20| Panas Dingin

140 24 242
                                    

"Suara kamu bagus, sopan banget masuk telinga," puji Marshall sembari tersenyum lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Suara kamu bagus, sopan banget masuk telinga," puji Marshall sembari tersenyum lembut. Cowok dengan pembawaan kalem itu terdengar tulus memuji Kinara yang kini tersipu malu.

"Aamiin, makasih, Kak. Tapi gimana ceritanya suara bisa sopan segala? Perasaan dia nggak ada permisi dulu pas masuk," jawab Kinara dengan gurauan membuat keduanya lantas tertawa.

Marshall adalah salah satu anggota ini Neo yang tentu saja sudah dekat dengan keluarga Atmadja. Dia bergabung dengan Neo saat masih duduk di bangku Mengengah Pertama karena kebetulan Marshall ini adalah teman sekelas Leo. Namun alih-alih masuk divisi Kick Back, Jordan justru merekrut Marshall untuk menjadi inti Neo.

Hubungannya dengan Kinara pun cukup dekat, namun menjadi berjarak sejak Kinara beranjak remaja dan mengalami pubertas. Padahal dulu saat dia masih SMP dan Kinara baru duduk di bangku Sekolah Dasar, Marshall hampir setiap hari main ke rumah ini. Menemani Kinara mengerjakan tugas, menenangkan Kinara yang dijahili Leo, hingga mengantar Kinara ke tempat bimbingan belajar menggunakan sepedanya.

Tapi Marshall mengerti, ini semua adalah proses Kinara menemukan jati diri. Semua orang pasti pernah merasakan hal serupa, termasuk dirinya sendiri. Namun satu hal yang sedikit janggal bagi Marshall, yaitu kenapa hanya Marshall yang seolah diberi jarak, sedangkan anggota Neo yang lain tidak? Bahkan seorang pemuda yang sekarang sedang memperhatikan keduanya dengan tatapan tajam-justru semakin lengket dengan Kinara.

Iya, dia adalah Haikal. Ketua Ridin yang melabeli dirinya sebagai sahabat Kinara. Tapi ada apa dengan tatapan mata tajam itu? Kenapa Haikal seolah tak menyukai dirinya yang berada dekat dengan Kinara. Bukankah itu terlalu berlebihan untuk seorang sahabat?

Senyum miring terbit dari bilah bibir Marshall, dia ingin sedikit bermain-main dengan kesabaran Haikal.

"Ra, boleh minta tolong?" ujar Marshall sambil mengucek mata sebelah kanannya.

Kinara yang saat itu sedang memperhatikan keseruan Romeo dan anak Kick Back bermain bola lantas menoleh. Raut wajahnya berubah khawatir saat melihat Marshall mengucek matanya.

"Iya Kak, kenapa? Eh, jangan dikucek gitu, nanti makin gatel." Refleks Kinara menahan tangan Marshall untuk tidak mengucek matanya.

Marshall terkekeh. "Iya, nih, gatel banget. Boleh tolong liatin ada apa? Kayak ada yang ngeganjel gitu kalo ngedip," pinta Marshall yang langsung diangguki Kinara.

Kini tubuh Kinara berputar menghadap Marshall, membuat keduanya saling berhadapan. Perlahan tangan lentik Kinara membingkai rahang Marshall lalu mendekatkan wajahnya untuk mengecek mata yang lebih tua.

"Nggak ada apa-apa, kok, Kak," jelas Kinara setelah yakin bahwa tak ada benda apapun pada bola mata Marshall.

"Tapi kayak ada yang ganjel gitu ya, Ra. Kalo ngedip kerasa perih," ujar Marshall yang semakin mendekatkan dirinya dengan Kinara, bahkan kini tangan kekarnya dia gunakan untuk menjaga keseimbangan Kinara dengan meletakannya pada pinggang si manis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

No LongerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang