04 : Mengakrabkan Diri

278 59 9
                                    

Biasanya, Kim Chaewon akan pergi ke kafe dengan bus. Selain untuk menghemat uang, dia juga belum bisa menyetir kendaraan beroda empat itu. Dia sedikit takut saat membayangkan dia duduk di balik kemudi tersebut.

Sekarang pun, dia sudah bersiap akan pergi setelah berpamitan pada ibu mertuanya.

“Beri tahu supirnya untuk berhati-hati ya?” ujar beliau begitu manis. Chaewon tersenyum.

“Baik, Bu..” dan setelahnya, Chaewon pun segera meninggalkan rumah keluarga Han.

Namun, baru saja dia melewati pintu pagar, Chaewon dikejutkan oleh Han Jisung yang berdiri tak jauh dari tempatnya. Chaewon bingung karena seingatnya Jisung sudah izin pergi sekitar setengah jam yang lalu. Tapi, kenapa?

“Ayo, kuantar!” tanpa menunggu jawaban dari Chaewon, Jisung sudah masuk ke mobil. Duduk di balik kemudinya.

Dalam perjalanan, tidak ada yang mengeluarkan satu kata pun. Merasa terlalu sibuk dengan pikiran masing-masing. Apalagi, Kim Chaewon yang semalam memutuskan untuk menemui Hwang Hyunjin selepas pulang bekerja nanti.

Dia tidak bisa menunggu lebih lama. Apalagi, karena semalam Jisung mengajukan tawaran semacam itu. Bukan berarti dia memilih untuk pergi dari Hyunjin karena dia sudah menikah saat ini, tapi lebih harus ke mana dia percaya dan bertahan. Ke Hyunjin; percaya jika hubungan mereka bisa diperbaiki dan kemudian bertahan sampai mereka ingin, atau ke Jisung; percaya bahwa laki-laki itu tulus dalam hubungan ini dan kemudian ikut bertahan bukan karena alasan pernikahan ini lagi, tapi lebih dari itu.

Kim Chaewon, dia juga bukannya merasa dia beruntung ‘memiliki’ dua lelaki. Justru, inilah masalahnya. Apalagi, mengetahui Han Jisung tidak keberatan akan pernikahan ini membuat Chaewon merasa bersalah juga. Bahkan, sejak awal seusai dia menyadarinya.

“Aku tiba-tiba berubah pikiran.” celetuk Han Jisung memecahkan keheningan mereka. Chaewon menoleh ke arahnya. “Tadi saat sarapan, kau bilang kau tidak menyetir dan akan terus menggunakan transportasi umum sebagai kendaraanmu. Itu.. membuatku berubah pikiran.”

“Berubah pikiran bagaimana?” tanya Chaewon yang memang tidak memahaminya.

“Aku akan mengantarmu ke mana saja. Daripada menggunakan bus atau taksi, kau bisa mengandalkan aku.” jelas Jisung yang seketika mendapat gelengan pelan dari Chaewon.

“Tidak. Itu akan merepotkan.” tolak Chaewon juga tidak ingin menyakiti perasaan Jisung.

“Aku tak masalah. Sungguh..”

“Tapi, aku yang merasa bersalah. Sungguh, aku baik-baik saja.”

Kemudian, keheningan kembali menyelimuti keduanya.

“Kalau begitu..” suara Jisung yang kembali memecahkan keheningan. “Aku akan melakukannya selagi aku bisa, seperti saat ini dan ketika kau pulang bekerja. Bagaimana?”

Chaewon tersenyum. Baiklah, sepertinya ini lebih baik. Maksudnya, dia hanya takut Jisung semacam akan mengantarnya padahal saat itu Jisung sedang sibuk.

“Baiklah.. dan kalau kau sibuk, katakan saja. Jangan memaksa. Mengerti?”

“Baik!”

———

“Nanti pulang jam berapa?”

“Biasanya jam 7 sudah selesai. Tapi, Jisung-ssi..”

“Iya?”

“Sepulang nanti aku ke apartemen Hyunjin, kekasihku. Aku ingin membicarakan masalah kami.”

“Oh.. begitu ya.”

Sederhana | Jisung Chaewon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang