1. Triana Aurora vera

16.8K 634 15
                                    



"Agh!" Tanganku sakit dan kulitku terkupas hingga terasa sangat perih. Aku mengerang kesakitan dan membiarkan rasa sakit itu berkumpul di tubuhku.

Pukul 11 malam, namun aku tidak berada di rumah ataupun kamarku, aku berada di gang kecil dengan baju yang telah basah kuyup.

Orang berlaung lambat lewat dengan payung dan jaket hangat milik mereka, aku bangkit dari dudukku dan menatap ada sosok yang sangat kubenci berada di seberang sedang berjalan mendekatiku

Ia memakaikan aku jaket miliknya dan dia menarik tanganku bersamanya. Kami berada di depan mobil berwarna putih avanza lalu dia naik.

Aku berdiri mematung menatapnya tidak percaya, ketos sedingin kutub utara dan org yang kubenci bisa menyuruhku masuk ke dalam mobilnya

Tangan dia meraih tanganku masuk ke dalam mobil lalu memakaikanku seatbelt, pedal gas langsung diinjak dan mobil Suv miliknya melaju dalam kecepatan cepat.

Atmosfer mobil hanya berisi suara lagu yang diputar siaran radio lokal aku tidak berani menatapnya. Ia menginjak rem pelan di depan garis saat lampu rambu lalu lintas berganti menjadi merah.

Ia menatapku dingin lalu aku hanya membuang wajahku ke arah lain, sebuah handuk terlempar ke arahku saat aku hendak bersender.

"Lap" katanya singkat lalu aku mengelap rambutku yang basah karna hujan tadi.

Beberapa menit kemudian aku sampai di depan rumah putih dengan gerbang hitam di depan. Ia turun dari mobil dan menggeser gerbang tersebut lalu masuk ke dalam mobil lagi.

Dia berjalan masuk ke rumahnya tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun dan meninggalkan aku di mobil. Beberapa menit kemudian dia berada di ambang pintu, berdiri memperhatikanku.

Matanya yg tajam mengarah ke arahku namun ia beediri melipat tangannya disana. Aku yang merasa aneh diperhatikan keluar dari mobil dan tidak menatapnya kembali

"Paan si liat liat? Lo mau ngapain bawa gua kesini? Mau lo culik gue ya?!" Kataku kesal

"Masuk" katanya singkat lalu aku masih ragu untuk masuk ke dalam rumahnya

"Ngapain gua ikutin omongan lo? Gila aja gue ikutin lo terus, ga di sekolah ga di luar sekolah enak aja gua disuruh suruh. Emang gua babu?" Jelasku emosi

Dia berjalan kembali ke arahku dan mengeluarkan helaan nafas lalu ia memberikanku satu handuk lain

"Lo bole pergi setelah hujannya reda, gua gamau lo sakit & bolos sekolah lagi besok, lo bisa istirahat di kamar tamu sana" katanya sambil menunjuk pintu putih yang ada di sebelah kamarnya lalu ia pergi meninggalkanku ke kamarnya

*****

"Yang tidak membawa buku pelajaran saya! Keluar dari kelas, Sekarang!" Seru pak rizal tegas lalu beberapa murid berdiri dan keluar dari kelas.

Yap,Termasuk aku

Selagi semua orang berdiri di luar kelas, aku lari ke kantin membeli beberapa makanan ringan dan bersantai.

Saat aku hendak mengambil makanan lain seseorang telah mengambilnya duluan dan mengangkatnya ke atas.

"Apa apaan ini?!" Aku berbalik dan menemukan di ketos telah mengambil makanan ringanku

"Triana aurora vera, ngapain kamu disini?" Tanya dia lalu aku mengangkat kakiku ke atas meja

"Nyantai lah ngapain lagi? Buta lo?" Dia menatapku dengan sinis hingga aku merasa sedikit takut dengannya.

"Jangan lama lama diliatin pak sinaga di ujung lapangan" katanya lalu berangsur angsur pergi dan meletakkan makanan ringan miliku di meja lagi.

Jam istirahat telah berbunyi dan tiba tiba saja aku dipanggil si pak sinaga ke ruang guru. Mati gue!

"Trina! Ikut saya!" Aduh! Mati PAK NAMA AKU TRIANA BUKAN TRINA OALAH PAK PAK!

Aku masuk ke ruang guru dan ketemu lagi dengan si.... ARGH SI KETOS SOMBONG ITU.

"Kamu kenapa tidak mengikuti teman teman kamu kena hukuman di luar kelas trina?!"

"Triana pak.."

"Saya bertanya kenapa tidak mengikuti hukuman kamu malah negur balik saya?!" Seru pak sinaga kesal memijat dahinya

Aku terdiam dan hanya tersenyum terkekeh ke arah pak guru sinaga

"Celine, tolong urus dia ya bapak pusing d dia" kata pak sinaga bangkit dari kursi lalu sekarang hanya tertinggal aku dan dia di ruangan ini.

"Ikut" kata dia lalu aku memutar bola mataku malas dan mengikuti dia dari belakang ke ruang osis.

*

"Problem?" Katanya membuka buku kasus dan bersiap menulis kasusku

"Problem apaan? Masa gua ga ikut hukuman aja dimarahin? Bisa gila gue!" Kataku mengangkat kaki ke meja dan menyilangkannya di depan wajah miliknya.

"Jaga sopan santun" kata ia menatapku tajam lalu aku tidak peduli akan hal itu dan menurunkan kakiku lalu mendekatkan wajahku ke arah dia

"Aku tidak punya urusan disini ketos...." kataku dan melihatnya dari dekat. Yap wajahnya tetap datar dasar dingin!

Aku keluar dari ruang osis dan aku melihat dia yang sedang melipat tangannya di meja lalu tidur di sana kulihat dia sedang memegang kepalanya kuat. Kenapa si dia? Udah ah ngapain juga gue peduli.

"Woi tri!" Panggil si jul (Julia elvina aurelia) dari kejauhan dan aku menoleh langsung ke arahnya

"Paan?" Lalu dia menggenggam tanganku dan menarikku ke belakang sekolah

"Paansi bodo narik narikkk!! Ada apa??" Tanyaku mengusap tanganku lalu dia berdiri tegak dan membersihkan tenggorokannya

"Ekhem!" Dia berdehem kuat lalu aku menatapnya aneh

"Kenape lu?" Tanyaku

"Triana aurora vera! Gua suka sm lo, mau ga jadi pacar gue?"

Dannn aku terdiam lalu tersenyum

"Mau"

*****

Pulang ke rumah dengan kepala super sakit itu gaenak, dan menyebalkan terkadang. Kubuka pintu depan dan masuk ke rumah dengan rasa perih di dada yang sangat luar biasa. Dasi dan baju seragamku sudah berantakan dan aku jalan sambil menopang badanku di dinding.

Aku coba lari ke anak tangga dan masuk ke kamar,kucari dimana obat pereda sakit itu dan aku dengan cepat meminumnya. Badanku langsung melemah dan terduduk menyandar dinding kamarku.

Nafasku terbatas dan tenggorokanku terasa pahit, seluruh tubuhku terasa mati dan lumpuh. Ponselku berdering dan muncul inisial "A" aku melempar ponselku asal dan meringkuk di lantai merasakan setiap perihnya sakit menyelimutiku

Entahlah, rasanya mengerikan hidup di keadaan seperti ini.

  =•=•=•=

This is author
Hai, ini cerita baru saya (based on real life)
Saya buat cerita baru & saya harap kalian suka & senang bacanya
Terimakasih atas vote & commentnya

Bye: Coffeesoon

"It's better being silence than talking when u were mad"
  -Agatha Celine Alesha

Comeback (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang