Papa.15

483 61 0
                                    

Maaf jika banyak typo🍎



*papa*




Tuk. Tuk. Tuk.

Suara ketukan palu di pengadilan menjadi hasil keputusan sidang perceraian Krystal Jung dan Jung Jinyoung.

Keduanya resmi berpisah setelah satu bulan dari waktu Krystal mengajukan perceraiannya. Begitupula dengan perang dingin yang telah tercipta diantara keduanya.

Hak asuh anak tentunya berada ditangan Krystal. Karena Jung Jinyoung terbukti telah melakukan kekerasa terhadap mantan istrinya itu.

Kai dan Jaehyun yang menunggu di luar pun berdiri ketika Krystal menghampiri mereka.

"Mama!" Teriak Jaehyun dan berhambur ke pelukan sang mama.

Kai tersenyum dan menghampiri mereka.

"Kita pulang ya," ujar Krystal.

Jaehyun mengangguk sambil menampilkan senyumnya.

Kai pun mengikuti mereka dari belakang, membukakan pintu mobil untuk Krystal dan Jaehyun, dan mereka pun menuju tempat yang mereka tuju.

Bukan rumah yang dahulu atapun rumah Kai..... Krystal lebih memilih untuk menempati sebuah apartemen yang dekat dengan sekolah Jaehyun dan tempat penitipan anak milik Victoria.

Apartemen itu memang baru satu minggu ditempati olehnya dan Jaehyun. Meskipun tak sebesar rumah lamanya, tetapi sepertinya Jaehyun nyaman-nyaman saja berasa disana. Oh ya, anak itu juga punya kebiasaan baru. Jaehyun sering lapar di tengah malam.

Perjalanan dari pengadilan itu memerlukan waktu cukup lama, hingga membuat Jaehyun tertidur dipangkuan Krystal.

"Dia tidur," ujar Kai memecah keheningan.

Krystal tersenyum dan mengusap kening anaknya dengan kasih sayang.

"Dia sudah terbiasa tanpa papa nya. Aku harap, dia bisa mengerti suatu saat nanti," ujar Krystal menatap pangeran Jung itu.

Kai hanya tersenyum menanggapinya.




*papa*





Kai membukakan pintu untuk Krystal dan mengambil alih Jaehyun dari tangan wanita itu. Mereka berdua beserta Jaehyun dalam gendongan Kai itu berjalan berdampingan. Bak pasangan serasi yang mampu mencuri perhatian.

Sesampainya di kamar sang pangeran, dengan hati-hati Kai meletakkan Jaehyun ditempat tidurnya. Setelah itu Kai keluar dari kamar tersebut.

"Makasih," ujar Kai saat Krystal memberinya minuman.

"Harusnya aku yang bilang begitu," ujar Krystal sambil berjalan menuju sofa.

Kai mengikutinya, dan keduanya pun duduk disatu sofa yang sama.

"Terima kasih," ujar Krystal menatap Kai dengan tulus.

"Ah, ngg- nggak masalah," Kai tampak salah tingkah menerimanya. Tatapan Krystal itu membuat jantungnya berdebar dengan kencang.

Krystal tersenyum. Kenapa Kai begitu lucu saat ini?

"Eum... Kai," panggil Krystal.

"Kenapa?"

Keduanya kini telah terbiasa dalam memanggil satu sama lain. Jika berada di kantor, Krystal dan Kai berbicara formal. Tetapi jika diluar kantor, keduanya berbicara santai layaknya teman.

"Mau bantu aku pasang foto itu?" Krystal menunjuk sebuah figura dengan ukuran besar yang menampilkan foto Jaehyun bersama Krystal.

"Memang mau dipasang dimana?" Tanya Kai.

"Disitu saja," tunjuk Krystal pada salah satu sisi tembok yang pas untuk dijadikan tempat bagi figura itu.

Kai mengangguk dan mulai bergerak mengambil figura itu dengan hati-hati. Krystal menyiapkan kursi sebagai tumpuan untuk Kai memasang figuranya.

"Hati-hati" ujar Krystal.

Kai mulai menancapkan paku pada kedua sudut atas figura tersebut. Dan berhasilah figura itu terpasang dengan rapi.

Krystal tersenyum, tetapi saat tangan Kai melepas salah satu sisi bagian bawah itu, tak sengaja jarinya tergores dan menyebabkan luka kecil.

"Kai, jarimu" ujar Krystal yang langsung meraih tangan kiri Kai dan mengamati lukanya.

Kai tersenyum, "gapapa kok," ujarnya menenangkan.

"Turun, biar aku obatin lukanya" Krystal menarik Kai untuk turun dari kursi itu.

Krystal menuntun Kai untuk duduk disofa, dan mencari kotak P3K yang berada di laci meja depan sofa tersebut. Hal itu membuat senyum Kai tidak bisa luntur, karena Krystal yang tak pernah melepaskan tangannya dari tangan Kai.

Dengan hati-hati Krystal mengobatinya dan memberi plester luka pada jari Kai.

Seharusnya sih cukup perih, tetapi karena getaran rasa yang Kai rasakan, rasa perih itu tak terasa untuknya.

"Selesai," ujar Krystal lalu menatap Kai yang hanya tersenyum.

"Kenapa tatapanmu begitu?" Tanya Krystal yang merasa aneh.

Senyum Kai semakin melebar.

"Kenapa?" Tanya Krystal lagi. "Kamu nggak sakit kan?" Tangan kiri Krystal yang menganggur ingin menyentuh kening Kai, tetapi ditahan oleh tangan kanan Kai.

"Kamu sepertinya khawatir banget, sampai nggak mau lepasin tangan aku," ujar Kai menggoda Krystal.

Baru sadar, Krystal pun refleks melepaskan tangan Kai dan membuat jarak dengan lelaki itu.

"Ekhem... maaf," ujarnya menghilangkan rasa canggung yang tercipta setelah kejadian itu.

Kai hanya terkekeh pelan dengan tingkah Krystal.



































ToBeContinue...🍎

Papa-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang