•7•

28 13 1
                                    

Setelah selesai memasukan motornya ke dalam garasi, Kenan segera masuk ke dalam rumahnya seraya menenteng kantung plastik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai memasukan motornya ke dalam garasi, Kenan segera masuk ke dalam rumahnya seraya menenteng kantung plastik.

Plastik itu didalamnya berisi dua mangkuk bubur ayam yang baru saja dia beli di pinggir jalan. Dan tentunya bubur itu masih hangat.

Awalnya Kenan berniat untuk main ke rumah salah satu temannya yang rumahnya tak jauh dari kedai bubur ayam dan mungkin akan pulang pada sore hari.

Tetapi niatnya segera dia urungkan. Mengingat bahwasanya ada seseorang gadis yang sedang menunggunya di rumah, dia jadi tidak tega.

Kenan juga tak berniat membiarkan Gabby mati kelaparan. Setidaknya dia masih mempunyai hati nurani, walau hanya sedikit.

Bukankah Kenan sangat baik kepada Gabby?

Tetapi kenapa gadis itu selalu menyebutnya dengan kata jahat, huh?

"By?" Kenan berhasil memecah keheningan dengan memanggil nama Gabby.

Tidak ada sahutan.

Dahi Kenan mengernyit sementara alisnya menyatu—setelahnya Kenan menyapu pandangannya pada lantai.

Detik berikutnya dia langsung mendelik tatkala melihat lantai yang jauh dari kata bersih, dia memejamkan matanya sejenak—Kenan mengaku jika saat ini dirinya tengah kesal dengan diri sendiri.

Kenan menghela nafasnya kasar. Seharusnya saat makan kacang tadi, dia tidak sepatutnya membuang kulitnya sembarangan.

Alhasil, dia juga yang akan membereskan semuanya—dia juga tidak yakin bahwa Gabby nanti akan membantu membereskan itu semua.

Mengingat bahwa gadis itu sangatlah kekanak-kanakan dan tentunya sangat manja.

Jika Kenan diberi pilihan, maka dia lebih baik memilih mengurus bayi saja dari pada mengurus baby big macam Gabby.

Kenan kembali berdecak kesal ketika matanya terpaku pada puluhan kutek yang berserakan di atas karpet bulu yang berada disamping sofa.

"Dasar cewek tukang ngrepotin!" Kenan menggerutu.

Tugasnya lagi-lagi bertambah.

Oke, dia tidak akan membiarkan Gabby lolos begitu saja, intinya Gabby harus ikut andil untuk membersihkan rumahnya—bagaimapun juga bukan Kenan saja yang mengotori, melainkan Gabby juga.

Beruntung karena televisinya kini sudah tidak lagi menyala. Mungkin Gabby tadi sempat mematikannya sebelum pergi entah kemana.

Jika tidak pasti Kenan akan memberikan pelajaran pada gadis cantik bermata bulat macam boneka. Siapa lagi kalau bukan Gabby?

Live TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang