Papa.05

592 62 3
                                    

Maaf jika banyak typo🍎


*papa*

Memasuki sebuah tempat dengan cat yang warna warni, Kai dapat merasakan nyamannya berada disini untuk anak-anak. Dilihatnya dinding dengan warna cerah ceria yang terdapat gambar-gambar lucu yang tentu banyak disukai anak-anak.

Disinilah ia, menyita waktu makan siangnya untuk pergi ke tempat penitipan anak. Tentu saja karena perintah bosnya.

"Permisi..." ujarnya memasuki sebuah ruangan.

Seorang wanita berdiri dan tersenyum padanya. Krystal Jung bilang, wanita itu bernama Victoria dan merupakan pemilik tempat ini.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya.

"Saya ingin menjemput Jung Jaehyun," ujar Kai.

Victoria tersenyum, "oh.. kau pasti sekertarisnya Krystal Jung ya?" Tebaknya.

Kai mengangguk sebagai jawabannya.

"Aku tidak mengerti kenapa dia bisa mendapat sekertaris setampan dirimu?" Ujar Victoria dan hanya dibalas senyum canggung oleh Kai.

"Baiklah, mari ikut saya" Victoria berjalan, diikuti Kai dibelakangnya. Mereka menuju ke tempat dimana anak-anak bermain, dan Kai tersenyum melihatnya.

Sebagai penyayang anak kecil, Kai sangat senang bisa melihat bagaimana anak-anak itu bermain dengan teman-temannya. Mereka terlihat sangat aktif dan ceria.

"Oh? Paman!" Jaehyun berlari ke arah Kai dan memeluknya.

"Hai Jae," sapa Kai.

"Apa paman yang menjemputku?" Tanya Jaehyun dan Kai hanya mengangguk.

"Ibumu yang menyuruh paman menjemputmu. Apa kau tidak suka?" Tanya Kai.

Jaehyung menggeleng cepat. Bahkan tangan bocah laki-laki itu menggenggam jemari Kai. "Jae suka kok paman!" Ujarnya ceria.

Kai tersenyum lebar dan mengusap lembut kepala Jaehyun. "Kalau begitu, kita harus pergi" ujar Kai dan Jaehyun tampak mengangguk semangat.

"Ambil tas mu dulu pangeran Jung," ujar Victoria.

"Okeh bibi Qian!" Jaehyun berlari kearah dimana tas dan barang-barang anak diletakkan. Ia mengambil tas miliknya, lalu kembali menghampiri Kai.

"Kami permisi," ujar Kai sopan pada Victoria.

Dengan menggandeng Jaehyun, Kai membawa anak itu untuk menuju ke mobilnya. Sepanjang jalan Jaehyun terus bercerita dan Kai sangat suka dengan hal tersebut.

*papa*


"Paman, dimana mama Jae?" Tanya Jaehyun ketika mereka sampai di kantor.

"Mamamu sedang ada rapat. Makanya paman yang menjemputmu," Kai tersenyum.

Kai kembali menggandeng tangan Jaehyun saat keduanya memasuki kantor. Karena jam makan siang belum berakhir, banyak karyawan yang belum kembali.

Jaehyun tampak aktif bertingkah. Hal itu membuat Kai tersenyum melihatnya. Ia saja merasa senang melihat Jaehyun. Apa lagi perasaan Krystal dan suaminya? Pasti mereka sangat bangga terhadap anak ini.

"Paman... ini apa?" Jaehyun mengambil sebuah map berwarna biru. Mereka sedang berada di ruangan Kai.

"Kembalikan Jae, itu berkas penting," ujar Kai.

"Warnanya bagus paman, boleh tidak ini buat jae saja?" Tanya anak kecil itu.

"Jangan ya, ini bukan untuk anak kecil," ujar Kai.

Akhirnya Jaehyun pun mengembalikan map tersebut dengan bibirnya yang mengerucut.

"Hei, anak tampan tidak boleh seperti itu" tegur Kai sambil mengusap kepala Jaehyun.

"Mama juga sering bilang begitu," ujar Jaehyun masih dalam mode ngambeknya.

Kai pun menarik tangan Jaehyun, dan memangku bocah itu. "Jae kan anak yang pintar, Jae tidak boleh nakal agar bisa membuat orang tua Jae bangga pada Jae," ujar Kai.

"Benarkah paman?" Jaehyun menatap Kai. "Kalau Jae tidak nakal, papa Jae bisa bangga sama Jae kan?" Tanya anak itu antusias.

Kai mengangguk. Jaehyun memeluk Kai dengan erat. "Paman yang terbaik" ujarnya.

Krystal yang baru sampai melihat bagaimana Jaehyun memeluk Kai dengan begitu erat membuatnya tersentuh. Bahkan Jaehyun belum pernah seperti itu dengan ayahnya.

"Jae," panggilnya.

Jaehyun langsung beralih menatap asal suara. "Mama!" Ujarnya antusias dan turun dari pangkuan Kai. Anak itu segera berlari kearah sang ibu.

"Ma, besok-besok Jae mau dijemput paman lagi ya ma," ujar anak itu.

Krystal menatap Kai sebentar, kemudian berlutut menyetarakan tingiginya dengan sang anak. Ia mengusap kepala Jaehyun dengan lembut.

"Jangan sayang, nanti kamu akan mengganggu pekerjaannya paman," ujarnya.

Seketika Jaehyun jadi lesu. Anak itu menunduk dengan mengerucutkan bibirnya.

Kai tersenyum dan mendekat kepada mereka. "Jika diijinkan, saya bersedia kok untuk menjemput Jae setiap siang," ujarnya.


























ToBeContinue🍎

Papa-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang