17 : Agenda Menahan Diri

312 49 3
                                    

Akhirnya, setelah hampir satu bulan mencari apartemen-apartemen yang cocok untuk mereka tempati, mereka menemukan satu apartemen yang cukup terjangkau untuk dua kantong tabungan mereka. Bahkan, apartemen itu berada di tengah-tengah tempat mereka bekerja. Jadi, lumayan dekat juga.

Apartemen itu memiliki 2 ruangan pribadi yang digunakan sebagai satu untuk kamar tidur Chaewon dan Jisung, sedangkan yang satu menjadi ruang kerja Jisung. Ketika sedang mengaransemen lagu atau sebagainya. Dalam kamar mereka juga terdapat kamar mandi dan balkon yang memperlihatkan pemandangan kota Seoul.

Kemudian, ada ruang tengah yang berhadapan langsung dengan dapur juga ruang makan. Ada kamar mandi juga di dekat dapur. Terakhir, ada ruang penyimpanan barang.

Seperti yang diharapkan Kim Chaewon saat ditanya Jisung tentang apartemen seperti apa yang ingin dia tinggali. Dengan harga yang sesuai, maka dari itu mereka memutuskan untuk memilih apartemen ini sebagai tempat tinggal mereka.

Saat ini, mereka masih sibuk menata beberapa barang yang belum ditata pada tempatnya. Keduanya juga terlibat argumen kecil saat menentukan posisi di mana barang-barang mereka ditaruh. Biasa, perbedaan pendapat itu selalu ada.

Pekerjaan itu pun selesai 3 jam setelahnya.

“Besok jadi mengundang anggota keluarga lain untuk datang ke mari?” tanya Chaewon pada Jisung yang saat ini keduanya sedang beristirahat di sofa ruang tengah.

“Iya.. langsung besok saja. Saat jam makan malam, bagaimana?” Jisung juga bertanya soal waktu pada Chaewon.

“Iya, itu waktu yang cocok.” Chaewon terdiam lagi. Ingin menanyakan sesuatu meski takut dengan pertanyaannya sendiri. “Seungwoo oppa dan Seola eonni.. bagaimana?”

“Bagaimana apanya?”

“Maksudku, kalau kita mengundang mereka. Lalu, mereka bertemu dan..” Chaewon menghela napas dengan berat kemudian. Dia hanya khawatir. “Aku khawatir saja jika nanti mereka merasa canggung.”

Han Jisung yang sebelumnya merebahkan tubuh di sofa empuk itu bangkit dan duduk di sebelah Chaewon. Giliran Jisung yang terdiam sekarang.

“Kau khawatir kalau mereka akan merasa canggung?”

“Aku sudah mengatakannya.”

“Aku memastikan lagi.”

“Jadi, bagaimana?”

Jisung tak langsung menjawab.

“Itu pilihan mereka. Datang ke mari juga pilihan mereka. Setidaknya, mereka akan paham bukan acara apa yang akan kita adakan besok. Jadi, kalau mereka berakhir dengan canggung pun, itu adalah rasa dari keputusan yang sudah mereka ambil. Dan lagi, kita tidak perlu merasa khawatir atau semacamnya. Jangan pikirkan itu!”

Chaewon mencerna ucapan Jisung. Memang benar. Setidaknya, niatan untuk datang ke mari dengan situasi sudah tahu keberadaan masing-masing merupakan pilihan mereka sendiri. Kalau mereka merasa canggung, cukup diwajarkan mengingat hubungan keduanya.

“Jadi, kita bersikap seolah-olah tak tahu?”

“Tak peduli lebih tepatnya.”

“Baiklah.”

—————

Namun, siapa yang menyangka bahwa ketiga orang itu tampak biasa saja saat bertemu. Tidak seperti yang dibayangkan atau dikhawatirkan. Han Seungwoo, Kim Seola, dan Chae Hyungwon benar-benar terlihat biasa bahkan ketika ketiganya sedang mengobrol di ruang tengah saat ini.

Chaewon masih terlihat tidak menyangka bahwa ketiganya bisa seakrab itu sekarang. Apa diam-diam mereka bisa menyelesaikan masalah di antara mereka dengan baik? Jika benar, Chaewon merasa bersyukur. Sungguh!

Sederhana | Jisung Chaewon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang