20.5 : Perayaan 'Kecil'

363 44 12
                                    

sebelum membaca chapter ini, diharapkan kebijaksanaannnya bagi yg masih di bawah umur atau mungkin kurang suka sama adegan yang akan ada di chapter tambahan ini. Yg belum cukup umur, jangan memaksa buat membaca ya. Bagi yg udh cukup umur dan mau baca, juga bijaksana dalam membacanya ya. Terima kasih ˙˚ʚ(´◡')ɞ˚˙

—————

Sudah saatnya istirahat. Kim Chaewon terlihat sedang duduk di kasur. Mengamati cincin yang terpasang di jarinya dengan lamat. Terlihat amat bahagia memandangi benda tersebut tanpa henti sejak tadi.

Sejujurnya, dia tak pernah berpikir akan memiliki cincin pernikahan semenjak menikah (karena terpaksa) dengan Jisung. Seperti yang dikatakan Jisung, dia tak bisa dan tak mau memakai cincin yang seharusnya disematkan di jari sang kakak. Semacam ada banyak alasan untuk tidak menerima benda itu di jari manisnya.

Kemudian, Chaewon tak pernah memikirkannya, tak pernah mengharapkannya, dan tak pernah membayangkan sampai Jisung memberikan kejutan itu tadi. Laki-laki itu tidak sesulit itu untuk ditebak. Tapi, hari ini adalah pengecualian.

Pintu kamar terbuka, memperlihatkan Jisung yang baru selesai membersihkan tubuhnya. Lebih tepatnya mencuci muka dan menyikat gigi. Lalu, segera menyusul Chaewon yang masih di posisinya.

“Semenjak kuberi cincin, kau tak bisa berhenti tersenyum. Sebahagia itu ya?” pertanyaan Jisung dibalas anggukan dari Chaewon yang sudah mengalihkan pandangannya.

“Sejujurnya, aku tidak mengharapkan ada cincin pernikahan. Kau tahu? Ini hanya sebuah cincin. Sebuah benda di mana dan kapan pun bisa lenyap dari pandangan kita.” Chaewon berujar. Sedikit membuat Jisung merasa sedih. “Namun, meski begitu, selagi ada di depan mata, aku akan menjaganya dengan baik. Aku akan menghargainya seperti aku menghargai pernikahan ini.” Chaewon menambahkan dan berhasil membuat Jisung tersenyum.

“Aku juga. Aku akan menghargai cincin ini seperti menghargai pernikahan ini. Aku akan menjaganya dengan baik juga.” balas Jisung. Chaewon pun mengacungi jempol untuk suaminya itu. “Kalau begitu, ayo kita tidur!”

Jisung sudah hendak membaringkan tubuh, namun terurungkan oleh Chaewon yang meraih lengannya. Jisung bertanya melalui tatapannya.

“Aku berpikir, kita harus merayakan hari ini dengan sesuatu.” ujar Chaewon dengan suara pelan dan mata yang bergerak tak menentu.

“Merayakannya? Selarut ini?” tanya Jisung. Lihatlah, sudah jam 10 malam.

“Te-tentu saja di jam selarut ini.”

“Terdengar seperti keharusan.”

“Iya, memang harus dan sekarang juga.”

Entah kenapa ucapan Chaewon terdengar ambigu bagi Jisung. Jisung memikirkan maksud Chaewon.

“Sebenarnya, maksudmu apa? Merayakan seperti apa yang kau maksud?”

Sudah Chaewon duga! Mode polos Han Jisung menyala malam ini.

Tapi, entah mode polos ini akan bertahan sampai kapan.

“Berhubunganbadan.”

Chaewon mengatakannya dengan cepat. Jisung bingung dibuatnya.

“Apa? Aku tidak mendengarnya.”

“Berhubungan badan.”

Kali ini, dengan suara lirih.

“Chaewon-ah, sungguh aku--”

“BERHUBUNGAN BADAN! Ya ampun, kau membuatku mengatakannya dengan keras.”

Sederhana | Jisung Chaewon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang