16 : Usainya Rasa Penyesalan

278 51 9
                                    

"Bagaimana jika kita pindah rumah?"

"Pindah rumah? Tiba-tiba?"

"Sebenarnya tidak tiba-tiba juga, kita rencanakan dulu. Lagipula, kupikir tidak akan selamanya juga bukan kita tinggal bersama orang tua. Seungwoo hyung juga sudah ada rencana untuk tinggal sendiri. Jadi, kupikir kita juga harus melakukannya."

Pagi itu, Han Jisung dan Kim Chaewon terlibat percakapan mengenai pindah rumah sebelum mereka berangkat ke tempat kerja masing-masing. Jisung yang terlebih dahulu memulai percakapan tersebut.

Rencana memiliki rumah sendiri, sebenarnya jauh dari itu kedua orang ini memiliki impian itu. Chaewon ingin punya rumah sendiri sebagai cara untuk dia mandiri, begitu juga dengan Jisung yang lebih ingin leluasa bisa melanjutkan pekerjaan di rumah impiannya itu.

Usia 27 memang sudah pantas untuk memilikinya, tapi kadang kala ada batasan yang tidak bisa untuk mencapai keinginan itu. Salah satunya adalah uang. Mereka memang sudah memiliki tabungan, tapi sebagai cita-cita yang ingin dicapai juga tidak sekadar rumah saja, tentu harus memiliki tabungan yang lebih lagi untuk menyukseskannya.

Dan sekarang, keduanya juga sudah menikah. Ada alasan lain untuk bisa memiliki tempat tinggal sendiri. Keduanya juga merasa takkan bisa bergantung pada orang tua terus-menerus.

"Lalu, apa kau sudah memiliki pilihan rumahnya? Atau bagaimana?" tanya Chaewon kembali. Jika pun belum ada, Chaewon juga bersedia mencari rumah yang cocok untuk mereka.

"Pertama, kita jangan beri tahu ayah dan ibu dulu. Maksudku, kita cari rumah terlebih dahulu yang cocok. Tabunganku seharusnya sudah cukup untuk beli rumah untuk kita." jelas Jisung mengingat kembali tabungan yang kebetulan kemarin dia lihat telah cukup itu.

"Aku juga punya tabungan kok." seru Chaewon membuat Jisung menatapnya bingung. "Kau tidak berpikir hanya dirimu saja yang membelinya, bukan? Kita patungan."

"Apa tidak apa?"

"Tentu saja tak apa. Kita akan tinggal bersama, jadi kenapa hanya kau saja yang membayarnya seorang diri?"

Jisung tertawa canggung sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal tersebut. Dia kembali memikirkan saran Chaewon.

"Baiklah.. kalau begitu, mari kita mulai mencari rumahnya."

"Semangat!"

"Iya.. semangat untuk kita!"

—————

Jika ada sela waktu, Han Jisung akan mencari informasi tentang apartemen yang kosong dan sesuai harga. Mereka memutuskan untuk membeli apartemen saja ketimbang rumah. Alasannya? Karena, apartemen lebih murah ketimbang harga rumah.

Jisung begitu fokus dan sibuk dengan gawainya sampai tidak menyadari di setiap sisinya saat ini sudah ada Bang Chan dan Seo Changbin yang memperhatikan kegiatannya. Benar-benar terlalu fokus.

Sepertinya sudah cukup lama mencari informasi apartemen, begitu Jisung ingin meraih kopi yang dia beli beberapa saat lalu, Jisung terlonjak kaget setelah menyadari keberadaan Chan dan Changbin.

"Akh, hyung!"

"Bukan salah kami! Salah sendiri terlalu fokus."

"Aku hanya mengikuti kejahilan Changbin."

"Chan hyung, jangan main dengan cara seperti itu!"

Jisung menggelengkan kepalanya dan segera meraih gelas cup miliknya tersebut. Menyesapnya sedikit dan mengembalikan ke tempat semula.

"Kalian melihat apa tadi?" tanya Jisung sembari menunjuk gawainya.

"Hanya apartemen. Kami juga belum lama mengawasimu." jawab Changbin.

Sederhana | Jisung Chaewon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang