•17•

15 11 0
                                    

Shit!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shit!

Kenan membeku di tempat saat merasakan tubuh Gabby yang menempel pada tubuhnya, dia menunduk, memperhatikan Gabby yang tingginya hanya sampai pada bahunya.

Smirk Kenan muncul. "Minggir, lo pasti terharu sama gue, kan?"

"Gabby tambah suka kalau Kenan baik gini," lirihnya.

Kenan berusaha melepaskan pelukan Gabby yang terasa sedikit erat. Selain manja, Gabby juga agresif, ya? Benar-benar di luar pikiran Kenan.

*

Setelah memarkirkan motor ninjanya di parkiran, Kenan menggenggam tangan Gabby— seperti waktu lalu— tepatnya di gerai ice cream.

Gabby hanya menurut saja, saat tangannya di genggam oleh Kenan secara agresif, karena dia sudah tahu alasan Kenan menggenggam tangannya.

Katanya, Kenan takut jika dirinya di culik?

Memangnya siapa yang berani menyulik Gabby anak kesayangan daddy-nya, huh?

Kedai burger yang mereka kunjungi ukurannya tidak begitu besar, namun sangat populer, saat ini kedainya terlihat sedikit ramai dan membuat Kenan dan Gabby harus mengantre terlebih dahulu.

Rasanya menyebalkan sekali, mengingat bahwa Kenan adalah cowok yang tidak sabaran. Untung saja Gabby sabar, jika tidak maka keduanya akan bertengkar hanya karena sebuah burger.

"Kenan mau beli juga?" Gabby bertanya lembut.

Kenan menatap Gabby malas. "Enggak, gue nggak suka." Kalaupun dia suka, pasti dia akan beli sendiri tanpa tawaran dari gadis itu.

Gabby hanya bergumam pelan tanpa berniat menyahut, Kenan masih sama seperti dulu— tidak suka burger.

Dulu waktu keduanya masih kecil, Gabby sering kali menawarkan burger pada Kenan dan berujung tidak di makan oleh cowok itu— karena memang Kenan tidak menyukai burger.

Padahal menurut Gabby— burger itu adalah salah satu makanan terenak yang pernah dia makan. Alhasil sekarang sudah menjadi makanan favoritnya.

Anehnya, makanan favorit Gabby, Kenan justru tidak menyukainya.

Setelah menunggu setengah jam lamanya, akhirnya Gabby mendapatkan burger yang dia mau, berbeda dengan Kenan yang memasang wajah masam karena sudah terlalu lama menunggu.

Dan kini mereka berdua sudah berada di ruang keluarga, dengan televisi yang menyala agar suasana tidak terlalu begitu canggung bagi Kenan.

Gabby tampak antusias saat membuka bungkus burger. Kembali tersenyum saat mengingat kejadian tadi, di mana dia ingin membayar pesanannya dengan uangnya sendiri.

Sayangnya Kenan melarang dan ngotot untuk membayarkan pesanan Gabby. Lagi pula uangnya banyak, jadi membayar dua buah burger Gabby tidak harus berpikir dua kali.

Live TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang