"Panas banget, dah buset. Ini matahari bocor apa gimana? Panasnya udah kayak simulasi di neraka."
Pemuda yang berjalan sendirian di pinggir jalanan komplek itu tak berhenti menggerutu-mengomentari teriknya matahari yang terasa membakar kulit.
"Padahal gue udah berusaha mencegah global warming dengan menghapus e-mail nggak penting. Tapi kenapa panasnya masih sepanas omongan tetangga?"
Tangan kekar yang dihiasi urat-urat jantan, dia gunakan untuk menutupi wajahnya dari sengatan terik matahari. Lalu tangan yang satunya dia masukan ke dalam kaos hitam yang digunakannya untuk menggaruk perut.
"Ya ampun, ini gue biasanya jalan ke rumah Bang Jo tiga menit langsung sampe, ini kayak udah dua jam tapi kenapa nggak sampe-sampe, sih. Heran banget dedek."
Lagi, cowok yang tak lain dan tak bukan bernama Haikal ini kembali menggerutu. Padahal dirinya baru berjalan sekitar satu menit, dasar hiperbola.
Meskipun setiap langkahnya dipenuhi oleh keluhan, tapi Haikal akan tetap berjalan menuju rumah keluarga Atmadja. Karena menurut informasi yang dia dapatkan dari sang Bunda. Saat ini anggota Neo yang tentu saja mencakup Kick Back dan Ridin sedang berkumpul di sana sejak pagi.
Haikal yang baru terbangun sekitar lima belas menit yang lalu itu lantas mengecek ponselnya, dan cukup terkejut kala melihat banyak spam chat dan panggilan tak terjawab dari teman-temannya yang masuk.
Tanpa berlama-lama, pemuda itu segera pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan menyikat gigi, dilanjut dengan berganti pakaian, sedikit menyemprotkan parfume lalu segera berjalan keluar rumah. Tak peduli jika wajahnya terlihat sekali baru bangun tidur.
Sampai di gerbang kediaman keluarga Atmadja, Haikal lantas mempercepat langkahnya untuk memasuki rumah kala netranya melihat jejeran motor sport di garasi rumah, bahkan beberapa mobil yang tidak masuk ke dalam garasi, tampak berjejer di pinggir jalan.
Tak ada salam apalagi kalimat permisi, pemuda itu langsung masuk begitu saja.
"HAIII, HAIKAL DATANG!!!"
Atensi para manusia yang ada di dalam rumah lantas tertuju pada Haikal yang memasang senyum lebar di ambang pintu. Namun itu tak berlangsung lama, karena beberapa detik setelahnya mereka kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Haikal hampir saja menjatuhkan rahangnya kala mendapati reaksi yang sama sekali tidak dia harapkan. Padahal tadinya dia sudah berangan bahwa kedatangannya akan disambut dengan hangat karena sudah ditunggu-tunggu. Tapi ternyata tidak.
Mendengus kesal, Haikal lantas berjalan gontai menuju sofa ruang keluarga yang diisi oleh teman-temannya. Iya anak Ridin. Di sana ada Rendi, Aji dan Caesar yang sedang bermain PlayStation bersama Aksa -adik Kinara.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Rendi begitu pantat Haikal menyentuh permukaan empuk sofa.
"Dih, ada hak apa lo nanya-nanya? Yang punya rumah aja kalem, ngapa elo sewot?" jawab Haikal sedikit tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Longer
Fiksi Remaja❝Pada akhirnya, lo cuma bisa milih satu orang, Ra. Haikal atau Jevan?❞ Dalam hidup Kinara, Haikal dan Jevan adalah bagian yang tak akan pernah bisa tergantikan oleh siapapun. Mereka memiliki porsi masing-masing di hatinya. Haikal si tetangga rese ya...