11. Teman Hati

467 129 19
                                    

"Nyatanya dia menetap karena masih butuh, bukan karena ingin tetap utuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nyatanya dia menetap karena masih butuh, bukan karena ingin tetap utuh."

🌺🌺🌺


Haira tergesa ketika turun dari ojek online. Ternyata Haikal sudah pulang ke rumah, tadi kak Callystara sempat menghubungi lagi dan menginformasikan bahwa Haikal sudah pulang ke rumah dan menjalani rawat jalan.

"Haira?"

"Maaf tante, aku telat banget, maaf." Haira menahan air matanya yang kembali menggenangi matanya. Mama Haikal mendekap tubuh anak perempuan itu. Mencoba untuk menenangkannya.

"Nggak apa-apa, masuk gih, itu Haikal ada di kamarnya."

Sebenarnya dia tidak mengada-ngada tentang rasa khawatirnya saat ini. Tangisan itu juga bukannya palsu, dia benar-benar khawatir dengan Haikal yang statusnya adalah pacarnya. Dia masuk ke kamar Haikal yang pintunya tak ditutup. Dengan derap langkah pelan, ia mendekati Haikal yang terlihat sedang duduk di tepi kasurnya memandangi jendela.

Dia perlahan duduk di samping laki-laki itu. Haikal menoleh dan sempat tersenyum tipis melihat kehadiran Haira.

"Kal, maaf aku semalam ketiduran, hp ku lowbatt juga."

"Iya nggak apa-apa."

"Kamu kok bisa sampai kecelakaan sih, sayang? Terus juga ngapain malam-malam begitu masih ada di luar?" Haira menggenggam satu tangan Haikal.

Haikal menoleh lagi, kali ini dia menatap wajah Haira lekat-lekat dengan tangannya yang tiba-tiba mengelus pelan pipi perempuan itu. Ibu jarinya mengusap bibir Haira dengan tatapan nanar dan senyum getir. Dalam hatinya sakit sekali bial mengingat kejadian tadi malam. Sakitnya tak tertahan hingga kedua matanya kini berkaca-kaca.

"Kal, kamu kenapa?" Haira cemas sekali melihatnya.

"Aku pikir suatu saat kamu akan mengizinkan aku untuk jadi laki-laki pertama yang mencium kamu. Tapi nyatanya...," Haira melebarkan matanya mendengar ucapan Haikal yang tertahan sendat tangis. "Sandika yang dapat..."

Raut wajah Haira berubah setelah mendengar ucapan Haikal. Rasanya Haira ingin menghilang dari bumi untuk saat ini. Apa artinya Haikal tahu tentang yang terjadi malam tadi? Apa Haikal ada di sana saat Sandika menciumnya? Tangan Haira berubah gemetar hebat.

"Haikal... Kamu-" Ucapannya tertahan saat Haikal tiba-tiba beranjak dari duduknya. Laki-laki itu menatap wajah Haira kecewa.

"Kenapa, Ra?" Haikal rupanya masih berpura-pura terlihat tak mengerti dengan respon Haira yang panik.

"Kal, aku bisa jelasin..." Suaranya lirih kala air matanya mendesak keluar, Haira sejujurnya sudah kehabisan kata-kata namun ia hanya ingin berusaha menenangkan Haikal lebih dulu.

Buana | Sungchan✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang