11

385 70 4
                                    

Sehun terus saja mengomel selama di kantor, membuat ayahnya yang mendapat laporan dari sekretaris pribadi Sehun, Kang Daniel hanya bisa menghela nafas. Ya. Sebenarnya, sejak makan siang tadi, dia mendapat beberapa kali laporan kalau Sehun terlihat tak begitu bersahabat dengan para karyawan, tak seperti biasanya. Seo Jeon mengetuk pintu ruangan Sehun diikuti Daniel juga Seongwu di belakangnya. "Apa sampai separah itu?" Seongwu berbisik pada Daniel. Namja itu hanya mengangguk. "Auranya benar-benar gelap. Jinca."
Mulut Seongwu membulat, kemudian namja itu mengangguk kecil. "Apa ini karena dia terlalu lelah bekerja?"
Daniel menggeleng. "Aniya-"
"Astaga...kalian berdua, diam atau aku akan meninggalkan kalian." Seo Jeon menatap dua karyawan kepercayaannya itu, membuat Daniel dan Seongwu seketika membisu.
"Ne sajangnim."
Seojeon kembali mengetuk pintu. "Sehun."
Tak ada jawaban, tapi setelahnya pintu terbuka. "Aboeji."
"Bisakah kita bicara berdua? Di ruanganku?" Seo Jeon tersenyum lembut, dan Sehun hanya bisa mengangguk. "Geurrae."
---

Myungsoo tersenyum kecil saat melihat Suzy masih sibuk dengan sketsanya. "Kau benar-benar ingin ke sana?"
Gadis itu mendongak. "Geurom. Oppa seharusnya tahu-"
"Nan arayo Suzy, tapi, kau tidak kasihan pada paman Bae?"
Suzy menggeleng.
"Heish...baiklah. Aku akan ke kampus sebentar, kalau perlu sesuatu, ada Woohyun hyeong di dapur."
Suzy mengangguk. "Iya-iya. Aku juga paham, apa Taehyung akan kemari?"
"Molla. Na kanda." Myungsoo mengacak rambut yeoja yang ia sudah anggap sebagai adik sendiri itu. Sebagai balasannya, Suzy hanya mendengus. "YA! Mengganggu saja. OPPA! SAMPAIKAN SALAMKU UNTUK NAEUN!" Suzy setengah berteriak yang dibalas acungan jempol oleh Myungsoo. Gadis itu kembali sibuk dengan desainnya, sesekali melihat jam di tangan kirinya. Senyumnya mengembang. Itu adalah jam kesayangannya yang ia beli dari hasil lomba desain busana pertamanya. "Masih ada satu jam lagi." Jangan lupakan, gadis itu punya tugas menjemput para kurcaci.
---

Mark masih duduk di kursi yang ada di depan fakultas kedokteran, menunggu Koeun yang katanya ingin berkencan setelah jam kuliahnya selesai. Ah...benar, Mark dan Koeun sudah berpacaran hampir sebulan.
Senyum namja itu mengembang begitu melihat gadis yang ditunggunya keluar kelas. Baru saja namja itu berdiri, netranya menangkap hal aneh dari raut wajah Koeun. Gadisnya itu terlihat begitu berbinar saat seorang namja yang ia tahu sebagai salah satu sunbaenya di jurusan bisnis menghampiri gadis itu. Tapi ia tak mau berburuk sangka, toh Koeun bukan tipe gadis yang seperti itu.
Mark melangkah mendekat, tapi seseorang kemudian menahannya. "Chakaman."
Namja itu berbalik dan menemukan seorang gadis berambut coklat dengan pipi bulat di hadapannya. "Kau Mark? Oh Mark?" Gadis itu menunjuk wajah Mark tanpa melepaskan cekalan tangannya pada Mark. Namja itu mengangguk, antara bingung dan terkejut. Well-bagaimana tidak, tiba-tiba saja seorang gadis menahan langkahnya dan hei-tunggu, gadis ini masih memegang tangannya. "Eh, hehe. Maaf." Gadis itu melepaskan tangannya dari Mark. "Aku Mina. Kang Mina. Ah iya, ini. Bisakah aku menitipkannya padamu?"
Mark mengeryit. "Apa ini?" Mark menerima sebuah kotak berwarna hitam, dengan pita di atasnya. Mina tersenyum kecil. "Ah...itu, aku kemarin merusakkan barang milik Renjun. Jadi aku menggantinya dengan yang baru."
"Renjun?"
"Ya. Tolong ya, aku harus ke Jepang sore ini dan baru kembali minggu depan. Tolong ya.." Mina mengatupkan kedua tangannya di depan dada, memohon pada Mark sambil mengerjabkan kedua matanya. Lucu sekali. Batin Mark. "A-arasseo."
"Aaahhh! Gumawo Marke~ssi."
Dan Mark hanya bisa terdiam saat gadis itu menjauhinya. "Mina? Darimana dia tahu Renjun?"
***

"Suzy?"
Taehyung segera menolehkan kepalanya begitu mendengar suara namja yang memanggil nama Suzy. Namja itu lalu berganti menatap Suzy yang kini masih sibuk dengan sketsa di depannya. "Hya, dia memanggilmu." Taehyung menyenggol tangan Suzy, membuat yeoja itu memekik karena sketsa dressnya jadi tergores. "KIM TAEHYUNG!!!"
Taehyung membeo, lalu memukul kepala Suzy. "Dia memanggilmu bodoh." Taehyung menunjuk ke belakangnya, ada Sehun yang berdiri di sana dengan Oh Seo Jeon. Mereka berdua tadi berniat membelikan cake untuk Jiwon, tapi malah menemukan Suzy di sini. Bersama seorang pria pula.
"E-eoh, anyeonghaseyo." Suzy beranjak berdiri begitu melihat Seo Jeon di depannya. Sehun? Jangan tanya, Suzy masih kesal dengan namja itu. "Ahh...Suzy, kau juga kemari? Dan siapa namja ini? Namja-"
"A-aniya, dia temanku."
Seo Jeon mengangguk, lalu memilih menarik kursi di depan Suzy, di samping Taehyung. "Boleh aku bergabung di sini?"
Taehyung mengerjab, sedikit kesal karena ada pria tua yang bergabung di mejanya. "Ne." Sehun kemudian menarik kursi di samping Suzy, membuat gadis itu mendengus lalu menggeser kursinya sedikit menjauh. Tapi Sehun buru-buru menahan lengan Suzy, "Di sini saja."
Taehyung yang melihat itu hanya terkekeh. Kemudian empat orang itu tenggelam dalam pembicaraan soal masa kecil Suzy, Taehyung juga Sehun.
--
"Aku tidak tahu kalau kau bisa membuat desain baju seperti tadi." Suzy dan Sehun ada di mobil sekarang, berdua, menjemput dua minion-Jisung dan Chenle.
"Ya."
Sehun tersenyum miris. Dia sudah keterlaluan kemarin. "Suzy...aku-aku benar-benar minta maaf, tidak seharusnya aku berbicara seperti itu denganmu." Namja itu melirik Suzy dari ekor matanya.
"Fokus saja menyetir Sehun~ssi."
Sehun menghela nafas. "Baiklah."

Jisung dan Chenle sudah ada di depan sekolah saat Suzy dan Sehun tiba. "Eoh! Apa kalian habis berkencan?" Chenle berlari ke arah Sehun dan Suzy yang baru keluar dari mobil. Suzy tersenyum sambil menggeleng. "Tidak...ah iya, kalian mau makan samgyetang?"
"Eh, kita akan ke restoran samgyetang?" Jisung berhenti di depan pintu mobil, menatap Suzy. "Tidak. Aku akan memasaknya, bagaimana?"
"Jinca?! Kajja!"
"Sehun-"
"Kajja, kita akan membeli bahan makanan untuk membuat samgyetang." Sehun tersenyum lebar, membuat Suzy keheranan. Tapi, sudahlah. Toh yang terpenting tujuannya untuk membeli bahan makanan tercapai.
***

Mark baru saja sampai di rumah saat menjelang makan malam. Orang yang pertama kali dicarinya adalah Renjun. "Oh, Mark, kau baru pulang?" Suzy yang membantu menyiapkan makan malam, menyapa Mark dengan membawa semangkuk besar samgyetang.
"Eoh. Nuna, apa kau melihat Renjun?"
Suzy terdiam sejenak. "Ah...sepertinya dia di halaman belakang."
Mark mengangguk lalu segera ke halaman belakang. "Astaga...dia itu, kebiasaan sekali. Lihat, tasnya selalu seperti ini." Jiwon menunjuk tas Mark yang tergeletak di lantai ruang makan. Suzy hanya terkekeh. Di jadi merindukan Seungjae, astaga..keponakan lucunya. "Tapi dia menggemaskan." Suzy terkekeh.
"Ya, semuanya memang menggemaskan. Bagaimana dengan Sehun?" Jiwon mengerling ke arah Suzy, membuat gadis itu terbatuk.
"Uhuk. Emm...Sehun-menyeramkan?"
Lalu tawa keduanya pecah.

~~~Tbc

Around the DwarfsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang