🌾🌾🌾
Rintik gerimis semakin lama semakin deras. Haikal segera menepi untuk mengambil jas hujannya yang ada di dalam jok motor. Namun Dhea justru menahannya.
"Nggak usah pakai jas hujan, Kak."
"Dhe, hujannya deras. Nanti kamu masuk angin."
"Hujan-hujanan aja. Tanggung udah setengah basah juga," balas Dhea sambil tersenyum sumringah. Haikal heran dengan kelakuan gadis itu. Lantas senyum itu menular padanya.
"Yakin? Nggak mau pakai jas hujan nih?"
Dhea membalas dengan anggukan kecil. Dia kembali naik ke motor dan memeluk tubuh Haikal erat. Haikal meraih tengan mungil itu, hanya untuk mengusapnya pelan. Seakan menyalurkan rasa sayangnya lewat hal kecil tersebut. "Siap?"
"Siap, Pak bos!"
Motor itu lagi-lagi melaju, tidak peduli meski hujan membasahi tubuh mereka. Tidak peduli sedingin apa hawa yang menusuk.
Sudah sejak lama sekali, Dhea ingin memeluk tubuh Haikal. Mendekapnya hangat seperti sekarang.
Meski suara hujan cukup keras, keduanya tetap mengobrol seraya bercanda berdua di atas motor. Meski kadang keduanya seperti sedang memanggil keong, 'hah', 'hah, 'hah' terus. Terkadang keduanya tertawa akibat air hujan dari genangan yang membasahi kaki mereka. Sesederhana itu untuk bahagia bersama. Terlihat lebay untuk sebagian orang, yang padahal tahu betul bahwa bahagianya setiap orang itu berbeda-beda.
Semua juga punya perasaan yang berbeda-beda. Tidak benar jika kita pukul rata untuk suatu kelompok. Terlebih lagi, menyangkut perasan yang sejatinya tak bisa sepenuhnya bisa kita kendalikan.
"Mau hujan-hujanan sampai kapan nih?"
"Sampai bosan!" jawab Dhea semangat.
"Kamu kapan bosannya?" tanya Haikal.
"Nggak akan pernah bosan sama kamu!"
Refleks keduanya tertawa. Jawaban Dhea seperti mengatakan dia tidak ingin berhenti bermain hujan dengan Haikal, tidak ingin berhenti mengukir setiap cerita pada ingatannya yang mungkin akan abadi. Tidak ingin mengakhiri apa yang sudah dimulainya. Asal itu bersama Haikal.
Tangan Haikal tiba-tiba saja menarik lengan Dhea agar lebih erat lagi memeluknya. Tentu saja sang empunya terkejut sampai melongo. Namun setelah sadar maksud Haikal, Dhea dengan senang hati melakukannya. Bahkan ia perlahan menyandarkan kepalanya di punggung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buana | Sungchan✓
Fanfiction❝Saling merangkul jiwa yang pandai berpura-pura pada semesta.❞ Buana itu dunia, dan ini hanya sedikit cerita tentang bagaimana dunia penuh cinta dan luka ada di sekitar kita. #1 in kfanfiction [210529] #1 in nctsungchan [210529] [Amazing art by Dlio...