Papa.13

451 64 2
                                    

Maaf jika banyak typo🍎




*papa*





Perasaan marah yang tertahan itu membuat Kai memalingkan pandangannya. Sebuah bekas luka yang tampaknya baru terukir di pelipis Krystal itu membuatnya mengepalkan kuat tangannya.

"Kapan itu terjadi?" Tanyanya masih memalingkan pandangannya.

"Tadi malam. Tepat saat Jaehyun sudah tidur," ujar Krystal. Mungkin rasanya cukup selama ini memendam. Mungkin inilah saatnya Krystal mulai terbuka dengan kehidupan sebenarnya selama ini.

Hari sudah semakin gelap, dan Krystal juga Jaehyun masih berada di kediaman orang tua Kai.

"Kenapa tidak berpisah saja?" Tanya Kai menatap Krystal.

Krystal menunduk, menatap tanah rata didepan rumah yang tak terlalu besar ini. Perempuan itu tampak tersenyum tipis. "Pernah memiliki pemikiran seperti itu, tetapi tidak bisa," senyum tipis itu telah berubah miring. Cukup pilu didalam hati perempuan Jung ini.

"Kenapa?" Tanya Kai menatap Krystal.

Perempuan Jung itu justru menatap ke langit yang hanya terlihat bulan disana. Masih tersenyum, dan kini senyumnya tampak manis meskipun tak terlalu lebar.

Sedangkan Kai hanya menatapnya dan masih menantikan jawaban dari atasannya itu.

"Saya bodoh Kai," ujar Krystal tersenyum simpul.

Kai terdiam. Menerka-nerka apa maksud Krystal. Kini, mereka saling bertatapan dengan Kai yang memasang raut datar, dan Krystal yang madih tersenyum.

"Saya bodoh karena saya mencintai dia." Ujar Krystal bagaikan tamparan keras untuk kesadaran Kai. "Saya bodoh karena masih mempunyai perasaan itu hingga sekarang," imbuh Kryistal dan membuat sesuatu di dalam hati Kai seperti tertusuk.

"Dan.... lebih bodohnya, dia justru menyakitimu," ujar Kai menatap dalam manik mata Krystal.

Keduanya hanya diam dan saling menatap. Tatapan Kai itu seolah menyiratkan emosi yang tertahan. Sedangkan tatapan Krystal adalah sebuah pertanyaan. Krystal tak bisa meninggalkan suaminya. Tetapi entah kenapa Krystal merasa ada yang aneh dari tatapan Kai padanya.



*papa*




"Jae... bangun, ayo kita pulang" ujar Krystal membangunkan anaknya.

Sepasang mata anak kecil yang menggemaskan itu terbuka. Tangan kecilnya bergerak mengucek kedua matanya dengan lucu.

"Ayo pulang nak, jangan merepotkan paman Kai," ujar Krystal lembut.

Jaehyun mengerjap lucu dan terdiam menatap ibunya.

"Kenapa?" Tanya Krystal melihat ekspresi anaknya.

"Jae nggak mau ketemu mama!" Ujar Jaehyun.

Krystal tersenyum. "Maafin mama ya, tapi kita harus pulang nak," Krystal mengusap lembut kepala sang anak.

Pintu terbuka dan menampilkan Kai disana. Ekspresi Jaehyun langsung berubah. Anak itu turun dari ranjang dan berlari kearah Kai.

Dengan senang hati, Kai memeluk anak itu.

"Papa Kai, Jae nda mau pulang sama mama!" Ujarnya tampak mengadu pada lelaki Kim itu.

"Kenapa begitu?" Kai menatap Jaehyun.

"Mama sudah jahat sama Jae tadi,"

Kai menatap Krystal. Tampak Kryatal menelan ludahnya susah payah ketika mendengar pernyataan itu keluar dari mulut anaknya sendiri. Kai kembali menatap Jaehyun dan tersenyum.

"Tapi mama sudah minta maaf belum?" Tanya lelaki Kim itu.

Jaehyun cemberut. Anak itu mengangguk pelan lalu menunduk.

"Kalau mama sudah minta maaf, seharusnya Jae harus memaafkan." Kai tersenyum.

"Jae tau?" Ujar Kai membuat anak itu menatapnya.

"Apa pa?"

"Menjadi dewasa itu tidak mudah, banyak kesalahan yang akan diperbuat. Tapi, Jae harus bisa tumbuh dewasa dan melakukan hal yang benar." Kai tersenyum, lalu menatap Krystal. "Jika ada seseorang yang salah, maka kita harus memaafkan." Kai kembali menatap Jaehyun. "Itu adalah perbuatan baik," ujarnya.

Tampak Jaehyun menatap sang ibu yang juga menatapnya penuh harap.

"Maafin mama ya," ujar Krystal.

Jaehyun pun perlahan mengangguk dan membuat Kai lega. Krystal tersenyum dan menghampiri anaknya. Memeluk si kecil dengan penuh kasih sayang.

"Makasih anak mama," ujar Krystal. "Maafin mama sayang," ujarnya lagi.

Pelukan antara ibu dan anak itu membawa ketenangan bagi Kai yang melihatnya. Hingga pelukan itu berakhir, Kai masih tersenyum.

"Ma, papa Kai bolehkan jadi papanya Jae?"

Pertanyaan dari mulut si kecil polos itu membuat Krystal dan juga Kai serasa membeku di tempat. Keduanya bahkan saling bertatapan dalam diam. Bingung menanggapi ucapan anak kecil itu.

Tetapi sesuatu yang aneh juga dapat Krystal rasakan saat mendengar nama Kai disebut. Apalagi Jaehyun yang menyebutnya dengan imbuhan 'papa' didepannya.



















"Boleh,"






























































ToBeContinue🍎......

Papa-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang