Jam menunjukkan pukul enam lewat dua puluh lima menit saat June berjalan menyusuri lorong sebuah gedung apartement. Setelah menemukan apa yang dia cari, laki-laki bertubuh tinggi itu segera menekan tombol. Menunggu hingga pintu besi itu terbuka sempurna.
Lift mulai naik setelah June menekan tombol angka enam belas. Tepat di lantai satu, pintu lift kembali terbuka. Seorang pelajar laki-laki masuk ke dalamnya. June tidak terlalu peduli, dia bahkan sibuk dengan ponselnya sekarang.
"June hyung, ya?"
June mendongak, menemukan pelajar laki-laki tadi sedang menatapnya dengan berbinar. "Bambam?" tanya June memastikan.
"Iya, hehe. Lama tidak bertemu, hyung." Yang disebut Bambam segera membungkuk singkat kemudian tersenyum lebar pada June yang membuat laki-laki itu balas tersenyum.
"Kau mau ke lantai berapa?"
"Enam belas hyung."
June mengangguk, kemudian pintu lift kembali tertutup. Menyisakan dua orang laki-laki berbeda usia. June yang sebenarnya tidak banyak bicara, mendadak sangat cerewet saat dihadapkan dengan Bambam. "Kau baru pulang sekolah?"
Di sampingnya Bambam terlihat mengangguk, "Iya hyung. Hari ini ada jam tambahan."
"Begitu, ya?" lagi, Bambam mengangguk. "Ah ya, Bam."
"Kenapa hyung?"
"Bagaimana Chanwoo di sekolah? Apa dia menjadi anak baik?"
"Iya. Chanwoo juga selalu mendapat nilai bagus. Hyung tidak perlu khawatir. Dia baik-baik saja." Bambam memamerkan deretan giginya sebagai penutup.
June balas tersenyum. Senang mendengar bahwa Chanwoo menjadi baik-baik saja setelah hari itu. Setidaknya sekarang Chanwoo tidak lagi mengungkit hal menyakitkan itu. Dia sudah bisa membangun tembok yang sangat kokoh dalam hidupnya sendiri. Dan June, bangga akan hal itu.
"Yugyeom hyung juga beberapa kali mengantar-jemputnya. Chanwoo jadi memiliki banyak teman sekarang."
Suara Bambam terus mengganggu kepalanya. Yugyeom. Satu nama yang akhir-akhir sering Chanwoo bicarakan namun tidak dia pedulikan. Kini, nama itu kembali disebutkan. Ternyata Chanwoo tidak berbohong perihal dia yang serng di jemput oleh Yugyeom.
Tapi memangnya kapan Chanwoo berbohong padanya?
■
Mark menyalakan rokok setelah sebelumnya menenggak vodka miliknya. "Tumben kau ke mari. Ada apa?"
Dentingan gelas bertemu meja kaca terdengar nyaring. June baru saja menyimpan gelas kosong bekas vodka yang baru saja dia minum. "Maaf menganggumu." Bukannya menjawab pertanyaan Mark, June justru meminta maaf yang sukses membuat Mark terkejut.
"Maaf karena aku selalu merepotkanmu. Tapi aku sudah tidak tahu lagi harus meminta tolong pada siapa. Tolong aku, Mark."
Mark menghisap rokoknya, walau terkesan tidak peduli tapi dia masih memasang telinganya baik-baik untuk mendengarkan semua keluh kesah June saat ini. "Kalau ini tentang penarikan saham karena permintaan Jinhwan, aku sudah bilang kan bahwa aku tidak akan sekekanakan Jinhwan? Kau aman, June. Tidak perlu cemas."
Mark ingat, sekitar tiga minggu yang lalu Jinhwan menelponnya di jam makan siang dan mengatakan untuk segera menarik semua saham yang dia tanam di perusahaan June. Dia yang memang saat itu sedang tidak dalam fokus yang bagus, hanya mengiyakan. Lalu setelah telpon diputus secara sepihak oleh Jinhwan, Mark baru menyadari bahwa dia baru saja membuat keputusan yang salah.
Dengan cepat dia akhirnya menghubungi Hanbin dan menceritakan semuanya. Dan yang dia dapat setelahnya adalah omelan Hanbin, kenapa dia begini lah, begitu lah. Dia dimarahi habis-habisan oleh pemuda yang sudah dia anggap sebagai adik sendiri. Dibentak seperti dia ini ketahuan mencuri ayam tetangga. Dan berakhir dengan desisan dari Hanbin pertanda dia sangat kesal saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNHWAN - [Amore] SEGRETO[✔]
FanfictionJune dan Jinhwan terlibat dalam hubungan terlarang. Ketika hubungan keduanya berjalan semakin jauh, Yuwen mengetahui semuanya.