Chanwoo tengah merasakan gugup yang luar biasa saat ini. Duduk di ruang tunggu bandara dengan sebuah koper besar di depannya semakin membuatnya merasakan hal yang berbeda. Karena ini adalah penerbangan jarak jauh pertamanya dan juga akan dengan siapa dia bertemu setelah ini mampu membuat jantungnya berdetak tak karuan sedari tadi. Dia terus berharap semoga nanti di tempatnya yang baru dia tidak akan membuat masalah dan kekacauan.
Kedua tangan Chanwoo sibuk mengetikkan pesan balasan untuk seseorang yang menunggunya di tempat baru.
Aku akan menjemputmu di Sydney. Nanti kita ke Brisbane bersama.
Chanwoo terkikik geli setelah membaca pesan yang masuk ke ponselnya. Entah kenapa dia merasakan gelenyar menyenangkan sesaat setelah membaca rentetan kalimat sederhana yang dikirimkan orang di seberang sana. Ada perasaan hangat begitu rentetan kalimat itu masuk ke dalam kepalanya.
"Kau hati-hati selama di sana. Jangan sampai merepotkan hyungmu."
Kepala Chanwoo menoleh ke kanan, saking seriusnya dia bermain ponsel dia sampai lupa jika dia tidak sendirian di sini. Ada orang lain di sebelahnya, "Iya June hyung."
Iya, ada June bersamanya. Namun June hanya mengantar sampai ke bandara, Chanwoo tidak tahu kenapa June menolak dengan keras untuk ikut bersamanya ke Australia. Mungkin June masih merasa enggan untuk bertemu dengan Jinhwan nantinya, mungkin karena Chanwoo pun tidak begitu yakin dengan asumsinya.
Pernah sekali-dua kali dia mengajak June untuk ikut bersamanya ke Australia tapi June justru melengos, enggan menjawab dengan jelas. "Aku akan menyusul nanti."
Nanti, yang entah kapan. Mungkin setelah dia siap dengan segala konsekuensi yang akan dia dapat nantinya. Mungkin nanti setelah hatinya mantap untuk bertemu Jinhwan. Mungkin nanti setelah Jinhwan mendapatkan orang baru agar dia tidak kelepasan untuk membenturkan bibir keduanya di tengah keramaian.
Mungkin nanti setelah dia tahu jika Felix maupun Changbin sudah mendingin.
Masih hangat dalam ingatan Chanwoo saat June pulang ke rumah dengan wajah yang penuh luka juga lebam. Chanwoo ingat betul saat itu dia sedang mengerjakan soal-soal latihan untuk masuk universitas saat pintu kamarnya terbuka dan menampilkan June dengan penampilan berantakan.
Chanwoo yang saat itu kepalang panik hanya bisa menangis melihat kondisi June. Untungnya June masih dalam kondisi setengah sadar dan menyarankan untuk menghubungi Jinhwan. Pada akhirnya dia menghubungi Jinhwan sambil berurai air mata.
"Chanwoo?"
Mendengar namanya disebut, Chanwoo buru-buru menoleh pada June.
"Kau melamun," ujar June. "Penerbanganmu sebentar lagi, sebaiknya kau masuk sekarang."
"Uh, okay." Dengan terburu Chanwoo berdiri dan menepuk-nepuk celananya tanpa alasan.
Meraih pegangan koper, Chanwoo menatap penuh pada June. "Hyung harus menyusul ke Australia. Jika tidak demi Jinhwan hyung, maka lakukanlah demi aku." Lalu dia menyeret kopernya berjalan menjauhi June yang masih mematung di tempatnya.
Chanwoo hanya tidak ingin mendengar jawaban yang menyakitkan dari June.
.
June tidak menyangka jika berselisih paham dengan salah satu bagian keluarga Seo akan semenyebalkan ini. Dari satu bulan lalu dia diteror oleh beberapa orang berbadan besar, awalnya mereka hanya mencegatnya dan memperingatkannya akan suatu hal, tapi lama kemudian mereka mulai memblokade jalannya dan memukulinya hingga dia nyaris tidak sadarkan diri.
![](https://img.wattpad.com/cover/220534930-288-k735132.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNHWAN - [Amore] SEGRETO[✔]
FanfictionJune dan Jinhwan terlibat dalam hubungan terlarang. Ketika hubungan keduanya berjalan semakin jauh, Yuwen mengetahui semuanya.