Keributan yang didalangi Nathan berhasil membuat seisi GOR dilanda kepanikan. Tak terkecuali Kinara. Gadis yang sejak awal menyaksikan drama sialan itu tak berhenti memekik kala pukulan dan tendangan diterima Jevan. Apalagi saat menyadari pelipis cowok dingin itu robek dan berdarah, perasaannya menjadi begitu aneh dan sedikit sedih (?)
Namun Kinara segera menepikan pikirannya itu. Tidak mungkin kan, dirinya mengkhawatirkan Jevan? Perasaan ini pasti hanya rasa kasihan biasa yang lazim dirasakan oleh manusia kepada sesama manusia lainnya.
Tapi kenapa perasaannya tak kunjung membaik, padahal presensi Jevan sudah tidak terlihat lagi pada jangkauan matanya sejak beberapa menit yang lalu.
"Sial, gue kenapa sih?" gumam Kinara berbisik pada dirinya sendiri.
Namun ternyata, seseorang yang sejak tadi duduk di sampingnya dapat mendengar apa yang dia katakan, hingga pertanyaan menyebalkan terdengar. "Lah, ngape lo? Kesurupan?"
Sedikit terkejut, namun Kinara berhasil menyembunyikan keterkejutannya dengan decakan.
"Kagak anjir, yakali gue kesurupan. Setan juga ogah kali ngerasukin gue, soalnya gue rajin shalat," dengusnya sedikit gugup.
"Bukan nggak mau karena lo rajin shalat tapi karena kelakuan lo lebih edan dari setan. Keburu insecure tuh, setan sama lo," julid Tasya santai. Seolah tak ada beban saat mengatakan kalimat tersebut.
Ini kalau bukan di tempat umum, sudah Kinara pastikan Tasya tergeletak tidak sadarkan diri akibat smekdon Kinara yang dia pelajari khusus dari Haikal.
Diam untuk beberapa saat, Kinara lantas berkata, "Sya, gue ke toilet bentaran ya. Kalo ada yang nanyain gue, telepon aja."
Dia beranjak hendak pergi sebelum tangan Tasya mencekal rok batik yang dikenakannya.
"Apa?" tanya Kinara saat Tasya tak kunjung berbicara.
"Tumben nggak minta anter? Gue curiga lo mau melakukan hal tidak senonoh." Tasya memicingkan matanya curiga.
"Iya, lo bener."
"Sama siapa anjir? Gila lo kenapa nggak ngajak gue, sih?" pekik Tasya heboh.
"Sama bapak, lo! Gimana? Masih mau ikut?'
"Sialan! Pergi lo! Nggak usah balik lagi!" Tasya mendorong Kinara untuk segera pergi.
"Emang mau pergi, nggak usah lo suruh juga gue nggak akan balik lagi. Males banget ketemu lo," tungkas Kinara lalu segera pergi dari hadapan Tasya. Meninggalkan sahabatnya itu sendirian menyaksikan presentasi dari ekskul yang lain.
Sedangkan dirinya berjalan keluar dari GOR. Melewati koridor-koridor kelas yang cukup sepi menuju ruang UKS. Iya, kalian tidak salah membaca.
Kinara berbohong tentang dirinya yang ingin ke toilet. Karena nyatanya, gadis itu justru berjalan cepat menuju ruang UKS untuk memastikan keadaan seseorang yang sejak tadi memenuhi pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Longer
Novela Juvenil❝Pada akhirnya, lo cuma bisa milih satu orang, Ra. Haikal atau Jevan?❞ Dalam hidup Kinara, Haikal dan Jevan adalah bagian yang tak akan pernah bisa tergantikan oleh siapapun. Mereka memiliki porsi masing-masing di hatinya. Haikal si tetangga rese ya...