Part 15

922 82 1
                                    

Tak sanggup melihat kelanjutan percakapan mereka, ia memilih untuk diam menenangkan diri. Ternyata mantan istrinya begitu cantik dan memiliki gelar seorang Dokter. Betapa, tertamparnya Risa ketika tahu latar belakang Salsa.

Dia juga masih sendiri dan tidak tahu alasan dia tetap melajang setelah bercerai dengan Theo. Marvin yang instingnya kuat mampu melihat kesedihan dalam diri Risa.

"Ada apa? Sesuatu sudah terjadi?" tanya Marvin ketika gadis itu tak seceria seperti biasanya.

Belum sempat Risa menjawab pertanyaannya, seorang Dokter masuk ke dalam untuk memeriksa keadaan Marvin tak lain mantan istrinya Theo. Marvin tentu saja tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya, sejak saat itu dia sadar apa yang membuat Risa murung.

"Aku tidak mau di periksa olehmu," ucap Marvin dengan menolak keras.

"Ternyata kamu masih sama seperti dulu. Kamu sudah menjadi pria dewasa sekarang," ucap Salsa dengan tersenyum pada mantan adik iparnya.

"Apa urusannya denganmu aku sudah dewasa atau tidak? Kak, kamu sengaja ya memilih dia untuk memeriksa keadaanku." Kata Marvin pada Theo yang hanya diam tidak mengatakan apapun.

"Aku Dokter yang terpilih bertanggung jawab atas kondisimu saat ini," ucap Salsa karena dia tahu betul sikap Marvin yang membencinya.

"Aku ingin pulang." Pinta Marvin protes dan memberontak untuk pulang.

"Marvin, kamu harus menuruti peraturan rumah sakit ini agar kamu cepat sembuh. Jika kondisimu sudah baik Dokter akan membiarkanmu pulang, jangan rewel dan jangan berisik." Kata Risa membuat Salsa menatap istri baru dari mantan istrinya.

Marvin menarik nafasnya kesal apalagi saat harus terpaksa di cek keadaannya oleh Salsa orang yang dia benci. Setelah, di periksa Salsa pergi dengan raut wajah sedikit sedih, karena pernikahan kedua Theo bertahan sampai sekarang.

"Dia-"

"Aku pulang dulu." Sela Risa pada Theo yang ingin menjelaskan siapa Dokter yang baru saja memeriksa Marvin.

"Aku antarkan pulang," ucap Theo karena sudah malam.

"Tidak perlu." Kata Risa sambil mengambil tasnya lalu pergi.

Tak perlu dia jelaskan semuanya sudah jelas dan dia tahu tanpa di beritahu. Risa berjalan pergi keluar dari ruangan dengan menahan air matanya.

"Ngapain di sini. Kejar dia," ucap Marvin kesal dengan sikap kakaknya yang seperti itu.

Theo menarik nafasnya ia berjalan keluar untuk mengejar Risa. Tangan Risa beberapa kali menyeka air matanya dan dia menangis selama perjalanan keluar rumah sakit.

Pemuda itu berlari kecil sampai bisa menarik tangan Risa yang sudah keluar dari rumah sakit. Risa yang terkejut ia menoleh dan langsung mengalihkan pandangannya.

Dia tidak menyangka Theo akan mengejarnya dan melihat ia menangis. Mereka pergi ke taman belakang rumah sakit, tidak tahu harus menjelaskan apa pada gadis itu.

"Aku tidak tahu dia bekerja di rumah sakit ini," ucap Theo mencoba menjelaskan semuanya.

"Apakah karena itu kamu tidak pernah memotong rambutmu?" tanya Risa jelas membuat pemuda itu terkejut mendengarnya.

Risa sedikit tersenyum tapi matanya masih berkaca-kaca menahan tangisannya.

"Begitu," ucap Risa ketika pemuda itu hanya diam memperjelas dugaannya benar.

"Jika kalian saling mencintai kenapa harus berpisah, kenapa tidak kalian pertahankan. Kenapa harus saling menyakiti satu sama lain seperti ini!" Seru Risa dengan menangis histeris.

"Dan aku tidak akan ada di antara kisah cinta kalian." Kata Risa membuat Theo mengepalkan tangannya.

"Aku merasa menjadi orang yang jahat saat ini, menjadi penghalang hubungan kalian." Lanjut Risa sambil menangis.

"Aku tidak mencintainya lagi dan semua sudah berlalu. Dia bukan bagian di hatiku lagi," ucap Theo berusaha menenangkan perasaan gadis itu.

"Sampai kapan kamu membohongi dirimu sendiri dengan mengatakan tidak mencintainya." Kata Risa perlahan pergi meninggalkannya.

Risa yang akan kembali dia berhenti ketika melihat Salsa berdiri di antara mereka. Mungkin, dia mendengarkan percakapannya tadi bersama Theo.

.
.
.

Pada akhirnya, pemenangnya tetaplah masa lalunya yang dia cintai hebat oleh Theo. Risa hanya bertugas menyembuhkan hati Theo yang terluka parah. Dia menangis di rumah sepuasnya melampiaskan rasa sakitnya hanya dengan menangis.

Hatinya terlalu rapuh saat ini ketika harus mengetahui kenyataan sebenarnya. Tapi, dia berusaha untuk baik-baik saja dengan datang ke rumah untuk menjemput Marvin yang hari ini keluar dari rumah sakit.

Di dalam mobil suasana begitu hening tidak ada satupun yang bicara. Marvin menatap kakaknya lalu ke arah gadis di sampingnya yang diam tidak biasanya.

Apa sesuatu sudah terjadi pada hubungan mereka?

Semua memang tidak akan baik-baik saja, saat wanita sialan itu kembali ke kehidupan Kakakku.

Tapi, haruskah mereka saling diam satu sama lain.

Marvin terus membatin ketika dapat merasakan diam mereka bukan diam yang biasanya. Ia yang melihat kebahagiaan pada raut wajah mereka, kini seperti perlahan lenyap begitu saja.

Matanya yang sembab menatap jalanan lewat kaca mobil, kenapa harus di saat Theo mencoba memulai membuka hatinya. Risa tidak tahu perasaan pemuda itu saat ini, tidak mungkin dia tidak memikirkan mantan istrinya itu.

Rambutnya yang pendek membuktikan juga dia menepati janjinya. Mereka saling menepati janji jika perpisahan itu terjadi.

Tatapan mereka penuh dengan arti yang sama sekali tidak bisa aku artikan. Terlalu banyak makna di setiap tatapan mata keduanya.

Mereka seperti terpaksa berpisah oleh keadaan.

Aku sadar kenapa tak mudah untuknya melupakan masa lalunya, karena sebagian kehidupannya di habiskan bersama gadis itu. 

14 tahun bukan waktu yang sebentar untuk mereka.

Terlihat Risa tetesan air mata menggenang di pelupuk matanya. Ia terus membatin mengenai hubungan Theo bersama mantan istrinya. Hubungan yang terjalin setengah hidup Theo dan harus berakhir.

Apa saat ini kamu sedang memikirkannya?

Ataukah, kamu sedang bingung ingin kembalinya dan tak mau kehilanganku?

Risa menatap pemuda di sampingnya yang sedang menyetir dengan ujung matanya. Kini, dia merasa takut apa yang akan pemuda itu katakan, mungkinkah dia akan kembali pada masa lalunya.

Dia tidak bisa berharap Theo bertahan dengannya, di saat ia sendiri masih belum mencintainya. Risa seperti dapat merasakan ada yang belum selesai di dalam hubungan Theo dengan Salsa.

Stuck In The Past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang