Papa.04

586 65 0
                                    

Maaf jika banyak typo🍎


*papa*

"Mamaa..." rengek Jaehyun membuat Krystal menghela nafasnya. Ia menutup laptopnya, kemudian mengarahkan pandangannya pada sang anak.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Krystal.

"Jae tidak bisa tidur," ujar Jaehyun mengerucutkan bibirnya lucu.

Krystal pun berdiri, kemudian menggendong anaknya menuju ke kamar pangeran kecil itu. Dengan rasa keibuannya, Krystal membaringkan anak semata wayangnya itu dan ia sendiri berbaring disamping Jaehyun.

"Kenapa anak mama tidak bisa tidur, hm?" Krystal mengusap pelan kepala Jaehyun.

"Jae ingin tidur bersama papa," lima kata yang selama ini belum pernah keluar dari mulut Jaehyun, kini sukses terucap.

Tak bisa menjawab, Krystal hanya mendekap putranya itu sambil mengusap punggung anaknya.

"Mama, kapan papa pulang?" Tanya Jaehyun, membuat Krystal membeku. Ia juga tak tahu kapan suaminya pulang. Tak pernah berpamitan, dan pulang pergi tanpa mengabari.

Sudah biasa memang, tetapi bisakah laki-laki itu memikirkan perasaan Jaehyun? Selama ini ia terus mencoba agar Jaehyun tak menanyakan sang ayah, sampai inilah akhirnya. Anak itu menanyakan apa yang Krystal belum siap dengar. Bahkan untuk menjawab Krystak pun tak tahu harus berkata apa.

Lama terdiam, Krystal merasakan hembusan nafas teratur dari sosok kecil dalam dekapannya itu. Perlahan, ia menjauh dan menatap Jaehyun.

"Kamu sudah mulai tumbuh," ujarnya pelan menyadari perasaan anaknya yang mulai terusik akan keadaan keluarganya.

Krystal tak bisa berbuat banyak. Bicara pun akan membuat ia dan suaminya bertengkar. Ia memilih diam, agar Jaehyun tak merasa terganggu dengan hubungan keluarga mereka.

*papa*


Tersenyum cerah, Kai mengingat betapa lucunya Jaehyun tadi. Anak itu sangat menyenangkan. Pasti orang tuanya juga merasa senang memiliki anak seperti itu. Apalagi, Jaehyun juga pintar. Pasti orang tuanya bangga pada sosok bocah laki-laki kecil itu.

"Pagi Direktur Jung," sapanya pada Krystal yang kini baru sampai.

"Pagi juga sekertaris Kim," sapa Krystal pada Kai.

"Hari ini anda ada pertemuan dengan pemilih perusahaan RG Group, dan beberapa meeting yang harus ibu hadiri," ujar Kai.

Krystal tersenyum. "Terima kasih sudah mengingatkan,"

"Sama-sama Direktur Jung," Kai membalas senyum perempuan itu.

"Saya boleh meminta sesuatu padamu?" Tanya Krystal.

"Meminta apa bu Direktur?"

Krystal terkekeh dengan cara Kai memanggilnya. Tetapi tak lama, ia kembali menatap sekertarisnya itu.

"Saya nanti siang ada meeting, dan takutnya tak ada waktu untuk menjemput anak saya. Jadi, bisa minta tolong untuk menjemput anak saya?" Tanya Krystal.

"Anak ibu?"

"Iya, kamu bisa?"

Kai mengangguk mantap. "Bisa bu, dimana saya harus menjemput anak ibu?"

"Nanti siang saja saya kasih tau. Saya harus segera mengecek pekerjaan saya,"

Kai hanya mengangguk paham. Mereka saling melempar senyum, kemudian mengerjakan pekerjaan masing-masing.

.
.
.

Kai tak percaya jika anak Krystal adalah Jaehyun. Begitupun dengan Krystal yang tak percaya jika Kai dan anaknya saling mengenal.

"Tolong jemput dia di tempat penitipan anak ya, saya sudah mengabari pemiliknya jika sekertaris saya yang akan menjemput anak saya,"

Kai tersenyum dan mengangguk. "Iya bu, boleh saya tahu alamat dan nama anak ibu?"

Krystal menepuk jidatnya. Ia lupa belum memberitahu Kai soal anaknya. Ia pun mengambil ponsel, dan bermain sebentar dengan benda pipih itu.

Tak lama, ponsel Kai berbunyi dan membuat Kai menatap ponselnya yang terdapat notofikasi pesan masuk.

"Saya sudah mengirimkan alamatnya dan foto, juga nama anak saya," Krystak tersenyum.

Kai segera membuka pesan masuk tersebut, dan ia cukup terkejut melihat foto yang dikirim oleh Krystal.

"Jung Jaehyun?"

Krystal hanya mengangguk. "Kenapa kau seperti terkejut?" Tanya Krystal melihat ekspresi Kai.

Kai tersenyum kikuk. "Apa dia bersekolah di taman kanak-kanak ceria?"

Krystal mengangguk pelan. "Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"

Menggaruk temgkuknya yang tak gatal, Kai menatap Krystal. "Dia teman keponakan saya,"

Krystal memikirkan hal itu, sampai ia tak sadar jika dirinya sudah sampai di tempat perjanjiannya dengan klien.

"Tidak salah lagi. Dia pria waktu itu," Krystal mengingat kejadian beberapa hari lalu saat ia tak sengaja bertabrakan dengan seorang laki-laki di tempat anaknya bersekolah.

























T. B. C.
Maaf jika ceritanya jelek🙏

Papa-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang