Suzy menatap bergantian para kurcaci yang kini tengah berjajar di depan tv ruang tengah. Kecuali Mark, tadi dia bilang mau pergi dengan teman-temannya.
"Nuna?" Haechan merangkak naik dan menumpukan kepalanya di paha Suzy.
"Ya?"
"Apa aku boleh ikut ke Paris?"
Pertanyaan itu sontak membuat anak-anak lain menatap ke arah keduanya.
"Mwo?" Renjun dan Jaemin berucap bersamaan.
"Tsk..aku hanya bercanda. Maksudnya biar nuna tidak jadi pergi..." cibir Haechan. Mata-mata remaja itu menyipit.
"Jincayo?" Kini Jeno beranjak berdiri. "Kau punya kami, kita semua bersaudara di sini." Ucap namja itu, terlihat dewasa sekali. Haechan mencibir.
"Ne-ne."
"YA! Aku serius!!" Balas namja itu.
"Ahhhh~ Jisungie laparr!!" Ucap Jisung sambil berguling di karpet. Suzy hanya tergelak.
"Ayo makan di luar, aku akan meminta Taehyung mentraktir."
"Kull!" Ucap mereka bersamaan.
--Sehun dan Mark pulang bersamaan, tidak sengaja- dan mendapati rumah kosong.
"Eh? Nuna eodi hyeong?"
Sehun menggeleng. "Dia juga tak mengangkat telfonku."
Mark mencibir. "Hyeong terlalu posesif, mungkin nuna bosan."
Sehun mendelik tapi Mark acuh saja, namja itu memilih berjalan ke dapur.
"Aku lapar hyeong!!"
"Beli saja atau kau mau masak telur gosong?" Jawab Sehun yang berjalan ke lantai atas. Mark mencibir.
"Aishh...hyeong mwohae?!!" Namja itu setengah berteriak.
"STEAK!"
"Heol...kenapa tidak makan di luar saja, merepotkan sekali. Ishh..padahal aku mau jjajjang."
Baru saja Mark mau memesan makanan, terdengar suara pintu terbuka disusul suara tawa Chenle.
"Memalukan sekali!! Hahahhaha!"
Mark mengernyit. "Eoh? Kalian-"
"Ah, kami makan di luar, dengan Taehyung dan Myungsoo hyeong, ige. Kami bawakan makanan, ada steak- ini enak sekali!!" Jisung menyodorkan dua kantung paper bag berukuran besar.
"Eh? Mwoya..kenapa tidak mengajakku?! Eoh? Puding semangka!!! Gumawooo!!"
Jaemin mencibir. "Mark dan kebucinannya dengan semangka."
"Nikahkan saja dia dengan semangka." Kekeh Chenle.
"Ide bagus." Itu Haechan.
***Suzy menyadari perubahan sikap Sehun sejak kepulangannya dengan anak-anak semalam. "Sehun?"
"Ya?"
Singkat sekali.
"Apa aku berbuat kesalahan?" Ucap Suzy hati-hati.
"Kupikir aku yang terlalu posesif dan terlalu kesal karena kau mengabaikan telfonku seharian."
Gadis itu meringis, merasa bersalah. "Maaf.."
"Tak apa. Aku harus ke kantor, sampai jumpa nanti."
"Sehun..."
"Mereka mempercepat keberangkatanku."
Kalimat itu sukses membuat Sehun terdiam.
"Kita bahas nanti."Jaemin dan Chenle melihat itu semua. "Apa mereka sedang bertengkar hyeong?" Si bungsu menatap pada kakak sepupunya.
"Gerseyo."
"Hyeong molla?"
Jaemin mengangguk. "Molla. Biarkan saja, lagipula itu urusan mereka, kita masih kecil. Ayo, kita berangkat, gara-gara mencarikan dasimu aku terlambat." Gumam Jaemin.
Chenle mendengus. "Ish! Tadi aku sudah bilang mau mencarinya sendiri! Hyeong yang memaksa!"
Jaemin terkekeh. "Iya-iya. Renjun kan sudah berangkat pagi-pagi, kalau bukan aku siapa lagi? Huh? Haechan? Yang ada kau tidak ke sekolah."
"Je-"
"Jeno bukan orang yang pintar mencari barang. Ayo, aku akan meminta Suzy nuna mengantarmu dulu."
Chenle mengangguk patuh. "Hyeong gumawo. Aku tidak tahu bagaimana nanti kalau aku ikut appa."
Jaemin menghela nafas. "Kau akan di sini, aku yang menjaminnya."
"Hyeong..."
"Jangan menangis, cengeng sekali..ayo!"
Chenle mengangguk.
"Kalian berangkat denganku, Sehun hyeong pergi dengan Suzy nuna. Kajja." Mark berjalan mendahului ke mobil.
"Eh?" Jaemin mengernyit heran.....
"Kita bahas nanti."
"Sehun, kita sudah sama-sama dewasa, aku mengatakannya agar kau tidak salah sangka."
"Apa maksudmu salah sangka? Bukankah aku tak pernah mempermasalahkan keberangkatanmu?" Namja itu kini terkekeh.
Suzy terdiam.
"Aku sedang tak ingin membicarakan ini karena kondisiku tidak baik Bae. Aku takut tak bisa mengendalikan emosiku."
"Soal aku pergi dengan Taehyung?"
Sehun menggeleng. "Tidak."
"Soal telfon kemarin? Sehun...aku bahkan tidak kemana-mana kemarin, kau terlalu berlebihan..."
"Berlebihan? Wahh...aku bukan pria posesif yang melarangmu pergi kemanapun yang kau sukai...bukankah ada baiknya kau menanyakan kenapa aku menelpon?"
"Sehun..."
"Ada beberapa masalah di kantor kemarin, aku pikir mendengar suaramu bisa membuat moodku membaik, tapi ternyata kau bahkan tak menganggap semua telpon dan pesanku. Apa di sini hanya aku yang mengharapkan hubungan ini?"
"Tidak- bukan seperti itu.."
"Geurom wae???!" Nada bicara pria itu mulai meninggi, membuat Suzy tersentak- juga Mark yang baru saja keluar kamarnya. Beruntung Jaemin dan Chenle sudah lebih dulu menuruni tangga lantai dua.
"Aku- tidak tahu..." suara itu begitu pelan.
Sehun menghela nafas panjang. "Mark, kau hari ini bisa membawa mobil? Aku akan pergi dengan Suzy, hati-hati." Sehun melempar kunci mobil di tangan Suzy lalu menarik gadis itu menuruni tangga. Jaemin dan Chenle yang masih asik berdebat bahkan tidak menyadari kedua pasangan itu.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Around the Dwarfs
FanfictionSuzy tidak tahu kalau keputusannya untuk meninggalkan kehidupannya yang seperti putri akan begitu menyiksa. Belum lagi ia harus berinteraksi dengan para kurcaci berwajah malaikat tapi berkelakuan seperti iblis kecil. "Ahhh!!! Aku bisa gila!" -Suzy...