17| Sakit Hatinya Kinara

131 27 265
                                        

Pagi-pagi sekali Haikal sudah mendapatkan serangan mendadak dari Hazel yang dengan brutal memaksanya membuka mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali Haikal sudah mendapatkan serangan mendadak dari Hazel yang dengan brutal memaksanya membuka mata. Padahal hari ini hari minggu, hari paling ditunggu Haikal karena hanya di hari inilah dirinya bisa tidur sepuasnya tanpa khawatir dengan apapun. Kecuali amukan Bunda tentu saja.

Saat Haikal bertanya perihal maksud dan tujuan Hazel membangunkannya, bocah gembul itu serta merta menjawab bahwa Haikal harus mengantarnya ke rumah Mama Yasmin lantaran sudah rindu berat pada Kinara.

"Antel Zel ke lumah Kak Nala!!! Zel lindu, ndak kuat, belat." (Anter Zel ke rumah Kak Nara!!! Zek Rindu, nggak kuat, berat.)

"Banun! Ikal item halus antelin Zel!!!" (Bangun! Ikal item harus anterin Zel!!! )

Perlu di garis bawahi bahwa Hazel berkata Haikal 'harus mengantar' bukan 'mau mengantar' tidak ada unsur negosiasi apalagi permintaan tolong. Yang Hazel katakan adalah sebuah kalimat perintah.

Kalau sudah begitu, apa yang bisa Haikal katakan selain mengangguk patuh? Bukan karena intimidasi Hazel yang membuatnya takut, bukan pula ancaman si gembul yang akan mengadu pada Bunda Sinta dan Ayah Jaka.

Melainkan karena dirinya pun merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan Hazel. Yaitu rindu sosok Kinara yang seminggu ini cukup sibuk dengan kegiatannya di sekolah. Sehingga intensitas pertemuan mereka menjadi sangat sedikit bahkan hampir tidak pernah.

Dan bersyukurlah Haikal karena Hazel merupakan anak kecil pada umumnya yang mudah sekali tertarik pada hal lain. Buktinya sekarang bocah itu sibuk menganggu Aksa-adik Kinara yang sedang bermain PS bersama anak Ridin yang ikut-ikutan ingin berkumpul di rumah Kinara.

Jadilah kini Kinara sepenuhnya dimonopoli oleh dirinya sendiri. Haikal asik tiduran di sofa ruang keluarga dengan paha Kinara sebagai bantal. Matanya sesekali terpejam saat merasakan usakan lembut jemari Kinara yang menyugar helaian rambutnya. Beginilah dua muda-mudi itu jika sedang akur.

"Kal ini bagus, nggak?" tanya Kinara sembari mendekatkan layar ponselnya yang menampakan foto Kinara bersama Tasya, Ressa dan Zia yang diambil pada saat event perekrutan kemarin.

Haikal membuka kelopak matanya, mengambil alih ponsel Kinara lalu mulai memperhatikan dengan seksama.

"Kalo bagus mau lo apain emang?" Haikal balik bertanya.

"Mau gue post di instagram, soalnya gue kan nggak pernah nge-post apapun."

Alis Haikal menukik, seolah tak suka dengan yang baru saja Kinara katakan. Dia lantas membuka aplikasi instagram pada ponsel Kinara. Matanya membulat seketika saat melihat followers sahabatnya itu naik cukup banyak dari yang terakhir kali dia lihat.

"Followers lo kok banyak? Lo beli?"

PLAKK

"Aduh!" Haikal mengaduh seraya mengusap keningnya yang baru saja menjadi tempat lepas landasnya telapak tangan Kinara.

No LongerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang