya...