09 : Close

287 56 9
                                    

Di ruangan pribadi milik Kim Chaewon, perempuan itu bersama Seo Yunkyeong terlihat sibuk membahas sesuatu tentang kafe. Mereka sudah membahasnya selama hampir setengah jam sampai Yunkyeong pamit untuk kembali melihat keadaan di kafe.

Namun, saat tangannya baru saja menarik knop pintu tersebut, mereka dikejutkan dengan keberadaan Han Jisung yang berdiri di depan pintu.

“Oh, Jisung-ssi..” gumam Yunkyoung terkejut dan menatap Jisung juga Chaewon bergantian. Chaewon juga tak kalah terkejut.

“Jisung-ssi, kau di sini.” kemudian, Chaewon menyuruh Jisung masuk dan membiarkan Yunkyoung yang pamit meninggalkan mereka. Sebelum itu, Yunkyoung sempat menggoda Chaewon melalui tatapan matanya. Chaewon hanya membalasnya dengan tatapan tajam. Sekarang, tinggalah keduanya di ruangan tersebut. “Kenapa tidak memberi tahu kalau kau ke mari?”

“Euh.. sengaja memang. Aku datang untuk makan siang bersama Chan hyung dan Changbin hyung.” terang Jisung yang disahuti anggukan kecil dari Chaewon.

“Oh.. rekan kerjamu itu ya?”

“Iya..”

Hening untuk beberapa saat.

“Sudah pesan makanan?” tanya Chaewon kembali.

“Sudah, tapi sebelum ke mari, makanannya belum datang.” jawab Jisung seadanya. “Kau sudah makan siang?” giliran Jisung yang bertanya.

“Setelah ini..” jawab Chaewon.

“Jangan sampai telat makan.” tegur Jisung yang memang tak ingin hal itu terjadi. Dia tidak tahu apakah Chaewon punya penyakit maag atau tidak, tapi untuk menghindari sesuatu yang buruk terjadi makan setidaknya Jisung perlu berkata demikian.

“Iya.. aku bersungguh-sungguh akan makan setelah ini. Tenang saja..” dengan yakin, Chaewon berkata demikian. Lalu, sebuah ide jahil terlintas di pikirannya. “Kau mengkhawatirkan aku? Takut kalau aku jatuh sakit karena telat makan, begitu?”

Jisung tak langsung menjawab. Fokusnya sempat teralihkan saat mendapat pesan dari Bang Chan bahwa makanan mereka sudah datang. Dia tak membalas dan menyimpan kembali gawainya.

“Iya, aku khawatir padamu. Takut kalau sesuatu yang buruk terjadi padamu.” jawaban Jisung yang terdengar tulus berhasil membuat Chaewon tertegun. Laki-laki ini mengkhawatirkan dirinya.

Meski begitu, Chaewon tak menghentikan aksi jahilnya itu.

“Biasanya, jika seseorang tiba-tiba merasa khawatir berlebihan, mereka memiliki alasan.” Chaewon melipat kedua tangannya di depan dada. “Kenapa? Kenapa kau khawatir padaku?”

Jisung tahu bahwa sekali lagi Chaewon dalam mode jahilnya. Dia tak kaget namun belum terbiasa juga. Chaewon benar-benar menunjukkan peran yang berbeda dibandingkan dengannya yang lebih banyak diam.

“Kalau kubilang karena kau istriku, apa itu bisa?” ah! Jisung mencoba untuk meralat ucapannya lagi. “Apa itu masuk akal?”

Chaewon terdiam untuk sesaat lagi. Dia tersenyum tipis. “Tapi aku memang istrimu, itu masuk akal.”

“Aku menganggapnya. Lalu, apa kau juga menganggapku sebagai suamimu?”

Raut wajah Chaewon berubah sendu. Kedua tangannya juga terlepas. Pertanyaan Jisung memberikan sebuah dampak yang aneh. Apa itu, Chaewon pun tak tahu.

Namun, sesegera mungkin Chaewon menormalkan raut wajahnya. Seolah keterkejutannya beberapa saat yang lalu tak pernah terjadi.

“Kau belum makan bukan? Aku antar ke mejamu, sekalian bertemu dengan dua rekan kerjamu itu. Ayo..”

Sederhana | Jisung Chaewon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang