Papa.16

470 61 0
                                    

Maaf jika banyak typo🍎



*papa*




Krystal mengerutkan dahinya kala sebuah amplop mendarat tepat di meja kerjanya. Ia mendongak, dan mendapati Kai tersenyum disana.

"Apa ini?" Tanya Krystal.

"Surat pengunduran diri," jawab Kai santai.

Krystal dengan cepat membukanya. Ia kira Kai hanya bercanda, tetapi ternyata tidak. Itu benar-benar surat pengunduran diri.

"Kamu.... yakin? Kenapa?" Tanya Krystal.

Kai tersenyum dan dududuk dihadapan bosnya itu. "Saya akan bekerja di perusahaan keluarga saya. Yah.... meskipun bukan pewaris utama, tapi saya berhak atas beberapa persen sahamnya," jelas Kai.

Entah kenapa Krystal tampak lesu seketika. Hal itu membuat Kai tersenyum. Wanita satu anak itu tampak lucu dimatanya.

"Bu Krystal?" Kai menyadarkannya.

"Jangan panggil begitu!" Protes Krystal, membuat Kai menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa? Memang seperti itu biasanya, kan?"

Krystal tampak salah tingkah. Membuat Kai paham dengan perempuan itu. Tangannya pun bergerak menggenggam tangan Krystal.

"Tidak perlu khawatir, setiap pagi akan aku usahakan untuk mengatar Jaehyun sekolah. Aku juga akan selalu ada ketika kalian membutuhkanku," Kai tersenyum.

Dapat Krystal rasakan nada tulus dari ucapan Kai. Lelaki ini benar-benar lelaki yang baik. Ia bahkan mau bilang seperti itu pada orang yang bukan siapa-siapanya.

Kai berdiri. Berniat untuk pergi dari ruangan Krystal. Tetapi pergerakannya terhenti karena tangan Krystal menahan tangannya.

"Tunggu," ujar wanita Jung tersebut.

Kai berbalik menatap wajah cantik Krystal.

"Harus sekarang?" Entah kenapa pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutnya.

Kai tersenyum, tatapannya semakin dalam pada atasannya itu. "Iya, dan sepertinya ibu Direktur keberatan."

"Nggak!" Ujar Krystal bersamaan dengan melepas genggaman tangannya pada tangan Kai.

"Saya hanya keluar dari perusahaan ini, saya nggak akan pergi jauh. Ibu Direktur tidak usah khawatir," Kai mulai menggoda Krystal.

Krystal tampak salah tingkah ketika kata 'khawatir' itu terdengar di telinganya.

"Saya nggak khawatir kok!" Elaknya.

Kai terkekeh pelan. "Nggak khawatir tapi rindu kan?" Ujarnya sambil mendekatkan wajah.

Rasanya Krystal membeku seketika. Apa ini? Kenapa jantungnya serasa inhin copot dari tempatnya? Tidak! Tidak boleh! Kai tidak boleh tahu. Segera ia menjauh dengan cara berdiri.

"Okey, saya setujui surat pengunduran diri kamu. Tapi tolong, carikan saya sekertaris baru!" Ujar Krystal.

"Bu Direktur tenang saja. Besok akan ada yang datang sebagai sekertaris anda," Kai tersenyum.

Tiba-tiba senyum aneh tampak diwajah Krystal. "Apa dia tampan?" Tanyanya.

Seketika ekspresi Kai berubah datar. "Dia cantik, tapi tidak lebih cantik darimu," ujarnya datar.

Krystal hanya mengangguk paham. "Kenapa tidak laki-laki saja? Kan lebih bagus jika dia laki-laki dan tampan," wanita Jung itu tersenyum.

"Jika laki-laki, saya tidak akan tenang." Kai menatap tajam Krystal.

Wanita Jung itu hanya menaikkan sebelah alisnya. Tak mengerti kenapa lelaki Kim itu tiba-tiba jadi menyeramkan seperti ini.

"Kamu... kenapa?" Tanyanya hati-hati.

"Saya marah." Ujar Kai jelas.

"Marah sama saya?" Krystal menunjuk dirinya sendiri.

Kai hanya menghela nafas. Sebenarnya Krystal pura-pura tidak mengerti? Atau memang tidak mengerti? Kai sudah jelas menunjukkan sisi cemburunya. Yah, cemburu atas omongan Krystal. Apakah ia kurang tampan? Sehingga membuat wanita yang telah berstatus sebagai janda itu menginginkan ada lelaki lain bersamanya.

"Mama!" Ujar Jaehyun yang mengagetkan keduanya. Anak itu berjalan mendekat dengan muka kesalnya yang lucu.

"Kenapa mama tidak menjemput Jae? Mama kan sudah janji akan menjemput Jae!" Omelnya kesal sambil melipat tangannya di dada.

Krystal menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Kenapa ia sampai lupa hal satu ini?

Wanita itu pun berjongkok, dan memegang bahu sang anak.

"Maafkan mama ya, mama lupa," ujar Krystal merasa bersalah.

Jaehyun masih cemberut. Tanpa memperdulikan Krystal, anak itu berlari dan memeluk Kai. Tentu dengan senang hati Kai menerimanya.

"Papa... lain kali papa saja yang jemput Jae ya...." ujar anak itu.

Kai tersenyum, lalu mengusap wajah Jaehyun. Baru saja ia akan menjawab, Krystal lebih dulu berbicara.

"Tidak bisa sayang," ujarnya.

"Memangnya kenapa?" Tanya Jaehyun.

"Papa Kai tidak akan punya banyak waktu untuk kita lagi," ujar Krystal.

"Papa...." Jaehyun menatap Kai. "Jae tidak mengerti," ujarnya membuat Kai terkekeh.

"Tidak usah didengarkan ya, papa akan jemput Jae jika mama lupa." Ujarnya.

Jaehyun mengangguk dan tersenyum. Anak laki-laki itu memeluk Kai dengan erat. "Papa memang yang terbaik!" Ujarnya.

"Mama?" Krystal menatap anaknya itu.

"Jae tidak mau bicara dengan mama! Jae marah sama mama!" Kesal Jaehyun.

Beberapa saat kemudian, Jaehyun dan Kai meninggalkan ruangan Krystal. Membuat Krystal tak habis pikir dengan kelakuan kedua lelaki beda umur itu. Mereka tidak sedarah, tetapi kenapa kelakuhannya sangat mirip?

Huh.... entahlah....

*papa*





























































ToBeContinue🍎......

Papa-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang