"Kalo ada lomba cosplay jadi ibu-ibu rumah tangga, gue keknya auto menang, deh," ujar seorang gadis manis yang sedang sibuk mengepel lantai teras rumahnya di minggu pagi kali ini.Gadis itu membayangkan betapa bangganya ia nanti saat mendapat gelar sebagai pemenang cosplay ibu rumah tangga terbaik. Lalu para mertua akan berbondong-bondong melamar ke rumahnya. Ck, menantu idaman sekali pikirnya.
Cepolan rambutnya yang mulai mengendur lengkap dengan daster kusut yang masih setia ia kenakan-padahal pagi sudah hampir berganti siang. Kinara benar-benar terlihat seperti ibu-ibu rumah tangga yang stress menghadapi suami serta anak-anaknya.
"Aduh anak perawan rajin banget jam segini masih dasteran," celetuk seorang pemuda tampan yang baru saja memasuki gerbang rumah. Wajahnya dibuat pongah sambil tersenyum miring memperhatikan Nara yang masih sibuk dengan aktivitasnya.
"Diem, lo micin, belom aja gue siram pake air pel an," ketus Kinara tanpa menoleh sedikitpun ke arah sahabat sedari kecilnya itu.
Cowok bernama Haikal Mahendra Dirgantara itu terkekeh, seolah puas melihat sahabatnya menderita karena harus mengerjakan pekerjaan rumah.
Maka dengan tidak berperikemanusiaan Haikal berjalan melewati teras yang baru saja selesai di pel oleh Kinara, sehingga jejak sepatu terlihat begitu kontras dengan ubin lantai yang bersih.
"HAIKAL, ANJING! GELUD AJA KITA!" Kinara berteriak sambil mengacungkan gagang pelan ke arah Haikal yang sudah bersiap kabur. Keduanya berlari mengitari halaman rumah yang tanpa mereka sadari justru membuat lantai semakin kotor.
Kinara Audinasty Atmadja, adalah gadis berusia tujuh belas tahun yang mendapatkan kesialan karena harus bertetangga dengan pemuda songong dan tak beradab seperti Haikal.
Cowok pembuat onar yang sialnya tampan dan terkenal ini merupakan siswa SMA Kencana yang duduk di kelas XII-IPA 1. Berbeda dengan Haikal, Kinara bersekolah di SMA Cakrawala yang letaknya tak jauh dari SMA Kencana. Kinara duduk di kelas XII-IPS 1.
Jangan heran kenapa Haikal si pembuat onar bisa masuk kelas unggulan padahal jarang masuk kelas. Itu karena otaknya cukup baik dalam berhitung, ya walaupun tidak menjadi yang terbaik, setidaknya ia masih hapal rumus-rumus matematika yang selalu menjadi musuh terbesar Kinara.
Ya, sebab itu pula lah, Nara masuk kelas IPS. Gadis manis itu tidak menyukai hitung-hitungan, ia lebih menyukai materi dan bersosialisasi. Maka tak heran ia selalu menjadi juara kelas setiap semesternya.
Kembali pada aksi baku hantam yang dilakukan oknum bernama Haikal dan Kinara. Keduanya kini sedang duduk kelelahan di ruang keluarga kediaman Atmadja.
"Ampun, Ra, capek gue udahan, ya," gumam Haikal lirih sambil menyatukan kedua tangannya di depan dada, meminta pengampunan dari Kinara yang masih saja melayangkan cubitan dan geplakan maut pada tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Longer
Ficção Adolescente❝Pada akhirnya, lo cuma bisa milih satu orang, Ra. Haikal atau Jevan?❞ Dalam hidup Kinara, Haikal dan Jevan adalah bagian yang tak akan pernah bisa tergantikan oleh siapapun. Mereka memiliki porsi masing-masing di hatinya. Haikal si tetangga rese ya...