21

314 46 6
                                    

Hari kedua diisi para kurcaci dan orang-orang dewasa itu dengan kegiatan mendaki. Tak tinggi memang, hanya perbukitan hijau yang di puncaknya diselimuti lapang hijau. Taehyung bilang, jika lebih pagi dan alam mengijinkan, mereka bisa melihat sunrise.
"Wahh...sejak kecil, baru kali ini aku melihat sunrise.." gumam Haechan. Jaemin, Renjun dan Jeno mengangguk setuju.
Mark sedang menggendong Hao yang katanya masih mengantuk. Yoongi? Pria itu memilih melanjutkan tidurnya, jadi dia menitipkan anaknya pada mereka- Mark dan Jaemin.
Jisung dan Chenle hanya terdiam. Kedua mata anak itu berkaca. "Hyeong..." lirih Chenle sambil menggenggam tangan Renjun.
"Ayo berdoa."
Renjun tersenyum kecil. Ia tahu, meminta permohonan saat melihat matahari terbit itu hanya bagian dari mitos juga cerita anak, tapi tak ada salahnya dia berdoa kan?
"Ya- ayo berdoa."
Lalu Jaemin menundukkan kepala. Berdoa untuk sang ibu. Mark yang melihat itu, segera memeluk bahu adiknya. "Kita akan selalu bersama Jaem, aku pastikan itu." Bisiknya di telinga Jaemin.
Haechan dan Jisung, keduanya hanya tersenyum, menatap sejenak sinar oranye di sana, lalu Haechan diam-diam memejamkan mata. Berdoa dari hati terdalamnya. Jisung diam-diam memperhatikan Haechan, lalu ikut memejamkan mata.
Hanya Jeno. Dia satu-satunya remaja yang menatap seluruh saudaranya dari belakang.
"Tak mau berdoa?" Suzy memeluk bahu Jeno dari belakang.
"Hum?" Jeno mengerjab lucu, membuat Suzy gemas.
"Tidak mau berdoa?" Ulangnya sambil terkekeh.
"Sudah. Aku selalu berdoa setiap pagi dan malam untuk mereka."
Suzy tersenyum. "Anak baik."
Lalu Suzy memilih berdiri di samping Jeno, menggenggam tangan kanan remaja itu. "Kalau begitu, ayo, kita berdoa lagi." Suzy tersenyum tulus.
Jeno hanya tersenyum, lalu mengangguk.
Sehun dan Taehyung, keduanya sejak tadi berdiri di garis belakang. Menatap anak-anak di sana yang masih menundukkan kepala.
"Kau tak mau membuat permohonan?" Taehyung melirik Sehun.
"Hem?"
"Buatlah. Aku rasa...hari ini adalah sebuah keajaiban."
Sehun menoleh ke atah Taehyung. "Waeyo? Bukankah ini biasa? Melihat sunrise di atas bukit?"
Taehyung menggeleng. "Kau salah. Sejak kecil, aku, Suzy dan Myungsoo hyeong sering kemari. Kami selalu menghabiskan waktu bersama, sampai aku pindah ke Jepang."
Sehun hanya memperhatikan.
"Sejak itu, hanya Suzy dan Myungsoo hyeong yang kemari. Aku tak pernah sekalipun mendapatkan sunrise di sini."
Sehun mengernyit. "Tak sekalipun? Itu tak mungkin..."
Taehyung hanya terkekeh. "Benar. Menurut logika memang itu tak akan pernah. Tapi memang itu nyatanya...setiap kali aku kemari, selalu saja suasana tak mendukung."
Sehun menatap semburat warna oranye yang mulai terlihat.
"Myungsoo hyeong pernah sekali mendapatkannya. Suzy- dia sudah ketiga kali ini melihat sunrise di sini. Yang pertama...seminggu setelah ia kehilangan ibunya. Kedua...saat ia kabur dari rumah karena marah dengan paman Bae. Ketiga...hari ini..tepat seminggu sebelum kepergiannya ke Paris."
"Haruskah aku membuat permohonan?" Sehun berkata lirih.
"Ya. Mohonlah sesuatu yang tulus...itulah kenapa bukit ini disebut Bukit Keajaiban. Karena di sini...setiap orang bisa meminta keajaiban untuk dirinya dan orang dikasihinya..."
"Kalau begitu, ayo..buat permohonan bersama." Sehun tersenyum hangat pada Taehyung, yang disambut senyuman tulus dari bungsu Kim itu.

Haechan
"Tuhan. Aku tak ingin hal-hal spesial apapun, tapi bisakah kau berikan keajaiban di hari kelulusan nanti? Aku ingin appa dan eomma menyadari kalau aku hanya membutuhkan mereka, bukan uang atau fasilitas lainnya."

Jaemin
"Eomma? Bagaimana di sana? Apa menyenangkan? Eomma, appa selalu memarahi Mark hyeong. Appa juga tak pernah menelpon lagi. Eomma, bisakah kau datang ke mimpi Appa? Katakan padanya kalau aku merindukannya, katakan kalau Mark hyeong sangat merindukannya. Katakan juga kalau kami membutuhkannya. Eomma...nan
Appa jeongmal bogosippeo...manhi. Eomma...neomu saranghae."

Mark
"Eomma...kau melihatnya bukan? Uri Jaemin sudah tumbuh menjadi remaja tampan dan manis, juga sangat penyayang. Mata dan senyumnya benar-benar seperti eomma. Eomma, aku merindukanmu..sungguh. Eomma, apakah appa sudah tak menyayangi kami? Dia begitu sibuk dan berubah semenjak eomma pergi. Apa ini salahku dan Jaemin? Eomma...bisakah kau sampaikan bahwa aku merindukan appa? Aku selalu merasa sedih saat mendengar Jaemin menangis malam-malam atau mengigau dan memanggil appa di mimpinya. Eomma...tolong bantu aku melindungi uri Jaemin dari sana. Eomma...tolong sampaikan salam rinduku untuk appa."

Jisung
"Tuhan...aku baru tahu kalau aku bisa meminta permohonan saat matahari terbit. Kalau seperti ini, aku akan lebih sering melihat matahari terbit, agar aku bisa meminta permohonan sebanyak mungkin. Tapi itu terlalu serakah, benar bukan? Tuhan...bisakah aku meminta permohonan agar eomma dan appa tidak berpisah? Aku membutuhkan mereka. Aku...juga menyayangi mereka. Tuhan...aku mohon, kabulkan doaku."

Chenle
"Tuhan...bisakah ayah dan ibuku kembali seperti dulu lagi? Bisakah aku mendengarkan cerita saat malam sebelum tidur atau berlibur bersama saat musim panas? Tuhan...aku ingin seperti anak-anak lainnya. Tapi aku juga tahu kalau ada sebagian anak-anak lain yang juga tak mendapatkan kasih sayang orang tuanya. Jika memang tak bisa...apakah boleh aku dan Renjun hyeong meminta agar aku dibesarkan oleh bibi dan paman? Bisakah kau tidak memisahkan aku dan Renjun hyeong? Tuhan...tolong, berikan kami keajaiban."

Renjun
"Tuhan...aku tahu kau Maha Mengasihi anak-anakmu..aku tahu kau telah menentukan takdir kami di garis tanganmu. Tuhan..aku tak tahu apa yang diminta Chenle...tapi, aku hanya meminta dua hal...jangan pernah pisahkan aku dan Chenle juga bantu aku menjaganya jika ayah dan ibu tak bisa lagi menjaga kami. Kuatkan aku sebagai seorang kakak."

Jeno
"Tuhan...aku sangat berterimakasih karena Kau telah memberikan keluarga yang begitu hangat dan menyayangiku. Aku berterimakasih karena Kau memberikanku saudara yang begitu menyayangiku. Tuhan...tolong kabulkan semua doa kakak dan adik juga seluruh anak-anak keluarga Oh. Berikan kebahagian untuk mereka, berikan kesehatan untuk ayah dan ibu...juga..bolehkah aku meminta Suzy noona untuk Sehun hyeong? Tuhan...aku tahu Kau ada, jadi...tunjukkan keajaiban itu untuk semua orang."

Suzy
"Tuhan...aku tidak tahu kalau masih ada anak-anak yang begitu membutuhkan kasih sayang di luar sana. Tuhan...lindungilah anak-anak ini, jaga selalu mereka dan berikan mereka keajaiban yang pernah Kau tunjukkan padaku. Berikan mereka kado terindahMu tahun ini..."

Sehun
"Aku tidak tahu bagaimana cara meminta...hanya saja, bisakah Kau melindungi adik-adikku? Menjaga mereka dan menerangi setiap langkah mereka? Jangan biarkan mereka kesepian saat aku tak di samping mereka. Tuhan...aku mohon, berikan cahaya keajaibanmu untuk kebahagiaan mereka...Mark dan Jaemin, Jisung, Haechan, Renjun dan Chenle juga Jeno."

Taehyung
"Tuhan...terimakasih karena aku akhirnya bisa melihat sunrise di bukit ini untuk pertama kalinya. Ini karena anak-anak menggemaskan itu, benar kan? Aku tahu...ini adalah caramu memberikan kebahagiaan untuk mereka. Tuhan...aku tak ingin meminta hal aneh, tapi satu, limpahkan kebahagiaanmu dalam setiap langkah kecil mereka dan...kabulkanlah doa-doa mereka..karena mereka adalah anak-anak dengan hati murni yang begitu tulus. Tuhan...tolong, tunjukkan dan berikan mereka cahaya keajaibanmu, berikan kebahagiaan dalam setiap langkah kecil mereka juga kabulkanlah doa mereka hari ini..."

Hao
"Aku ingin melihat ini dengan appa dan eomma. Tuhan, Hao menyayangi hyeongdul...sangat menyayangi mereka, jadi Kau juga harus menyayangi mereka."

~~~TBC~~~

Around the DwarfsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang