18

255 45 4
                                    

Suzy baru saja keluar dari kamar Ny Oh. Ya. Gadis itu memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya soal kehidupannya. Soal aksinya kabur dari rumah dan menolak perjodohan untuk menggapai mimpinya menjadi desainer.
"Nuna benar-benar mengatakannya pada bibi?"
Suzy tersenyum samar. "Ya."
"Lalu apa kata bibi?"
"Tidak ada."
Renjun mengeryit. "Tidak ada?"
"Ny Oh hanya memintaku menjaga kalian saat pergi ke vila Taehyung."
"Ini buruk."
"Ya. Sangat buruk. Satu lagi...aku...aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya pada mereka kalau aku akan pergi." Suzy menghela nafas panjang.
Renjun terdiam. "Tapi nuna...bisakah kau tetap di sini?"
***

Hari ini Suzy dan Sehun bersama ketujuh kurcaci berangkat ke vila Taehyung. Ny Oh dan Tuan Oh sejak tadi sibuk menyiapkan keperluan anak dan keponakan mereka.
"Suzy?" Panggilan itu membuat Suzy mengalihkan perhatiannya dari Chenle.
"Ne?"
Ny Oh tersenyum kecil, "Bisakah kita berbicara sebentar?"
Suzy mengangguk patuh, lalu merapikan beanie Chenle sejenak, setelah itu pergi mengekor pada Jiwon, memasuki kamar wanita itu.
"Maaf karena membuatmu berpikir kalau aku marah dengan pengakuanmu semalam." Jiwon menggenggam tangan Suzy. "Tapi kupikir, itu adalah hak mu, aku sudah sangat berterimakasih karena kau mau meluangkan waktumu untuk mengasuk putra dan keponakanku."
Suzy hanya menunduk.
"Aku mendukungmu." Ny Oh tersenyum lembut.
"Ne?"
"Aku mendukungmu mengejar cita-citamu. Aku juga sudah membicarakannya dengan suamiku."
Kedua mata Suzy memanas. "Sehun bilang, kalian bahkan sudah berpacaran? Benarkah?" Jiwon kini mendudukkan Suzy di tempat tidurnya, masih menggenggam erat kedua tangan yeoja itu.
"I-itu..."
"Tak apa....tak perlu malu. Sehun bahkan sudah mengatakannya kalau dia berencana menikahimu setelah kau selesai dengan beasiswamu. Dia bahkan bertengkar dengan ayahnya untuk menolak pernikahan dengan putri rekan suamiku."
Suzy terdiam. "Sehun?"
Jiwon mengangguk. "Ya."
"Tapi...maafkan aku...aku belum bisa sepenuhnya menerima Sehun. Aku belum yakin."
Jiwon tersenyum kecil. "Tak apa, aku tidak akan memaksamu. Kau sudah mengatakannya pada anak-anak?"
Suzy menggeleng. "Aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya.."
"Gwaenchana..kami akan membantumu."
"Gamsahabnida.."
--

"Nuna kenapa lama sekali...." Jisung merengek begitu melihat Suzy dan Jiwon keluar ke halaman depan.
"Ini urusan wanita. Kalian ini...aigoo, cepat berangkat. Mark, bawa mobil hati-hati."
Mark mendengus pelan. "Harusnya imo mengatakan itu ke Renjun, bukan padaku."
Renjun melotot. "Mwoya...ishh..."
"Aigoo...sudah-sudah, cepat berangkat. Sehun, jangan sampai aku mendengar kabar kalau kau dan Suzy- AUCH!" Jiwon segera memukul lengan suaminya sebelum pria itu melanjutkan kalimatnya. "Sakit."
"Bicaramu itu, masih ada anak-anak..." Jiwon mendengus.
Suzy hanya bisa menunduk, wajahnya sudah memerah, paham dengan apa yang akan dikatakan Tuan Oh.
"Ya, kau memikirkan yang tidak-tidak ya?" Bisik Sehun pada Suzy.
BUGH!
Satu pukulan memdarat di punggung Sehun, menyisakan ringisan dari Renjun dan Jaemin serta Mark yang menyaksikan adegan itu.
"Aigoo.. pasti sakit sekali." Bisik Jaemin pada Mark. Namja itu hanya mengangguk.
"PPALIII!" suara teriakan Chenle yang mirip lumba-lumba membuat orang-orang itu tersadar.
"Aigoo...anak itu." Dengus Renjun. Renjun, Jaemin dan Mark segera memasuki mobil. Ya. Akhirnya Sehun mengijinkan Mark mengemudi, dengan catatan, mobil mereka harus berada di depan mobil Sehun. Sementara Haechan, Jisung, Chenle dan Jeno berada satu mobil dengan Suzy dan Sehun.
--

Taehyung sudah menyiapkan keperluan untuk para kurcaci. Namja itu dibantu kakak sepupunya, Min Yoongi yang kebetulan juga tengah senggang dan memutuskan untuk bergabung bersama Taehyung. "Apa Ha O sudah tidur?" Taehyung menatap Yoongi yang baru saja keluar kamar tamu. "Ya. Setelah menelpon ibunya dia langsung tertidur." Jawab Yoongi.
"Yoksii...memang kau sekali."
PLETAK.
Satu pukulan mendarat di kepala Taehyung. "Dia anakku bodoh."
Taehyung mendengus. "Ya ya. Aku kan hanya bercanda."
"Kapan kelinci itu datang?" Yoongi kini membereskan daging-daging yang dibelinya dan memasukkannya ke dalam kulkas.
"Mereka baru saja berangkat, mungkin dua jam lagi."
Yoongi mengangguk. "Aku akan menyiapkan tendanya dulu."
Taehyung mengangguk. Tak berapa lama setelah kepergian Yoongi ke halaman belakang rumah, ponsel pria Min itu berbunyi.
"Hyeong!! Ponselmu!" Taehyung setengah berteriak, tapi tak ada jawaban. Ponsel itu kembali berdering, membuat Taehyung gemas.
"Ish- eoh? Oh Seo Jeon?"
Taehyung mengeryit begitu melihat nama yang tertera di sana.

TBC~~~

Around the DwarfsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang