Papa.20

499 55 0
                                    

Maaf jika banyak typo 🍎










*papa*







Pagi ini tak seperti pagi-pagi sebelumnya. Hati Krystal yang setiap hari selalu baik, dan pikirannya yang hanya fokus pada Jaehyun dan pekerjaannya, kini berubah.

Hati wanita itu bimbang, dan pikirannya pun berkecamuk.

Dua orang berbeda yang mempunyai tujuan yang sama di hari yang sama itu membuatnya bingung. Keduanya sama-sama bermaksud untuk melamarnya, tetapi dalam status yang berbeda.

"Selamat pagi," sapa seseorang yang membuyarkan lamunan Krystal.

"Papa Kai!!" Jaehyun tampak bersemangat dan menghampiri pria Kim itu.

"Hai pangeran," Kai dan Jaehyun berpelukan.

Krystal hanya tersenyum tipis melihat bagaimana interaksi keduanya. Tapi jujur, ada rasa tak enak juga pada Kai.

"Apa pangeran Jung ini sudah siap berangkat ke sekolah?" Tanya Kai.

Jaehyun mengangguk dengan antusias. "Tentu saja!" Ujarnya semangat.

Kai mengusap gemas kepala Jaehyun. Kemudian ia menatap Krystal seolah mengisyaratkan apa wanita itu juga mau berangkat bersamanya?

Tiba-tiba saja Krystal tampak gugup. Ia mengalihkan pandangannya, kemudian menatap jam yang melingkar dipergelangan tangannya.

"Aku ada rapat pagi ini," ujarnya.

Kai tersenyum paham, kemudian kembali menatap Jaehyun.

"Baiklah, kita berangkat sekarang?" Tawarnya.

"Jae ambil tas dulu," ujar Jaehyun kemudian berlari ke kamarnya untuk mengambil tas.

Sedangkan disana, Kai dan Krystal hanya bisa diam dalam keadaan yang begitu canggung. Krystal yang merasa tak enak sekaligus gugup melihat Kai, dan Kai yang hanya diam karena ia mengerti bagaimana perasaan Krystal.

"Ayo pa!" Ujar Jaehyun memutuskan pandangan kedua orang dewasa itu.

"See you mama!" Teriak Jaehyun sambil berlari keluar.

"Duluan ya," pamit Kai yang hanya diangguki oleh Krystal.

Setelah mereka pergi, kini Krystal pun mengambil tasnya kemudian bergegas pergi ke kantor.





*papa*






"Pagi ibu direktur Jung," sapa seorang karyawan.

"Pagi," balas Krystal ramah.

Tiba-tiba karyawan itu memberikan sebuah buket bunga berukuran cukup besar kepada Krystal.

"Apa ini?" Tanya Krystal bingung.

Karyawan itu tersenyum. "Tadi ada seorang kurir yang mengantarkan ini kesini. Katanya ini untuk Bu direktur," ujarnya.

Krystal menatap bingung buket bunga tersebut, kemudian kembali menatap karyawannya. "Terima kasih ya," ujarnya dan karyawan itu pun pergi dengan ramah.

Meskipun kebingungan, Krystal tetap membawa buket bunga tersebut menuju ke ruangannya.

Ia meletakkan di meja kerjanya setelah sampai di ruangannya. Masih dengan bingung, ia mengamati rangkaian bunga-bunga yang indah itu. Sampai akhirnya kedua matanya menangkap sebuah kertas yang ada diantara bunga-bunga tersebut.

Dengan cepat, Krystal mengambilnya kemudian membukanya.

Satu persatu kata ia baca, sampai menemukan inisial sang pengirim di bawahnya.

"Huuffftt..   " Krystal menghela nafas, kemudian mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya itu.

Tok. Tok. Tok.

"Masuk,"

Seorang perempuan yang merupakan sekertaris Krystal itu masuk.

"Selamat pagi bu, semua anggota rapat sudah berkumpul dan menunggu ibu," ujarnya.

"Tunggu lima menit lagi," ujar Krystal.

"Baik bu," sang sekertaris pun menurut dan kembali menutup pintu ruangan Krystal setelah keluar.

Wanita Jung itu menatap kembali kertas yang tadi ia baca. Rasa bersalah dan bimbang kembali hadir. Tetapi kemudian ia berdiri dan melipat kertas tersebut. Dibuang? Tidak, Krystal memasukkannya ke dalam kantong blazer nya.

Dengan penuh wibawa, ia berjalan menuju ruang rapat.

Disisi lain, ada Kai yang baru saja sampai di kantornya. Setelan jas yang rapi, dan tatanan rambut yang membuatnya semakin terlihat tampan, membuat para kaum hawa begitu mengaguminya.

Tetapi tak ada yang tahu, jika perasaan pria Kim ini masih tergantung pada seorang janda cantik?

"Selamat pagi pak Kim," sapa seseorang.

"Apa jadwal saya hari ini?" Tanya Kai.

"Hanya ada meeting dengan klien baru jam dua siang nanti," ujar orang itu.

Kai tersenyum, artinya ada kesempatan untuk ia mengajak Krystal dan Jaehyun makan siang bersama nanti.

"Pak Kim?"

Kai mengabaikan orang itu dan lebih memilih untuk berjalan menuju ke ruangannya.

.
.
.

"Permisi Bu, ini ada titipan untuk ibu," sekretarisnya memberikan sebuah buket bunga sebelum Krystal memasuki ruangannya.

"Lagi???" Krystal menerima buket bunga tersebut.

"Dari siapa?" Tanya Krystal bingung.

































Digantungin kayak perasaannya Kai 😆🙏
ToBeContinue 🍎

Papa-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang