Maaf jika banyak typo🍎
*papa*
Kai memperhatikan Krystal yang sedari tadi berusaha menutupi wajah sampingnya. Merasa aneh dengan wanita itu. Pintu ruangannya terbuka, makanya Kai dapat melihatnya.
Lelaki Kim itu pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan menghampiri Krystal.
"Permisi direktur Jung," ujar Kai.
"Masuk,"
Kai pun memasuki ruangan dan menutup pintunya.
"Kenapa ditutup?" Tanya Krystal.
Kai hanya tersenyum tipis, lalu meletakkan beberapa map diatas meja Krystal. "Ini berkas-berkas yang harus ibu tanda tangani," ujarnya.
Krystal pun mengambil pulpen dan mulai menandatanganinya.
"Bu maaf. Tapi boleh saya bertanya?"
"Silahkan,"
Kai menghela nafas. "Kenapa saya perhatikan ibu dari tadi berusaha menutupi wajah?" Tanyanya.
"Memangnya kenapa?" Tanya Krystal dengan tangan kiri yang masih menahan rambutnya.
"Jujur, saya khawatir bu," ujar Kai.
"Kenapa kamu mengkhawatirkan saya?" Tanya Krystal.
Seketika Kai gugup. Kenapa ia sampai keceplosan begitu? Bagaimana jika Krystal curiga padanya? Bagaimana jika Krystal tahu kalau dia menyukai atasannya itu?
"Eum... saya hanya khawatir pada atasan saya," ujar Kai.
"Saya baik-baik saja," Krystal tersenyum.
Kai menatapnya dengan tatapan tak yakin. "Jangan bohong bu, saya tidak akan keluar jika tidak tahu kondisi ibu direktur," ujarnya.
"Saya baik-baik saja," ulang Krystal.
Entah keberanian dari mana, tangan Kai kini memegang tangan kiri Krystal lalu menurunkannya. Betapa terkejutnya Kai ketika anak-anak rambut itu telah menyingkir dari pipi kiri sang atasan.
Hati Kai terasa nyeri. Sebuah lebam yang Kai yakini merupakan bekas pukulan itu membuatnya kini melemas.
"Direktur Jung," Kai menatap Krystal.
Cepat-cepat Krystal menutupi pipi kirinya kembali.
"Apa itu ulah suamimu?" Tanya Kai.
Krystal terdiam. Membuat Kai yakin dugaan yang ada dipikirannya benar.
"Krystal Jung," kini Kai tak menggunakan panggilan formal.
"Pergilah, selesaikan pekerjaanmu," ujar Krystal.
Kai menggeleng. "Aku tidak akan pergi sebelum kau memberitahuku, Krystal Jung,"
"Ini bukan urusanmu Kim Kai," balas Krystal. "Tidak perlu ikut campur," lanjutnya.
Seketika Kai terdiam. Benar, ia sudah kelewat batas. Tetapi mau bagaimana lagi, emosi yang ada didirinya tak bisa ia tahan.
"Saya akan menjemput Jaehyun. Jika direktur Jung terus tersakiti seperti ini, apa sebaiknya berpisah saja? Kasuhan jika Jaehyun harus melihat kedua orang tuanya yang tak pernah akur," ujar Kai.
*papa*
"Paman, semalam Jae mendengar papa dan mama berteriak," ujar Jaehyun.
Kai menghentikan langkahnya, lalu berjongkok dan menatap Jaehyun.
"Benarkah?" Tanyanya dan anak itu mengangguk.
"Iya paman, tapi saat Jae ingin keluar kamar, Jae tidak bisa. Kamar Jae dikunci," ujar anak itu lagi.
"Terus?"
"Terus Jae takut paman, Jae ke kasur, tapi setelah itu Jae tidur."
Kai tersenyum dan mengusap kepala Jaehyun.
"Oh ya. Tadi pagi saja Jae diantar mamanya Ara,"
"Loh? Bukan diantar mama?" Tanya Kai dan Jaehyun menggeleng.
Kini pikiran Kai mulai terpenuhi dengan rumah tangga Jung itu. Sebenarnya ada masalah apa antara Krystal dan suaminya? Hingga Jaehyun pun tak terlalu diperdulikan hari ini.
"Jae sudah makan?" Tanya Kai.
Anak itu menggeleng. "Belum paman, Jae tidak dibawakan bekal," ujarnya.
Kai tersenyum lagi, lalu menggendong Jaehyun. "Kita makan dulu ya," ujarnya dan Jaehyun pun mengangguk bersemangat.
.
.
."Mama!" Teriak Jaehyun dan berlari menghampiri Krystal.
Anak itu memeluk sang ibu, dan yang dipeluk malah mengabaikannya. Membuat senyum Kai berubah menjadi tatapan bingung.
"Mama, kenapa mama tidak ikut menjemput Jae?" Tanya anak itu. "Seharusnya mama ikut, karena tadi pagi mama tidak mengantar Jae," anak itu menatap mamanya.
"Mama sibuk. Bermainlah sendiri" ujar Krystal dan kembali fokus pada layar didepannya.
Jaehyun tampak cemberut, dan Kai pun menghampirinya.
"Jae bersama paman saja ya?" Ujarnya.
"Bawalah, bawa Jaehyun bersamamu." Krystal tetap fokus menatap pada layar laptopnya.
"Apa direktur Jung tak memerdulikannya?" Tanya Kai.
Krystal terdiam dan menghela nafas. Tetapi sesaat kemudian wanita itu kembali mengetik dan tak tertarik menatap Kai atau anaknya.
"Bu direktur," Kai mencoba memanggilnya.
"Jika sudah tidak ada yang kita bicarakan, keluarlah dan bawa anak itu," ujar Krystal yang membuat Kai semakin terkejut.
ToBeContinue🍎
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa-end
Fanfiction*papa* ✔ Apapun tentu akan ibu lakukan untuk anaknya. Termasuk memberikan sebuah kebahagiaan untuk sang anak dengan tetap bertahan dalam pernikahan yang menyakitkan. Itulah yang dirasakan oleh wanita yang telah mempunyai satu anak, bernama Krystal J...